BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Catu daya utama yaitu PLN sangat berpengaruh terhadap penyediaan energi listrik bagi masyarakat. Energi listrik dari PLN tidak selalu continue dalam penyalurannya. Suatu saat pasti terjadi pemadaman dari PLN. Suplai energi listrik sangat diperlukan oleh hotel dalam menjalankan perusahaannya. Hotel Siliwangi merupakan hotel bintang tiga yang memerlukan suplai listrik sangat besar. Di Hotel Siliwangi suplai energi listrik dicatu dari PLN dan genset. Tapi dalam instalasinya masih belum sesuai dengan peraturan yang ada dalam PUIL, sehingga perlu diadakan pembanahan-pembenahan menyangkut penggunaan genset sebagai penyuplai listrik cadangan.
Penyediaan energi listrik yang disuplai melalui sumber tenaga listrik PLN kadang terjadi pemadaman yang mendadak. Terkadang juga PLN akan mengkonfirmasikan sebelumnya jika terjadi pemadaman listrik. Jadi jika terjadi pemadaman aktivitas hotel akan berhenti saat itu juga. Di Hotel Siliwangi memerlukan energi listrik yang utama untuk penerangan ruangan-ruangan tertentu. Seperti: ruang front office, kamar-kamar tamu, department hotel, ruang lift, kitchen dan ruang boiler. Karena ruangan-ruangan ini penting untuk kegiatan yang terus berlangsung. Agar kapasitas daya genset yang diperlukan lebih kecil dan tidak terlalu tinggi biayanya. Berdasarkan hal diatas agar ruangan-ruangan tersebut tetap mendapat suplai energi listrik cadangan dan beberapa mesin beroperasi dibutuhkan genset. Suplai cadangan listrik sebagai back-up suplai cadangan utama yaitu generator set (genset).
1.2 Tujuan Penulisan
1.Menghitung daya yang diperlukan genset di Hotel Siliwangi
2.Menentukan rating pengaman yang digunakan terhadap beban-beban yang disuplai genset
3.Menentukan luas penampang penghantar yang digunakan terhadap beban-beban yang disuplai genset
4.Menentukan rating kontaktor yang digunakan terhadap beban-beban yang disuplai genset
1.3 Perumusan Masalah
Energi listrik sangat penting untuk menjalankan aktivitas. Hotel Siliwangi, untuk memenuhi energi listriknya hanya dari satu sumber listrik yaitu PLN Randugarut. Sehingga jika PLN padam, maka terjadi pemadaman total. Pada saat pemadaman total, ternyata suplai cadangan energi listrik yang diperlukan hanya untuk ruangan-ruangan tertentu dan beberapa mesin. Untuk itu, diperlukankan energi listrik cadangan. Energi listrik cadangan itu adalah genset. Dengan genset dapat memberikan energi cadangan untuk penerangan dan suplai ke beberapa mesin.
1.4 Pembatasan Masalah
Dalam Tugas Akhir ini dengan judul Perancangan Unit Instalasi Genset di Hotel Siliwangi, pembatasan masalahnya adalah merancang pemasangan daya genset berdasarkan beberapa beban yang memerlukan energi listrik cadangan.
1.5 Metodologi Penulisan
1.5.1 Studi Literatur
Penulis akan mencari literatur yang terkait dengan unit instalasi genset. Berdasarkan hal itu penulis akan menentukan spesifikasi teknis yang lebih rinci.
1.5.2 Studi Observasi
1.Pengamatan langsung ke lokasi.
2.Wawancara langsung dengan karyawan di Hotel Siliwangi yang berkaitan dengan pengumpulan data sehingga informasi dapat lebih jelas.
1.5.3 Perancangan
Dengan spesifikasi yang telah ditentukan, maka penulis akan melakukan rancangannya.
1.5.4 Analisa dan Evaluasi
Setelah perancangan, selanjutnya akan dianalisa yang dapat menghambat kinerja sistem. Dan perlu dilakukan evaluasi, agar sistem berjalan lancar.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sajarah Singkat Hotel Siliwangi
Hotel Siliwangi pada awalnya merupakan sebauh losmen yang bernama losmen Siliwangi, mulai dibangun pada tahun 1965. Pada tanggal 13 Februari 1966 bangunan tersebut selesai dan diresmikan sebagai losmen yang ada di Jln. Mgr. Soegiyopranoto no. 61 Semarang.
Pendiri losmen Siliwangi adalah Teddy William Hehuwat yang pada waktu itu beliau juga menjabat sebagai Direktur NV. ACTIVUM ( sekarang BKMP atau Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah ). Bidang usaha yang digeluti NV. ACTIVUM antar lain pemborong bangunan, perdagangan ekspor – impor, home industri dan perhotelan.
Pada awal 1974 NV. ACTIVUM tidak dapat mempertahankan semua bidang usahanya. Tiga usahanya dikatakan non aktif dan losmen Siliwangi berdiri lepas dari induknya. Situasi benar – benar berat sekali untuk mengembangkan losmen Siliwangi.
Pada bulan juli 1980 losmen Siliwangi dijual kepada bapak Widodo dari Surakarta. Pengelola losmen dipercayakan kepada bapak KolPol Purniawan R. Martoyo. Pengelola baru berusaha mengejar keterbelakangan losmen Siliwangi dengan tindakan – tindakan sebagai berikut:
1.Menertibkan serta mendisiplinkan karyawan
2.Mengadakn penataran – penataran bagi karyawan dalam bidang penerimaan pelayanan tamu
3.Merenovasi kamar, kamar mandi dan kloset dengan menggunakan porselin sehingga menjadi lebih menarik
4.Memperbanyak sheet, pillow chase, bed cover
5.Mengganti semua genting yang sudah tidak pantas untuk dipakai serta mengganti semua plesteran dinding
6.Mempercantik ruang bagian muka gedung sehingga lebih menarik
7.Mengganti seluruh anstalasi listrik dari 110 volt menjadi 220 volt
8.Membuat sumur bor untuk mencukupi kebutuhan air bagi konsumen
9.Menyediakan kipas angin, televisi dan lain sebagainya
Dikarenakan kondisi gedung dan peralatan yang sudahterlalu parah, maka usaha yang dicapai oleh bapak Widodo belum bisa memenuhi harapan, mka pada tahun 1982 losmen Siliwangi dijual untuk yang kedua kalinya dari bapak Widodo kepada bapak Sabar BS dari kota Surakarta. Sedangkan pengelola losmen masih tetap dipercayakan kepada bapak Martoyo.
Pada juli 1990 pengelola losmen Siliwangi diserahkan kepada bapak Triyono. Pada masa inilah losmen Siliwangi mulai menunjukkan adanya kemajuan dengan melaksanakan renovasi antara lain : mengganti kasur yang semula terbuat dari kapas dengan springbed, mengganti kipas angin dengan AC dan perlengkapan lainnya.
Dengan adanya pembaharuan tersebut tingkat hunian kamar semakin meningkat, maka pengurus losmen merencanakan untuk merenovasi secara total. Pda tanggal 3 Agustus 1997 pembangunan mulai dilaksanakan. Ditahun itu status losmen tersebut masih berstatus losmen A.
Pada 15 juli 1999 losmen Siliwangi diresmikan menjadi hotel berbintang tiga, serta mengangkat pimpinan baru yaitu bapak Drs. H. Imam Kamal, SH sampai sekarang .
2.2 Struktur Organisasi
Struktur organisaai adalah bagan yang menunjukan hubungan tanggungjawab dan wewenang yang ada pada sebuah instansi. Pada struktur oeganisasi tersebut dapat dlihat siapa yang bertabggungjawab kepada siapa hak dan wewenang apa yang melekat masing – masing tingkatan. Struktur organisasi dalam suatu hotel dapat dibuat secara sederhanamaupun komplek, tergantung dari besar kecilnya perhotelan.
2.3 Job Description
Job description Hotel Siliwangi Semarang sebagai berikut :
a.Manager
Tugas dan tanggungjawab :
Menangani dan bertanggungjawab penuh terhadap hotel
Mengawasi jalannya usah dan pengarahan kepada seluruh karyawan
Mengevaluasi jalannya usaha dan mengambil kebijaksanaan demi kepentingan usaha
b.Receptionist
Tugas dan tanggungjawab :
Menerima tamu yang akan menginap
Meminta kartu identitas tamu yang akan check in
Membuat daftar laporan tamu masuk dan keluar
Menerima pesanan kamar untuk tamu perorangan, rombongan, dan tamu penting
c.Kasir
Tugas dan tanggungjawab :
Menangani masalah keuangandi front office
Melayani pembayaran tamu
d.Room boy
Tugas dan tanggungjawab :
Membunyikan bel alarm
Mematikan lampu, AC, membuka tirai dan jendela
Clear up
Making bed, vacuming ( membersihkan karpet )
Mengecek semua kelengkapan dan hasil kerja
e.House Man
Tugas dan tanggungjawab :
Membersihkan semua furniture
Memberihakan seluruh ruangan baik kamar tamu maupun office manager serta kamar mandi
Membersihkan halaman dan taman termasuk merawat dan menyiram bunga
Kerjasama yang baik dengan bagian lain dan melaksanakan perintah atasan
f.Laundry
Tugas dan tanggung jawab :
Menerimacucian dari huose keeping
Membersihkan danmekipat dan merapikan semua cucian baik milik tamu maupun hotel
Membuat tagihan laundry untuk diserahkan kepada front office
g.Cook
Tugas dan tanggung jawab :
Memasak makanan untuk para tamu
Menyiapkan sarapan atau snack sesuai pesanan tamu
h.Waiters
Tugas dan tanggung jawab :
Melayani dan memberikan servis kepada tamu berdasarkan tata cara yang ditentukan
Memberikan daftar menu kepada tamu dan memberikan penjekasan yang diperlukan oleh tamu
Menulis pesanan dan order
Mengantar makanan pesanan tamu baik di restoran mapun ke kamar tamu
Membersihkan dan merapikan area hotel
i.Administrasi
Tugas dan tanggung jawab :
Memproses transaksi keuangan
Menghitung pendapatan penjualan kamar
Memelihara catatan keuangan
Memeriksa prosedur keuangan
Menyiapkan laporan keuangan
Menangani pembayaran gaji karyawan
j.Marketing
Tugas dan tanggung jawab :
Mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan lokal
Mempromosikan produk dan layanan kepada pelanggan
Mengatasi situasi konflik
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan penjualan
Mengkoordinasikan kegijtan pemasaran
Membangun dan melaksanakan hubungan bisnis
k.HRD
Tugas dan tanggung jawab :
Memonitor operasi pekerjaan
Melaksanakan prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan tempat kerja
Memiliki dan membuat daftar personil staff
Memonitor kinerja staff
Merekut dan memilih staff
Memimpin dan menangani orang
Menangani keragaman atau perbedaaan di tempat kerja
Menangani hubungan ditempat kerja
Membuat absensi
Membuat surat jalan untuk yang ditugaskan manager
Bekerjasama dengan semua departemen
Bersama membuat accounting menetapkan dan merencanakan gaji
l.Security
Tugas dan tanggungjawab :
Menjaga keamanan hotel baik secara internal maupun eksternal
Membina hubungan dengan aparat keamanan ( polisi )
m.Engineering
Tugas dan tanggung jawab :
Mengurusi perbaikan dan pemeliharaan peralatan hotel
Bertanggungjawab tentang masalah kelistrikan
Job description di hotel Siliwangi sangat berperan penting dalam melakukan kegiatan perhotelan. Pada department front office dibagi menjadi beberapa bagian yaitu receptionist, operator, dan chasier. Namun di hotel Siliwangi Semarang terdapat rangkap jabatan, selain sebagai penerima tamu receptionist juga bertugas sebagai operator dan chasier. Hal ini dilakukan untuk memperkecil biaya operasional hotel Siliwangi Semarang.
2.4 Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
Hotel Siliwangi mempunyai visi untuk menjadi jaringan usaha yang kompetitif, yang melayani kebutuhan golongan menengah akan sarana pembantu dalam melaksanan tugas kantor dan bisnis.
2. Misi
a.menciptakan suasana dan kondisi yang kondusif untuk hubungan bisnis dan pelaksanaan tugas kantor yang nyaman
b.memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan atau umum.
c.Melayani semua kebutuhan penginap
2.5 Cakupan Bidang Usaha
1. Jasa Layanan
a. Tipe Kamar
Hotel Siliwangi sebagai hotel berbintang tiga dengan fasilitas yang lengkap umumnya bergerak di bidang jasa, yaitu memberikan pelayanan dalam bentuk penyewaan kamar hotel, berikut fasilitasnya kepada tamu baik asing maupun domestik. Di dalam pengolahan data tamu, tipe-tipe kamar perlu kita bahas dahulu karena semua permasalahan dari sistem pengolahan data tamu berdasarkan tipe dan jumlah kamar yang disewa.
Hotel Siliwangi mempunyai 7 tipe kamar sebagai berikut
Tipe kamar Jumlah
Standart 21
Deluxe 9
Grand Deluxe 24
Suite 6
VIP I 1
VIP II 1
VIP III 2
b. Jumlah Penginap
Setiap kamar yang ada diisi 2 orang dan paling banyak 3 orang tapi kamar VIP. Bila tamu yang menginap melebihi batas maksimal maka disarankan menyawa kamar lagi.
c. Waktu Menginap
Para tamu yang akan check out diharuskan mengosongkan kamar sebelum jam 13.00, jika check out antara jam 13.00 – 18.00WIB dikenakan tambahan biaya sebesar 50% dan diatas jam 18.00 WIB dikenakan tambahan sewa kamar sebesar 100%.
LANDASAN TEORI
2.1 Generator
2.1.1 Pengertian Generator
Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik melalui proses induksi elektromagnetik. Generator ini memperoleh energi mekanis dari prime mover. Generator arus bolak-balik (AC) dikenal dengan sebutan alternator. Generator diharapkan dapat mensuplai tenaga listrik pada saat terjadi gangguan, dimana suplai tersebut digunakan untuk beban prioritas.
Sedangkan genset (generator set) merupakan bagian dari generator. Genset merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Genset atau sistem generator penyaluran adalah suatu generator listrik yang terdiri dari panel, berenergi solar dan terdapat kincir angin yang ditempatkan pada suatu tempat. Genset dapat digunakan sebagai sistem cadangan listrik atau "off-grid" (sumber daya yang tergantung atas kebutuhan pemakai). Genset sering digunakan oleh rumah sakit dan industri yang mempercayakan sumber daya yang mantap, seperti halnya area pedesaan yang tidak ada akses untuk secara komersial menghasilkan listrik.
Generator terpasang satu poros dengan motor diesel, yang biasanya menggunakan generator sinkron (alternator) pada pembangkitan. Generator sinkron terdiri dari dua bagian utama yaitu: sistem medan magnet dan jangkar. Generator ini kapasitasnya besar, medan magnetnya berputar karena terletak pada rotor. Konstruksi generator AC adalah sebagai berikut:
1.Rangka stator
Terbuat dari besi tuang, rangka stator maerupakan rumah dari bagian-bagian generator yang lain.
2.Stator
Stator memiliki alur-alur sebagai tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan stator berfungsi sebagai tempat GGL induksi.
3.Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar, pada bagian ini terdapat kutub-kutub magnet dengan lilitannya yang dialiri arus searah, melewati cincin geser dan sikat-sikat.
4.Cincin geser
Terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang yang dipasang pada poros dengan memakai bahan isolasi. Slip ring ini berputar bersama-sama dengan poros dan rotor.
5.Generator penguat
Generator penguat merupakan generator arus searah yang dipakai sebagai sumber arus.
Pada umumnya generator AC ini dibuat sedemikian rupa, sehingga lilitan tempat terjadinya GGL induksi tidak bergerak, sedangkan kutub-kutub akan menimbulkan medan magnet berputar. Generator itu disebut dengan generator berkutub dalam, dapat dilihat pada gambar berikut.
Keuntungan generator kutub dalam bahwa untuk mengambil arus tidak dibutuhkan cincin geser dan sikat arang. Karena lilitan-lilitan tempat terjadinya GGL itu tidak berputar. Generator sinkron sangat cocok untuk mesin-mesin dengan tegangan tinggi dan arus yang besar.
Secara umum kutub magnet generator sinkron dibedakan atas:
1.Kutub magnet dengan bagian kutub yang menonjol (salient pole). Konstruksi seperti ini digunakan untuk putaran rendah, dengan jumlah kutub yang banyak. Diameter rotornya besar dan berporos pendek.
2.Kutub magnet dengan bagian kutub yang tidak menonjol (non salient pole). Konstruksi seperti ini digunakan untuk putaran tinggi (1500 rpm atau 3000 rpm), dengan jumlah kutub yang sedikit. Kira-kira 2/3 dari seluruh permukaan rotor dibuat alur-alur untuk tempat lilitan penguat. Yang 1/3 bagian lagi merupakan bagian yang utuh, yang berfungsi sebagai inti kutub.
2.1.2 Cara Kerja Generator
Prinsip kerja dari generator sesuai dengan hukum Lens, yaitu arus listrik yang diberikan pada stator akan menimbulkan momen elektromagnetik yang bersifat melawan putaran rotor sehingga menimbulkan EMF pada kumparan rotor. Tegangan EMF ini akan menghasilkan suatu arus jangkar. Jadi diesel sebagai prime mover akan memutar rotor generator, kemudian rotor diberi eksitasi agar menimbulkan medan magnet yang berpotongan dengan konduktor pada stator dan menghasilkan tegangan pada stator. Karena ada dua kutub yang berbeda, utara dan selatan, maka tegangan yang dihasilkan pada stator adalah tegangan bolak-balik. Besarnya tegangan induksi memenuhi persamaan:
E = Kd . Ks ω Ф . p .g . Nc
E = 4,44 . Kd . Ks . f .Ф. p. g. Nc
Dimana:
E = Ggl yang dibangkitkan (volt) Kd = faktor kisar lilitan
ω = kecepatan sudut dari rotor (rad/second) f = frekuensi (hertz)
Ф = fluks medan magnet Nc = jumlah lilitan
g = jumlah kumparan per pasang kutub per pasa
Generator AC bekerja dengan prinsip induksi elektromagnetik. Generator AC terdiri dari stator yang merupakan elemen diam dan rotor yang merupakan elemen berputar dan terdiri dari belitan-belitan medan. Pada generator AC jangkamya diam sedangkan medan utamanya berputar dan lilitan jangkarnya dihubungkan dengan dua cincin geser.
2.2 Mesin Diesel
2.2.1 Pengertian Mesin Diesel
Mesin diesel termasuk mesin dengan pembakaran dalam atau disebut dengan motor bakar ditinjau dari cara memperoleh energi termalnya. Untuk membangkitkan listrik sebuah mesin diesel menggunakan generator dengan sistem penggerak tenaga disel atau yang biasa dikenal dengan sebutan Genset (Generator Set).
Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai Prime Mover:
Design dan instalasi sederhana
Auxilary equipment sederhana
Waktu pembebanan relatif singkat
Konsumsi bahan bakar relatif murah dan hemat
Kerugian pemakaian mesin diesel sebagai Prime Mover
Berat mesin sangat berat karena harus dapat menahan getaran serta kompresi yang tinggi.
Starting awal berat, karena kompresinya tinggi yaitu sekitar 200 bar.
Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya makin besar pula, hal tersebut menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya sangat besar.
Ada 2 komponen utama dalam genset yaitu:
1.Prime mover atau pengerak mula, dalam hal ini mesin diesel/engine.
2.Generator.
2.2.2 Cara Kerja Mesin Diesel
Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator. Pada mesin diesel/engine terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya berdasarkan udara murni yang dimampatkan di dalam silinder pada tekanan yang tinggi (± 30 arm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bertemperatur dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga akan menyala secara otomatis.
Pada mesin diesel penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan pada tekanan yang konstan. Pada mesin diesel, piston melakukan 2 langkah pendek menuju kepala silinder pada setiap langkah daya.
1.Langkah ke atas yang pertama merupakan langkah pemasukan dan penghisapan, di sini udara dan bahan bakar masuk sedangkan poros engkol berputar ke bawah.
2.Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol terus berputar menyebabkan torak naik dan menekan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran. Kedua proses ini (1 dan 2) termasuk proses pembakaran.
3.Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, di sini kedua katup yaitu katup isap dan buang tertutup sedangkan poros engkol terus berputar dan menarik kembali torak ke bawah.
4.Langkah keempat merupakan langkah pembuangan, disini katup buang terbuka dan menyebabkan gas akibat sisa pembakaran terbuang keluar. Gas dapat keluar karena pada proses keempat ini torak kembali bergerak naik keatas dan menyebabkan gas dapat keluar. Kedua proses terakhir ini (3 dan 4) termasuk proses pembuangan.
5.Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya akan mengulang kembali proses yang pertama, dimana udara dan bahan bakar masuk kembali.
Berdasarkan kecepatan proses diatas maka mesin diesel dapat digolongkan menjadi 3 bagian, maka:
1.Diesel kecepatan rendah (n < 400 rpm)
2.Diesel kecepatan menengah (400 - 1000 rpm)
3.Diesel kecepatan tinggi (n >1000 rpm)
Sistem starting adalah proses untuk menghidupkan/menjalankan mesin diesel.
Ada 3 macam sistem starting yaitu:
1.Sistem start manual
Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya yang relatif kecil yaitu < 30 PK. Cara untuk menghidupkan mesin diesel pada sistem ini adalah dengan menggunakan penggerak engkol start pada poros engkol atau poros hubung yang akan digerakkan oleh tenaga manusia. Jadi sistem start ini sangat bergantung pada faktor manusia sebagai operatornya.
2.Sistem start elektrik
Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang yaitu < 500 PK. Sistem ini menggunakan motor DC dengan suplai listrik dari baterai/accu 12 atau 24 volt untuk menstart diesel. Saat start, motor DC mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran tertentu. Baterai atau accu yang dipakai harus dapat dipakai untuk menstart sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali, karena arus start yang dibutuhkan motor DC cukup besar maka dipakai dinamo yang berfungsi sebagai generator DC. Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat bantu berupa battery charger dan pengaman tegangan. Pada saat diesel tidak bekerja maka battery charger mendapat suplai listrik dari PLN, sedangkan pada saat diesel bekerja maka suplai dari battery charger didapat dari generator. Fungsi dari pengaman tegangan adalah untuk memonitor tegangan baterai atau accu. Sehingga apabila tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai 12/24 volt, yang merupakan tegangan standarnya, maka hubungan antara battery charger dengan baterai atau accu akan diputus oleh pengaman tegangan.
3.Sistem start kompresi
Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar yaitu > 500 PK. Sistem ini memakai motor dengan udara bertekanan tinggi untuk start dari mesin diesel. Cara kerjanya yaitu dengan menyimpan udara ke dalam suatu botol udara. Kemudian udara tersebut dikompresi sehingga menjadi udara panas dan bahan bakar solar dimasukkan ke dalam Fuel Injection Pump serta disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi. Akibatnya akan terjadi pengkabutan dan pembakaran di ruang bakar. Pada saat tekanan di dalam tabung turun sampai batas minimum yang ditentukan, maka kompressor akan secara otomatis menaikkan tekanan udara di dalam tabung hingga tekanan dalam tabung mencukupi dan siap dipakai untuk melakukan starting mesin diesel.
2.3 AMF (Automatic Main Failure) dan ATS (Automatic Transfer Switch)
2.3.1 Pengertian AMF dan ATS
AMF merupakan alat yang berfungsi menurunkan downtime dan meningkatkan keandalan sistem catu daya listrik. AMF dapat mengendalikan transfer Circuit Breaker (CB) atau alat sejenis, dari catu daya utama (PLN) ke catu daya cadangan (genset) dan sebaliknya. Dan ATS merupakan pelengkap dari AMF dan bekerja secara bersama-sama.
2.3.2 Cara Kerja AMF dan ATS
Automatic Main Failure (AMF) dapat mengendalikan transfer suatu alat dari suplai utama ke suplai cadangan atau dari suplai cadangan ke suplai utama. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan digambarkan dengan blok diagram proses kerja AMF dan ATS.
Catu daya utama (PLN) tidak selalu menyalurkan energi listriknya, kadang mengalami gangguan. AMF akan beroperasi saat catu daya utama (PLN) padam dengan mengatur catu daya cadangan (genset). Sumber listrik dari PLN saat beroperasi tegangannya naik turun. Kira-kira 10% dari tegangan nominalnya atau hilang. Sehingga sinyal gangguan akan masuk ke AMF pada pemrosesan, sinyal diolah menghasilkan perintah ke penggerak dapat berupa pemutusan kedua catu daya yang sedang beroperasi dengan sistem saling mengunci (interlock). AMF dapat mengatur genset beroperasi jika PLN mati dan memutuskan genset jika PLN hidup lagi.
2.4 Baterai dan Battery Charger
Alat yang memiliki sumber energi kimia yang dapat menghasilkan energi listrik disebut dengan electric cell (sel listrik). Dan ketika beberapa sel listrik tersebut dihubungkan secara elektrik akan menjadi baterai. Baterai ini terdiri dari elektoda dan elektrolit. Elektroda berbentuk pelat (lapisan, sedangkan elektrolit berbentuk larutan). Ketika elektoda dihubungkan dengan suatu konduktor akan terjadi pergerakan arus dalam elektrolit tersebut. Elektoda ini ada dua macam yaitu katoda dan anoda. Katoda adalah elektoda negatif berfungsi sebagai pemberi elektron dan elektrolit. Anoda adalah elektoda positif berfungsi sebagai penerima elektron.
Battery charger ini biasanya sebagai charger yaitu alat ini mendapat suplai listrik dari sumber PLN atau dari generator itu sendiri. Battery charger untuk mengisienergi listrik ke accu. Accu ini biasanya berkapasitas 12/24 V, maka battery charger ini harus dapat mengisi accu sampai kapasitas tersebut. Accu ini digunakan untuk menstart motor dc yang akan menggerakkan generator. Battery charger ini akan mengisi accu atau baterai sebesar 12/24 V yang digunakan untuk menstart genset. Supalai dapat dari PLN atau generator itu sendiri.
Beterai yang dialiri listrik akan terjadi pergerakan molekul dalam elektrolit. Pada saat sel baterai timah hitam tidak dibebani yang berisi larutan elektrolit berupa H2SO4 dalam sel baterai. Maka H2SO4 akan terurai menjadi ion positif (2H+ ) dan ion negatif (SO4-). Reaksinya sebagai berikut :
H2SO4 2H+ + SO4-
Sedangkan pada saat sel baterai dibebani maka ion negatif SO4- katoda yaitu pelat timah murni (Pb). Ion tersebut dan katoda akan bereaksi menjadi timah sulfat (PbSO4) yang melepaskan dua elektron. Dan ion hidrogen (H+) akan bereaksi dengan pelat timah peroksida (PbO3) sebagai anoda menjadi timah sulfat (PbSO4) yang melepaskan dua elektron, lalu bersenyawa dengan satu atom hidrogen yang membentuk molekul air H2O. Reaksinya sebagai berikut.
PbO2 + Pb + 2H2SO4 PbSO4 + 2H2O
2.5 Pengaman untuk Peralatan
2.5.1 Sekering
Pengertian Sekering
Sekering sering disebut juga dengan pengaman lebur atau fuse. Fungsi sekering adalah mengamankan peralatan atau instalasi listrik dari gangguan hubung singkat. Dalam pemasangannya, sekering dihubungkan pada hantaran phasa yang tidak diketanahkan (R, S, T). Pengaman lebur ini mempunyai karakteristik pemutusan lebih cepat dibandingkan dengan MCB. Pengaman ini hanya dapat dipakai satu kali dan tidak bisa dioperasikan kembali.
Jenis-Jenis Sekering
1.Berdasarkan dari cara pemutusannya, sekering dibagi menjadi dua macam yaitu sekering patron lebur dan sekering otomat.
Warna kode yang digunakan untuk menandai patron lebur dengan kapasitas maksimum menghantarkan arus sebagai berikut:
Tabel 2.1 Kode warna sekering
Gambar 2.6 Konstruksi sekering patron lebur dengan warna kode merah dan hijau
2. Berdasarkan bentuk fisiknya, sekering tegangan rendah terdiri atas:
1.Tipe Ulir
Sekering jenis ini merupakan sekering dengan kapasitas pemutusan rendah yang terdiri atas 2 model yaitu:
Tipe D (diazed) memiliki bentuk fisik seperti gallon air mineral berdimensi kecil yang terbuat dari bahan keramik. Bagian dasar dan atas sekering terbuat dari bahan logam yang berfungsi sebagai penyalur arus. Dalam penggunaannya, sekering diazed selalu dilengkapi komponen lainnya seperti rumah sekering (fuse holder), adaptor dan tutupnya (fuse cap).
Tipe DO (neozed) memiliki bentuk fisik seperti Tipe D dengan bentuk yang menyerupai botol susu berukuran mini. Gawai tersebut dapat mengamankan gangguan arus hubung singkat dan beban lebih pada kabel atau jaringan.
Tabel 2.2 Klasifikasi pengaman lebur tipe ulir
Penggolongan sekering diazed dan neozed berdasarkan faktor peleburan dan
penggunaanya adalah:
a. Kelas g (faktor peleburan kecil)
b. Kelas a (faktor peleburan besar)
Sedangkan penggolongan menurut IEC.
a. Kelas gl = Untuk perlindungan arus kerja kurang dari 100 A
b. Kelas gll = Untuk perlindugan arus kerja 100 A atau lebih
2.Tipe pisau
Sekering jenis ini merupakan sekering dengan kapasitas pemutusan tinggi. Memiliki bentuk kotak atau bulat berbahan keramik dengan pisau kotak pada kedua ujungnya.
3.Tipe tabung
Sekering tabung merupakan pengaman lebur dengan kapasitas pemutusan yang variatif mulai yang tinggi sampai yang rendah.
4.Berdasarkan waktu kerjanya, sekering dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
Sekering dengan aksi cepat, dengan simbol F
Sekering dengan aksi lambat, dengan simbol T
Cara kerja sekering
Sekering adalah pengaman lebur yang fungsinya untuk mengamankan instalasi dari gangguan hubung singkat. Jika suatu sekering dilewati arus di atas arus kerjanya, maka pada waktu tertentu sekering tersebut akan lebur (putus). Besarnya arus yang dapat meleburkan suatu sekering dalam waktu 4 jam dibagi arus kerja disebut faktor peleburan berkisar 1 hingga 1,5.
Karakteristik sekering
Karakteristik sekering menunjukan hubungan antara arus dan waktu putus berbanding terbalik, artinya bila arus yang melalui patron lebur makin besar maka waktu pemutusann semakin singkat, sehingga patron lebur ini merupakan gawai proteksi arus lebih ( GPAL ) dengan karakteristik waktu terbalik (invers).
Arus penguat sebuah pengaman lebur tidak sama dengan arus yang menyebabkan pengaman putus. Sebuah proteksi harus dapat dibebani dengan arus nominalnya secara kontinyu tanpa batas waktu. Arus nominalnya kira-kira 70 % dari batas arus maksimalnya (Ig). Kalau dibebani dengan batas ini terus-menerus lama-kelamaan pengaman akan putus.
2.5.2 MCB
Pengertian MCB
MCB sering disebut juga pengaman otomatis. Pengaman otomatis ini memutuskan sirkit secara otomatis apabila arusnya melebihi setting dari MCB tersebut. Pengaman otomatis dapat langsung dioperasikan kembali setelah mengalami pemutusan (trip) akibat adanya gangguan arus hubung singkat dan beban lebih.
Jenis-Jenis MCB
Berdasarkan waktu pemutusannya, pengaman-pengaman otomatis dapat terbagi atas Otomat-L, Otoma-H, dan Otomat-G.
1.Otomat-L (Untuk Hantaran)
Pada Otomat jenis ini pengaman termisnya disesuaikan dengan meningkatnya suhu hantaran. Apabila terjadi beban lebih dan suhu hantarannya melebihi suatu nilai tertentu, elemen dwi logamnya akan memutuskan arusnya. Kalau terjadi hubung singkat, arusnya diputuskan oleh pengaman elekromagnetiknya. Untuk arus bolak-balik yang sama dengan 4 In-6 In dan arus searah yang sama dengan 8 In pemutusan arusnya berlangsug dalam waktu 0.2 sekon.
2.Otomat-H (Untuk Instalasi Rumah)
Secara termis jenis ini sama dengan Otomat-L. Tetapi pengaman elektromagnetiknya memutuskan dalam waktu 0,2 sekon, jika arusnya sama dengan 2,5 In–3 In untuk arus bolak-balik atau sama dengan 4 In untuk arus searah. Jenis Otomat ini digunakan untuk instalasi rumah. Pada instalasi rumah, arus gangguan yang rendah pun harus diputuskan dengan cepat. Jadi kalau terjadi gangguan tanah, bagian-bagian yang terbuat dari logam tidak akan lama bertegangan.
3.Otomat-G Jenis
Otomat ini digunakan untuk mengamankan motor-motor listrik kecil untuk arus bolak-balik atau arus searah, alat-alat listrik dan juga rangkaian akhir besar untuk enerangan, misalnya penerangan pabrik. Pengaman elektromagnetiknya berfungsi pada 8 In-11 In untuk arus bolak-balik atau pada 14 In untuk arus searah. Kontak-kontak sakelarnya dan ruang pemadam busur apinya memiliki konstruksi khusus. Karena itu jenis Otomat ini dapat memutuskan arus hubung singkat yang besar, yaitu hingga 1500 A.
Keterangan gambar (b) :
1. Tuas Operasi Strip 5. Bimetal
2. Aktuator Mekanis 6. Sekrup Kalibrasi
3. Kontak Bergerak 7. Kumparan magnetis
4. Terminal Bawah 8. Ruang busur api
Cara kerja MCB
1.Thermis; prinsip kerjanya berdasarkan pada pemuaian atau pemutusan dua jenis logam yang koefisien jenisnya berbeda. Kedua jenis logam tersebut dilas jadi satu keping (bimetal) dan dihubungkan dengan kawat arus. Jika arus yang melalui bimetal tersebut melebihi arus nominal yang diperkenankan maka bimetal tersebut akan melengkung dan memutuskan aliran listrik.
2.Magnetik; prinsip kerjanya adalah memanfaatkan arus hubung singkat yang cukup besar untuk menarik sakelar mekanik dengan prinsip induksi elektromagnetis. Semakin besar arus hubung singkat, maka semakin besar gaya yang menggerakkan sakelar tersebut sehingga lebih cepat memutuskan rangkaian listrik dan gagang operasi akan kembali ke posisi off. Busur api yang terjadi masuk ke dalam ruangan yang berbentuk pelat-pelat, tempat busur api dipisahkan, didinginkan dan dipadamkan dengan cepat.
2.5.3 MCCB
MCCB atau Moulded Case Circuit Breaker adalah alat pengaman yang berfungsi sebagai pengamanan terhadap arus hubung singkat dan arus beban lebih. MCCB memiliki rating arus yang relatif tinggi dan dapat disetting sesuai kebutuhan. Spesifikasi MCCB pada umumnya dibagi dalam 3 parameter operasi yang terdiri dari:
Ue (tegangan kerja), spesifikasi standar MCCB digambarkan sebagai berikut:
Ue = 250 V dan 660 V
Ie (arus kerja), spesifikasi standar MCCB digambarkan sebagai berikut:
Ie = 40 A-2500 A
Icn (kapasitas arus pemutusan), spesifikasi standar MCCB digambarkan sebagai berikut:
Icn = 12 kA-200 kA
2.5.4TOLR
Pengertian TOLR
Thermal Over Load Relay (TOLR) adalah suatu pengaman beban lebih menurut PUIL 2000 bagian 5.5.4.1 yaitu proteksi beban lebih (arus lebih) dimaksudkan untuk melindungi motor dan perlengkapan kendali motor, terhadap pemanasan berlebihan sebagai akibat beban lebih atau sebagai akibat motor tak dapat diasut. Beban lebih atau arus lebih pada waktu motor berjalan bila bertahan cukup lama akan mengakibatkan kerusakan atau pemanasan yang berbahaya pada motor tersebut.
TOLR memiliki rating yang berbeda-beda tergantung dari kebutuhan biasanya tiap-tiap TOLR batas ratingnya dapat diatur.
Cara kerja TOLR
TOLR pada prinsipnya terdiri dari 2 buah macam logam yang berbeda tingkat pemuaian yang ber beda pula. Kedua logam tersebut dilekatkan menjadi satu yang disebut bimetal. Apabila bimetal tersebut dipanasi maka akan membengkak karena perbedaan tingkat pemuaian kedua logamnya. Bimetal tersebut diletakan didekat sebuah elemen pemanas yang dilalui oleh arus menuju beban ujung yang satu dipasang tetap sedangkan yang lainnya dipasang bebas bergerak dan membengkok dan dapat membukakan kontak-kontaknya dengan demikian rangkaian beban atau motor akan terputus.
Besarnya arus yang diperlukan untuk mengerjakan bimetal sebanding dengan besarnya arus yang diperlukan untuk membuat alat pengaman terputus.
Di dalam penggunaanya sesuai dengan PUIL 2000 pasal 5.5.4.3 bahwa gawai proteksi beban lebih yang digunakan adalah tidak bolehh mempunyai nlai pengenal, atau disetel pada nilai yang lebih tinggi dari yang diperlukan untuk mengasut motor pada beban penuh. Oleh karena itu, waktu tunda gawai proteksi beban lebih tersebut tidak boleh lebih lama dari yang diperlukan untuk memungkinkan motor diasut dan dipercepat pada beban penuh.
2.6 Sakelar
2.6.1 Sakelar Mekanis
Sakelar sebagai penghubung dan pemutus arus listrik. Dalam instalasi listrik, penghubung dan pemutus arus listrik secara manual disebut dengan sakelar mekanis diantaranya sakelar togel (toggle swich).
Beberapa jenis sakelar togel antara lain:
1.Sakelar SPST (Single Pole Single Throw Switch), merupakan sakelar togel yang terdiri dari satu kutub dengan satu arah, yaitu sebagai pemutus dan
2.penghubung saja. Sakelar ini hanya digunakan pada motor dengan daya > 1 HP.
3.Sakelar SPDT (Single Pole Double Throw Switch), merupakan sakelar yang terdiri dari satu kutub dengan dua arah hubungan. Sakelar ini dapat bekerja sebagai penukar. Dalam pemutusan dan menghubungkan hanya bagian kutub positif atau fasanya saja.
4.Sakelar DPST (Double Pole Single Throw Switch), merupakan sakelar yang terdiri dari dua kutub dengan satu arah. Jadi hanya dapat menghubung dan memutus saja. Untuk jenis konstruksi putar jenis sakelar ini banyak dijumpai pada kotak sekering instalasi rumah (panel hubung bagi yang paling sederhana).
5.Sakelar DPDT (Double Pole Double Throw Switch), merupakan sakelar yang terdiri dari dua kutub dengan dua arah. Sakelar jenis ini dapat digunakan sebagai penukar. Pada instalai motor dapat digunakan sebagai pembalik putaran motor arus arus searah dan dan motor satu fasa. Juga dapat digunakan sebagai pelayanan dua sumber tegangan pada satu motor.
6.Sakelar TPST (Three Pole Single Trhow Switch), merupakan sakelar dengan satu arah pelayanan. Digunakan untuk motor 3 fasa atau system 3 fasa lainnya.
7.Sakelar TPDT (Three Pole Double Trhow Switch), merupakan sakelar dengan tiga kutub yang dapat bekerja kedua arah. Sakelar ini digunakan pada instalasi motor tiga fasa atau system tiga fasa lainnya. Juga dapat digunakan sebagai pembalik putar motor 3 fasa, layanan motor 3 fasa dari dua sumber dan juga sebagai starter bintang segitiga yang sangat sederhana.
2.6.2 Kontaktor
Kontaktor adalah gawai elektromekanik yang dapat berfungsi sebagai penyambung dan pemutus rangkaian, yang dapat dikendalikan dari jarak jauh pergerakan kontak-kontaknya terjadi karena adanya gaya elektromagnet. Kontaktor magnet merupakan sakelar yang bekerja berdasarkan kemagnetan, artinya bekerja bila ada gaya kemagnetan. Magnet berfungsi sebagai penarik dan pelepas kontak-kontak. Arus kerja normal adalah arus yang mengalir selama pemutaran tidak terjadi. Kumparan/belitan magnet (coil) suatu kontaktor magnet dirancang untuk arus searah (DC) saja atau arus bolak-balik (AC) saja.
Bila kontaktor untuk arus searah digunakan pada arus bolak-balik, maka kemagnetannya akan timbul dan hilang setiapa saat mengikuti bentuk gelombang arus bolak-balik. Sebaliknya jika kontaktor yang dirancang untuk arus bolak-balik digunakan pada arus searah, maka pada kumparan itu tidak timbul induksi listrik, sehingga kumparan menjadi panas. Jadi kontaktor yang dirancang untuk arus searah, digunakan untuk arus searah saja. Juga untuk arus bolak-balik.
Umumnya kontaktor magnet akan bekerja normal bila tegangannya mencapai 85% tegangan kerjanya, bila tegangan turun kontaktor akan bergetar. Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan arusnya.
Kontak-kontak pada kontaktor ada dua macam yaitu kontak utama dan kontak bantu. Sedangkan menurut kerjanya, kontak-kontak dibedakan menjadi dua yaitu Normally Open (NO) dan Normally Close (NC).
Kontak NO adalah pada saat kontaktor tidak mendapat masukan listrik kontak terbuka, sedangkan pada saat kontaktor mendapat masukan listrik maka kontak akan tertutup. Sedangkan kontak NC adalah pada saat kontaktor tidak mendapat masukan listrik, kontak tertutup sedangkan pada saat kontaktor mendapat masukan listrik kontak terbuka.
Penandaan kontak-kontak mempunyai aturan sebagai berikut:
Penomoran kontak utama adalah 1, 3, 5 dan 2, 4, 6.
Penomoran kontak bantu adalah
a. *1 - *2 untuk NC, contoh 11-12, 21-22, 31-32 dan seterusnya.
b. *3 - *4 untuk NO, contoh 13-14, 23-24, 33-34 dan seterusnya.
Kode terminasi kontaktor
A dan B : terminal koil kontaktor
1, 3, 5 : terminal kontak utama (input)
2, 4, 6 : terminal kontak utama (output)
31, 41 : terminal kontak bantu NC (input)
32, 42 : terminal kontak antu NC (output)
13, 23 : terminal kontak bantu NO (input)
14, 24 : terminal kontak bantu NO (output)
2.7 Perlengkapan Instalasi Tenaga
2.7.1 Penghantar
Penghantar yang digunakan adalah berupa kabel yang memiliki bermacam-macam jenisnya. Penghantar untuk instalasi lisrik telah diatur dalam PUIL 2000. Menurut PUIL 2000 pasal 7.1.1 Persyaratan umum penghantar, bahwa “semua penghantar yang digunakan harus dibuat dari bahan yang memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan penggunaannya, serta telah diperiksa dan diuji menurut standar penghantar yang dikeluarkan atau diakui oleh instansi yang berwenang.”
Jenis Penghantar
Dilihat dari jenisnya penghantar dibedakan menjadi:
Kabel instalasi
Kabel instalasi ini digunakan untuk instalasi penerangan, jenis kabel yang banyak digunakan untuk instalasi rumah tinggal yang pemasangannya tetap yaitu NYA dan NYM.
Kabel tanah
Terdapat dua jenis kabel tanah yaitu :
a.Kabel tanah termoplastik tanpa perisai
b.Kabel tanah bthermoplastik berperisai
Kabel Fleksibel
Kode Pengenal Kabel
Huruf Kode Komponen
N Kabel jenis standar dengan tembaga sebagai penghantar
NA Kabel jenis standar dengan aluminium sebagai penghanar
Y Isolasi PVC
re Penghantar padat bulat
M Selubung PVC
A Kawat Berisolasi
rm Penghantar bulat berkawat banyak
se Penghantar padat bentuk sektor
sm Penghantar dipilin bentuk sektor
-1 Kabel dengan sistem pengenal warna urat dengan hijau-kuning
-0 Kabel dengan sistem pengenal warna urat tanpa hijau-kuning.
2.7.2 Pemilihan Luas Penampang Penghantar
Pemilihan luas penampang penghantar harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
1.Kemampuan Hantar Arus (KHA)
Menurut PUIL 2000 pasal 5.5.3.1 bahwa “penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125% arus pengenal beban penuh.”
Untuk Arus Searah : In = P/V (A)
Untuk Arus Bolak-balik Satu Fasa: In = P/(V.Cos φ) (A) .V.Cos φ) (A)
Untuk Arus Bolak-balik tiga Fasa: In = P/(√3 V. Cos φ )(A)
KHA = 125% X In
Dimana: I = Arus Nominal Beban Penuh (A)
P = Daya Aktif (W)
V = Tegangan (V)
Cos f = Faktor Daya
2.Drop Voltage
Drop voltage atau disebut dengan susut tegangan merupakan perbedaan antara tegangan sumber dengan tegangan di beban, karena tegangan di beban tidak sama dengan tegangan sumber yaitu tegangan di beban lebih kecil dari tegangan sumber, dapat disebabkan oleh factor arus dan impedansi saluran.
3.Sifat Lingkungan
Sifat lingkungan merupakan kondisi dimana penghantar itu dipasang. Faktor-faktor berikut harus diperhatikan:
Penghantar dapat dipasang atau ditanam dalam tanah dengan memperhatikan kondisi tanah yang basah, kering atau lembab. Itu akan berhubungan dengan pertimbangan bahan isolasi penghantar yang digunakan.
Suhu lingkungan seperti suhu kamar dan suhu tinggi, penghantar yang digunakan akan berbeda.
Kekuatan mekanis, misalnya: pemasangan penghantar di jalan raya berbeda dengan di dalam ruangan atau tempat tinggal. Penghantar yang terkena beban mekanis, harus dipasang di dalam pipa baja atau pipa beton sebagai pelindungnya.
4.Kemungkinan Lainnya
Kemungkinan lainnnya merupakan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Seperti penambahan beban yang akan mengacu pada kenaikan arus beban sehingga perhitungan KHA penghantar untuk memilih luas penampang penghantar akan berbeda. Drop tegangan maksimum yang diizinkan adalah dua persen untuk penerangan dan lima persen untuk instalasi daya.
BAB III
DATA, PERANCANGAN DAN ANALISA
3.1 Data
3.1.1 Data Total Load Actual Pengukuran Panel Distribusi yang akan Disuplai Genset
Data total load actual merupakan data pengukuran puncak beban yang terjadi setiap harinya. Data ini didapat dari pengukuran pada jam 09.00 WIB. Karena pada jam ini beban puncak terjadi. Di sini data diambil berdasar load actual. Load actual adalah pengukuran besar beban yang terjadi. Besar beban diukur pada masing-masing panel distribusi.
Tabel 3.1 Total Load Actual dari LVMDP 1 (Transformer 1)
3.2 Perancangan
3.2.1 Deskripsi Perancangan
Dalam perancangan ini, penulis akan merancang genset dengan penentuan daya genset berdasar beban maksimum yang terukur pada jam 09.00 WIB di hotel Siliwangi. Karena permintaan dari perusahaan tersebut, besarnya daya genset yang digunakan berdasar beban maksimum terukur dari setiap panel distribusi. Dan catu daya cadangan atau genset hanya digunakan untuk mensuplai beberapa panel distribusi.
LVMDP 1, terdiri dari panel distribusi.
1.LP. Office
2.LP. Production 1
3.LP. Production 2
4.LP. Production 3
5.LP. Guard House
6.P-Mcc Pump
LVMDP 2, terdiri dari panel distribusi.
1.PP-PM-5
2.P-Mcc Boiler
3.P-Comp. 200 V (Mc. 3, 4, 5)
Perancangannya menggunakan dua genset untuk dua LVMDP. Pada LVMDP 1 tegangan yang digunakan adalah 380/220 V, maka perancangan tegangan genset yang digunakan sebesar 380/220 V. Sedangkan LVMDP 2 tegangan yang digunakan adalah 200 V, maka perancangan tegangan genset yang digunakan sebesar 220/127 V.
3.2.2 Menentukan Daya yang Digunakan Genset
Daya yang digunakan genset dapat kita tentukan dengan:
a.Menghitung daya yang digunakan dari suplai dan cabang
b.Menaksirkan beban maksimum yang terjadi
c.Pengukuran atau pembatasan yang didapat dari suplai cabang
Penaksiran beban maksimum yang biasanya terjadi pada jam 06.00-10.00 WIB. Karena Hotel Siliwangi siang dan malam aktivitas produksi terus berjalan. Mesin-mesin beroperasi yang membutuhkan energi listrik yang besar pula. Data yang diperoleh dengan perkiraan beban maksimum sebesar 179,8 A untuk LVMDP 1 dan 462,8 A untuk LVMDP 2.
Sehingga daya genset yang terukur untuk LVMDP 1 sebesar 100,59 kW dan LVMDP 2 sebesar 136,27 kW. Daya tersebut merupakan daya genset sebesar 80% dari daya genset sebesar 100%. Daya genset yang terpasang untuk LVMDP 1 sebesar 129,782 kW dan LVMDP 2 sebesar 473,687 kW. Agar daya genset yang digunakan mencapai 100%, untuk itu dilakukan perhitungan.
Terlebih dahulu mencari Demand Factor (DF) selanjutnya menentukan kapasitas daya yang harus digunakan genset, dengan rumus sebagai berikut.
DF =
Kapasitas daya = DF x Beban total terpasang x Faktor keamanan trafo
= DF x Beban total terpasang x 125%
a) LVMDP 1
P = 100,59 kW ; Cos φ = 0,85
Perhitungan:
DF = = 0,775
Kapasitas daya = 0,775 x129,782 kW x 125% = 125,726 kW
b) LVMDP 2
P = 136,27 kW
Cos φ = 0,85
Perhitungan:
DF = = 0,288
Kapasitas daya = 0,288 x 473,687 kW x 125% = 170,527 kW
Kebutuhan daya genset yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 125,726 kW untuk LVMDP 1 dan 170,527 kW untuk LVMDP 2.
4.2.3Menentukan Rating Kinerja Daya Genset
Dalam perancangan ini penulis merancang genset, mengambil merk genset catalog caterpillar, ada beberapa yang diproduksi oleh Perusahaan Caterpillar. Pada rating kinerja genset. Rating kinerja genset dalam kVA. Maka didapat daya genset dalam kVA sebesar:
a. LVMDP 1 = Genset 1 = = = 147,912 kVA
b. LVMDP 2 = Genset 2 = = = 200,62 kVA
Rating kinerja daya genset yang diambil sesuai catalog caterpillar adalah 220 kVA.
3.2.4 Menentukan Rating Pengaman Keluaran Genset
Dalam menentukan rating pengaman keluaran genset menurut PUIL 2000 pasal 5.6.1.2.3 yang berisi “generator yang bekerja pada 65 V atau kurang dan dijalankan oleh motor tersendiri, dapat dianggap telah diproteksi oleh gawai proteksi arus lebih yang mengamankan motor, bila gawai proteksi ini bekerja kalau generator membangkitkan tidak lebih dari 150 persen dari arus pengenal pada beban penuhnya.”
Pada perancangan berikut arus lebih dari genset yang digunakan 150% sebagai faktor pengali dari In genset. Pengaman yang digunakan adalah MCCB. setting sesuai dengan Karena MCCB memiliki rating arus yang besar dan dapat di kebutuhan. MCCB sebagai pengaman dari arus hubung singkat dan arus beban lebih. MCCB yang digunakan sesuai untuk rating tegangan genset. Maka MCCB yang digunakan sesuai untuk rating tegangan genset yaitu sebagai berikut.
In Genset =
I MCCB = 150% x In Genset
Perhitungan, untuk:
Perhitungan:
a)KHA Genset 1 = = 0,228 kA = 228 A
1MCCB = 150% x 228 = 342A
b)In Genset 2 = = = 0,577 kA = 577 A
I MCCB = 150% x 577 A = 865,5 A
Dengan melihat catalog Mitsubishi diperoleh MCCB yang digunakan memiliki jenis NF400-SEP dengan rating arus 200~400 A dengan tegangan 380 V untuk Genset 1 dan NF1000-SS dengan rating arus 500-600-700-800-900-1000 A dengan tegangan 230 V untuk Genset 2.
3.2.5 Evaluasi Sistem Tegangan Rendah yang akan Disuplai Genset
3.2.5.1 Perhitungan Rating Pengaman Tiap Beban
Pengaman yang digunakan di hote perlu diperhatikan. Pengaman tersebut harus dapat mengamankan terhadap gangguan arus beban lebih atau hubung singkat. Pengaman untuk beban tenaga setelan maksimum untuk gawai pengamannya diatur berdasarkan PUIL 2000 pasal 5.5.6 sedangkan untuk pengaman beban penerangan setelan maksimum gawai pengamannya hampir sama dengan besar arus nominalnya yang dihitung atau ditaksir. Contoh menentukan rating arus yang digunakan pada mesin Sizing 3 dengan pengasutan star-delta yang terdapat di panel PP-PM 5.
Daya (P) : 11,75 kW = 11750 W
Tegangan (V) : 200 V
In =
= = 39,91 A
Setelan maksimum pengaman dengan menggunakan MCCB = 250 % X 39,91 = 99,76 A, jadi rating arus yang digunakan adalah 100 A dan yang terpasang adalah 150 A. Sehingga ukuran pengaman yang terpasang mencukupi setelan arus maksimum.
3.2.5.2 Perhitungan Penghantar Tiap Beban
Menurut PUIL 2000 pasal 5.5.3.1, yang berisi “penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125 % arus pengenal beban penuh. Di samping itu untuk jarak jauh perlu digunakan penghantar yang cukup ukurannya hingga tidak terjadi susut tegangan yang berlebihan. Penghantar sirkit akhir untuk motor dengan berbagai daur kerja dapat menyimpang dari ketentuan di atas asalkan jenis dan penampang penghantar serta pemasangannya disesuaikan dengan daur kerja tersebut.”
Contoh penghantar yang digunakan pada mesin Sizing 3 yang terdapat pada panel PP-PM 5.
Daya (P) : 11,75 kW = 11750 W
Tegangan (V) : 200 V
Arus nominal (In) : 39,91 A
Maka KHA yang digunakan untuk menyuplai daya ke mesin Sizing 3 adalah:
KHA = 125 % x In
= 125 % x 39,91 A
= 49,89 A
Ternyata menurut PUIL 2000 dengan KHA 56 A dan luas penampang menurut 2. Dan luas penampang yang perhitungan menggunakan jenis kabel NYY 4 X 2,5 mm2terpasang adalah NYY 4 X 2,5 mm . Ukuran penghantar yang terpasang mencukupi arus beban maksimum.
3.2.6 Perhitungan Kabel Penyulang Genset
Perhitungan kabel penyulang genset dapat kita lihat pada PUIL 2000 pasal 5.6.1.3 yang berisi: “penghantar dari terminal generator ke proteksi pertama harus mempunyai kemampuan arus tidak kurang dari 115% dari arus pengenal yang tertera pada pelat nama generator.” Dengan rumus:
KHA = 115% x In Genset
a)KHA Genset 1 = 115% x 228 A = 262,2 A
Maka luas penampang kabel adalah NYY 4 X 95 mm2 dengan KHA sebesar 275 A.
b)KHA Genset 2 = 115% x 577 A = 663,55 A
Maka luas penampang kabel adalah NYY 4 X 400 mm2 dengan KHA sebesar > 600 A.
3.2.7 Penentuan Rating Kontaktor
Untuk genset 1 karena In = 228 A, maka kontaktor yang dipakai adalah
I = In/80% = 228 A/80% = 285 A
Sesuai dengan rating kontaktor maka kontaktor yang dipakai 330 A dengan jenis LC1F330 untuk KT dan KG.
Untuk genset 2 karena In = 577 A, maka kontaktor yang dipakai adalah
I = In/80% = 577 A/80% = 721,25 A
Sesuai dengan rating kontaktor maka kontaktor yang dipakai 780 A dengan jenis LC1F780 untuk KT dan KG.
3.2.8 Pentanahan
Begitu pula dengan pentanahan menurut PUIL 2000 pasal 3.7.2.2.2 yang berisi: “jika terjadi keraguan terhadap keefektifan ikatan penyama potensial suplemen, hal itu harus dikonfirmasi bahwa resistans R antara BKT dan BKE yang dapat terjangkau secara simultan memenuhi kondisi berikut ini:
R =
Dengan Ia adalah arus operasi gawai proteksi:
untuk GPAS, In
untuk GPAL, arus operasi 5 detik
Kita dapat perhatikan bahwa :
R = resistansi pembumian BKT perlengkapan dan instalasi listrik (ohm)
I = k x In , arus kerja pengaman rentang waktu 5 detik (ampere), dimana:
k = faktor konstanta yaitu:
Untuk pengaman lebur dengan rating pengaman: 2,5 – 5 In
Untuk pengaman selain pengaman lebur dengan rating pengaman: 1,25 – 3,5 In
a)Genset 1
R = = 0,063 Ω
b)Genset 2
R = = 0,025 Ω
3.2.9 Dimensi untuk Ruangan Genset
Untuk menentukan dimensi ruangan genset menurut Electrical Installation Handbook Vol 1 karangan Gunter G. Seip adalah untuk daya genset 100-200 kVA memiliki panjang ruangan = 6 meter, lebar = ruangan 4,5 meter, tinggi ruangan = 3,5 meter, lebar pintu = 1,5 meter dan tinggi pintu = 2 meter. Dan untuk daya genset 250-550 kVA adalah panjang ruangan = 7 meter, lebar ruangan = 5 meter, tinggi ruangan = 4 meter, lebar pintu = 2,2 meter dan tinggi pintu = 2 meter. Karena genset 1 berkapasitas 150 kVA maka dimensi ruangan yang dipakai antara daya genset 100-200 kVA. Sedangkan genset 2 berkapasitas 220 kVA, dimensi ruangan dipakai antara daya genset 250-550 kVA. Genset 2 220 kVA ini lebih besar dari 200 kVA, maka penulis mengambil dimensi ruangan yang lebih luas dari genset Penempatan panel sebaiknya dalam satu ruangan genset tersebut.
3.2.10 Metoda Pengoperasian Genset
Metoda pengoperasian genset ini dapat dilakukan secara manual dan otomatis. Secara manual dengan mengoperasikan langsung pada panel yang tersedia. Yaitu seorang operator dapat langsung menge-set pada panel genset . Bahwa pengoperasian akan dilakukan secara manual. Dengan cara otomatis kita menge-set pada panel yang disediakan pula bahwa kerja genset akan dioperasikan secara otomatis.
3.2.11 Metoda Starting Genset
Genset di sini yang digunakan adalah dengan cara metoda quick starting, yaitu pada saat PLN mati genset langsung beroperasi tidak mengalami proses pemanasan terlebih dahulu. Diesel ini dihubungkan satu poros dengan genset. Pada C yaitu diesel dan generator tersebut terdapat pemanas kira-kira pada suhu (25-50)º oli pada heater tersebut. Dan kelembaban generator ini tidak tinggi.
Cara kerja rangkaian di atas adalah:
Dalam keadaan normal yaitu beban disuplai oleh PLN, arus akan mengalir sebagai berikut. Dari meter PLN-Titik A-Switch KT (on)-Titik B-Load.
Dalam keadaan darurat yaitu PLN off (KT off), secara otomatis AMF memerintahkan diesel untuk start dan dalam waktu ± 8 sec. Generator mengeluarkan tegangan (voltage), secara otomatis pula switch KG on. Sekarang beban disuplai dari genset.
Apabila PLN on kembali, ± 30 sec. AMF memerintahkan KG off dan setelah itu meng-on-kan KT, tetapi genset masih running.
Apabila PLN dalam waktu ± 120 sec tidak off lagi, maka genset stop.
Semuanya akan bekerja secara otomatis.
3.2.12 Battery Charger
Battery charger digunakan untuk menyuplai energi listrik ke accu. Pada saat normal yaitu suplai dari PLN dan load disuplai dari PLN. Maka battery charger akan mendapatkan suplai energi listrik dari PLN pula. Lalu dari battery charger ini akan mengisi accu sebesar 12 VDC untuk Genset 1 dan 24 VDC untuk Genset 2. Dari accu ini, suplainya telah siap untuk menstart genset, jika PLN mati atau mengalami gangguan.
Jika PLN mati, battery charger tetap mendapat suplai energi listrik, tetapi dari genset yang akan disalurkan ke accu. Sehingga dengan cara ini battery charger tetap mendapat suplai litrik begitu juga dengan accu.
Catu daya DC yaitu baterai atau accu digunakan untuk mengoperasikan genset. Karena accu ini akan menyalakan genset dan pengontrolan kerja ATS. Nah, battery charger. Accu yang akan accu ini mendapat pengisian ulang dari menggerakkan generator harus selalu dalam keadaan bertegangan.
Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat bantu berupa battery charger dan pengaman tegangan. Pada saat PLN normal (diesel dan generator tidak battery charger mendapat suplai listrik dari PLN. Sedangkan pada beroperasi), maka saat PLN mati atau mengalami gangguan (diesel dan generator beroperasi), maka battery charger didapat dari generator. Pengaman tegangan berfungsi suplai dari untuk memonitor tegangan baterai atau accu. Jika tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai 12/24 volt, yang merupakan tegangan standarnya, maka hubungan battery charger dengan baterai atau accu akan diputus oleh pengaman antara tegangan.
3.2.13 Hubungan Generator dengan Penggerak Mula
Generator dihubungkan satu poros dengan diesel. Pada saat akan start accu yang berisi tegangan 12/24 V siap mensuplai motor DC. Motor DC ini akan menstarting diesel dan generator mengikuti putaran diesel. Pada diesel terjadi gerakan mekanik yang akan memutar generator, sehingga generator mengeluarkan tegangan.
Karena sistem ini menggunakan sistem start elektrik maka diesel yang dipakai prime over yang akan memiliki daya sedang yaitu < 500 PK, digunakan sebagai menggerakkan generator. Generator akan menghasilkan energi listrik dari energi mekanik. Motor DC mendapat suplai listrik dari baterai/accu 12/24 volt. Saat start, motor DC mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran tertentu. Baterai atau accu yang dipakai harus dapat dipakai untuk menstart sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali, karena arus start yang dibutuhkan motor DC cukup besar maka dipakai dinamo yang berfungsi sebagai generator DC.
Terlihat pula, bahwa AMF mengontrol keadaan diesel. Kita dapat melihat keadaan genset ini pada panel kontrol yang tersedia. Dan keadaan gangguan seperti: low oil pressure, high water temperature dan overspeed dapat dilihat pada AMF.
3.2.14 Gambar-Gambar Perancangan
Gambar perancangan ini terdiri dari :
1.Gambar instalasi genset 1 dan genset 2
2.Single line diagram electrical power supply
3.Single line diagram electrical power supply dan genset
4.Total load schedule distribusi yang disuplai dari genset
3.3 Analisa
Dalam perancangan rangkaian instalasi genset ini, yang dianalisa adalah kemampuan daya genset, pengaman, penghantar dan kontaktor yang digunakan terhadap beban-beban dari beberapa panel yang akan disuplai oleh genset
3.3.1 Kemampuan Genset
Genset 1 yaitu untuk menyuplai panel distribusi yang terdiri dari: LP-Production 1, LP-Production 2, LP-Production 3, LP-Guard House dan P-MCC Pump. Daya total yang diperlukan genset berdasarkan perhitungan sebesar 147,912 kVA. Dan yang diambil menurut catalog caterpillar adalah sebesar 150 kVA. Ini telah mencukupi kebutuhan daya yang diinginkan untuk menyuplai panel distribusi tersebut karena suplai yang dibutuhkan ke beban sebesar 147,912 kVA. Genset 2 yang akan menyuplai panel distribusi yang terdiri dari: PP-PM 5, P-MCC Boiler dan P-Compressor 200 V. Setelah dilakukan perhitungan, daya yang diperlukan untuk genset 2 adalah sebesar 200,62 kVA. Genset yang dirancang memiliki daya genset sebesar 220 kVA. Sehingga untuk menyuplai energi listrik ke panel-panel distribusi tersebut telah mencukupi daya beban yang diperlukan sebesar 200,62 kVA.
3.3.2 Kemampuan Pengaman
Pengaman yang digunakan adalah MCCB, karena MCCB mengamankan peralatan terhadap gangguan arus beban lebih dan arus hubung singkat. MCCB pula rating kerja arusnya lebih tinggi daripada MCB dan dapat disetting menurut kebutuhan. Arus nominal genset 1 sebesar 228 A dan kemampuan pengaman yang dihitung sebesar 342 A dari 150% x In genset. Arus nominal yang mengalir ke beban adalah 228 A, sedangkan kemungkinan arus maksimumnya adalah 342 A. Untuk mengatasi hal tersebut pengaman yang digunakan yaitu MCCB yang memiliki rating arus 200~400 A dengan jenis NF400-SEP. Kemampuan MCCB ini arus maksimum yang melewatinya adalah sebesar 400 A. Sedangkan arus maksimum yang akan terjadi adalah 342 A. Jika kita menyetting MCCB ini pada 350 A. Maka telah memenuhi kemampuan mengamankan arus maksimum sebesar 342 A. Genset 2 yang arus nominalnya lebih besar dari genset 1 yaitu sebesar 577 A.
Karena genset 2 ini menyuplai mesin-mesin 3 phasa. Arus maksimum yang akan melewatinya sebesar 865,5 A. MCCB yang digunakan adalah NF1000-SS dengan rating arus 500~1000 A. MCCB yang digunakan telah memenuhi kemampuan arus maksimum sebesar 865,5 A. MCCB ini memiliki kemampuan arus yang melewatinya maksimum sebesar 1000 A, sehingga kemampuan MCCB ini telah mencukupi untuk mengamakan peralatan-peralatan tersebut. Penulis dapat menyimpulkan bahwa kemampuan masing-masing MCCB untuk mengamankan peralatan terhadap arus hubung singkat dan beban lebih telah terpenuhi.
3.3.3Kemampuan Penghantar
Penghantar dengan jenis NYY merupakan kabel jenis standar dengan tembaga sebagai penghantar berisolasi PVC.
Dengan KHA Luas penampang penghantar genset 1 adalah NYY 4X 95 mm2 275 A. Didapat dari 115% x In genset, arus yang melalui sekitar 228 A. Untuk KHA yang didapat adalah 275 A sesuai PUIL 2000. Kuat hantar arus ini telah memenuhi kemampuan untuk mengalirkan arus tersebut. Dengan daya 150 kVA untuk genset 1 yang arus nominalnya 228 A, kemampuan penghantar itu telah memenuhi standar.
Luas penampang penghantar genset 2 adalah NYY 4 X 400 mm2 KHA > 600 A, arus yang melalui sekitar 577 A. Untuk KHA yang didapat adalah 275 A sesuai PUIL 2000. Pada kemampuan genset 2 arus yang melalui penghantar itu telah memenuhi minimal arus yang melewatinya.
3.3.4 Kemampuan Kontaktor
Arus nominal yang melewati genset 1 adalah sebesar 228 A untuk KT dan KG, maka rating arus yang dipakai sampai 330 A. Ini telah mampu untuk arus yang mengalir ke KT dan KG tersebut. Begitu pula dengan arus nominal dari genset 2 sebesar 557 A dan rating kontaktor yang dipakai adalah 780 A. Sehingga kemampuan kontaktor ini telah mencukupi untuk arus sebesar 557 A tersebut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam perancangan unit instalasi genset yang didasarkan pada masing-masing bagian kemampuannya terhadap beban yang disuplai genset adalah:
1.Daya genset yang digunakan untuk genset 1 dan genset 2 telah sesuai dengan total daya beban yang disuplai genset tersebut.
2.Rating pengaman yang dihitung untuk total daya beban 1 dan 2 telah mencukupi untuk daya beban yang akan disuplai genset.
3.Luas penampang penghantar terhadap total daya beban 1 dan 2 yang digunakan telah sesuai dan mencukupi.
4.Rating kontaktor yang digunakan telah memenuhi dan mencukupi untuk kebutuhan total daya beban 1 dan 2.
4.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
1.Dalam merencanakan instalasi genset yang khususnya terhadap kemampuan daya genset, penghantar, pengaman dan kontaktornya.
2.Sebaiknya perlu direncanakan, diperhitungkan dan dianalisa dengan cermat, agar hasil yang diinginkan lebih maksimal.
3.Untuk memasang genset sebagai back-up cadangan utama sebaiknya berdasarkan keseluruhan total beban yang digunakan dari trafo.
4.Untuk dimensi ruangan genset sebaiknya menggunakan spesifikasi dimensi ruangan yang telah ditentukan. Ruangan yang dibuat menggunakan sirkulasi dan peredam suara, agar ada pergantian udara dan tidak terlalu bising.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar