Berseri Kotaku Biru Langitku
Oleh : Muhamad Agus Nurta
Hotel Engineering
Menciptakan kota yang bersih, sehat, rapi dan indah (berseri) dengan langit biru bebas dari segala polusi udara merupakan kewajiban bagi segenap warga kota semua. Langit biru udara bersih akan terasa sangat nyaman, bernafas terasa lega, bebas dari berbagai pencemar, merupakan jaminan akan hidup sehat. Kualitas udara sangat menentukan kenyamanan dan kenikmatan lingkungan. Udara bersih dan beroksigen sangat penting bagi kehidupan dan kesehatan manusia, karena untuk bernafas manusia memerlukan udara bersih yang beroksigen.
Selama bernafas udara masuk ke dalam paru-paru melalui hidung atau mulut, yang hampir semua komponen kimia termasuk partikel-partikel kotoran dan uap air turut masuk keparu-paru kemudian tertinggal dalam tubuh terutama dalam paru-paru. Suatu pemandangan yang tidak enak mengancam bagi kesehatan dan kenyamanan kita jika udara kita terpenuhi oleh kepulan asap kendaraan dan asap industri yang mencemari kota kita tercinta.
Manusia dapat bertahan hidup dalam beberapa minggu tanpa makan, atau beberapa hari tanpa minum, akan tetapi hanya mampu bertahan hidup beberapa menit tanpa udara. Manusia dapat menolak atau dapat memilih sumber makanan dan minumnya, akan tetapi tidak untuk udara. Manusia tidak dapat menolak menghirup udara pernafasan hanya karena meragukan kemurniannya.
Udara yang bersih akan mendukung lingkungan menjadi baik dan sehat, sebab hanya lingkungan yang baik dan sehat, manusia dapat berkembang secara optimal. Tetapi introdoksi bahan kimia kelingkungan baik dari kegiatan alam maupun kegiatan manusia dapat mempengaruhi kualitas udara. Sebenarnya alam mempunyai kemampuan untuk pemurnian diri, namun apabila kecepatan pemurniannya terlampui akan terjadi pencemaran. Pencemaran udara adalah masuknya gas-gas atau partikel-partikel kecil kedalam udara sedemikian sehingga dapat menimbulkan efek bahaya bagi kehidupan manusia, hewan, tumbuhan dan merusak material.
Pencemaran udara yang sebenarnya menyangkut hajat hidup orang banyak, tampaknya belum mendapatkan perhatian yang serius. Hal ini mungkin belum ada orang yang mengeklaim akan adanya polusi udara. Pencemaran udara sering tidak terlihat secara nyata dan dari mana sumbernya. Apalagi dampak pencemaran udara memang tidak seketika terasa. Tidak ada orang yang seketika sakit perut atau gatal-gatal seperti kasus pencemaran air misalnya. Ketika zat pencemar yang menumpuk dalam tubuh itu suatu saat merenggut jiwanya, tentunya jarang ada yang mengkaitkanya dengan dampak pencemaran.
Pencemaran udara di kota lebih disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil dan pembakaran buangan industri. Bahan bakar minyak yang bersumber dari bahan fosil (bensin dan solar) ini adalah bahan bakar yang tidak ramah lingkungan. BBM jenis ini dikenal sebagai pemicu polusi udara nomor satu. Bahan bakar minyak yang dipakai kendaraan bermotor saat ini menghasilkan zat beracun seperti CO2, CO, HC, NOX, dan debu. Kesemuanya dapat menyebabkan gangguan pernapasan, kanker, bahkan sampai dengan kemandulan.
Pencemar CO (karbon mono oksida ) berasal dari hasil pembakaran yang tidak sempurna BBM menyebabkan kemampuan darah untuk mengangkut oksigen akan berkurang, yang selanjutnya menjadikan kekurangan tenaga. Sedang senyawa timah hitam (Pb), dapat mengganggu pembentukan sel darah merah.
Menciptakan Langit Biru
Sebenarnya Program Langit Biru telah diluncurkan pertama kali sejak tahun 1996 oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup, dan telah dilaksanakan termasuk kota-kota di Jawa tengah. Namun semangat pelaksanaanya belum tersosialisasi secara luas di masyarakat.
Program langit biru merupakan program yang bertujuan untuk mengendalikan dan mencegah pencemaran udara dan mewujudkan perilaku sadar lingkungan baik dari sumber tidak bergerak (industri) maupun sumber bergerak yaitu kendaraan bermotor.
Di daerah perkotaan pencemaran gas buang kendaraan bermotor yang semakin hari semakin bertambah akan mengganggu kesehatan. Oleh karena itu, perlu menumbuhkan masyarakat untuk ikut mendukung program ini. Memang pelaksanaan program ini tidaklah hanya tanggung jawab Pemkot semata, namun perlu keterlibatan oleh berbagai fihak baik masyarakat, industri, usahawan transportasi, dan industri kendaraan.
Di sisi masyarakat, kesadaran untuk mengelola lingkungan hidup secara lebih bijaksana, dan kesadaran ini dirasa masih kurang. Misalnya masih banyak masyarakat yang menggunakan motor tua dengan pembakaran yang tidak sempurna. Masih banyak masyarakat yang tinggal di pemukiman yang seyogyanya untuk kawasan industri yang berpotensi terjadi pencemaran udara dan kebisingan dari aktifitas industri, sehingga kita cukup direpotkan dalam pengelolaannya.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah kota adalah menata manajemen lalu lintas yang baik. Mengusahakan lalu lintas yang lebih lancar untuk menghindari kemacetan. Kemacetan disadari memberi andil terhadap meningkatnya emisi gas buang kendaraan bermotor. Hal ini disebabkan kendaraan yang bergerak pada kecepatan rendah akan mengeluarkan lebih besar gas buang.
Pemkot perlu menggalakan gerakan penghijauan untuk menyerap CO2 yang dihembuskan oleh polusi-polusi. Penanaman pohon perindang dan penataan taman-taman kota, dimaksudkan sebagai paru-paru kota yang mampu berfungsi untuk menyerap dan menjerap cemaran CO2, SOx, CxHy, kebisingan dan partikulat debu. Pepohonan lebih efektif menjerap debu dan mengurangi cemaran dibandingkan dengan tanaman semak dan tanaman lainnya. Peran pepohonan yang tidak dapat digantikan yang lain adalah berkaitan dengan penyediaan oksigen bagi kehidupan manusia. Setiap satu hektar ruang terbuka hijau diperkirakan mampu menghasilkan 0,6 ton oksigen guna dikonsumsi 1.500 penduduk perhari, membuat dapat bernafas dengan lega.
Setiap tahun jumlah kendaraan semakin bertambah, bahkan mungkin jika kendaraan itu berjajar memanjang disepanjang jalan raya di solo maka hampir penuh dengan kendaraan. Pada saatnya mungkin perlu aturan membatasi mobil-mobil beroperasi ketika angkutan umum massal telah tersedia. Semuanya itu perlu kesadaran masyarakat karena penggunaan mobil pribadi disamping praktis juga karena faktor gengsi, sehingga tidak jarang satu keluarga yang memiliki lebih dari satu mobil.
Dalam jangka panjang perlu dipikirkan upaya-upaya : (a) aturan usia kendaraan, (b) penggunaan bahan bakar ramah lingkungan, (c) pengembangan teknologi otomotif ramah lingkungan.
Nampaknya pada saatnya perlu adanya aturan pembatasan usia kendaraan, seperti kendaraan usia tua di atas 20 tahun tak boleh beroperasi. Dengan demikian mobil yang bebas bergerak di jalanan akan berkurang jumlahnya dan semuanya haruslah ramah lingkungan. Kendaraan yang telah berusia tua banyak proses pembakarannya tidak sempurna, sehingga berpotensi menimbulkan polusi.
Upaya pemanfaatan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan perlu terus kita galakan seperti bahan bakar yang bebas Pb demikian juga penggunaan bahan bakar gas. Angkutan umum masal pun haruslah kendaraan yang tak berpolusi, seperti harus menggunakan gas. Demikian juga perlu dimulai penggunaan bahan bakar gas untuk kendaraan pribadi.
Pengembangan bio-energi adalah sangat tepat yang lebih ramah lingkungan, Bioenergi yang sekarang baru digalakan mempunyai beberapa kelebihan yaitu merupakan bahan bakar beroksigen, sehingga akan mengurangi emisi CO dan jelaga hitam pada gas buang atau lebih ramah lingkungan, dan tidak mengandung belerang dan benzena yang mempunyai sifat karsinogen, serta dapat diuraikan secara alami, sehingga ramah lingkungan.
Disamping itu pengembangan teknologi otomotif ramah lingkungan yang telah dilakukan oleh industri kendaraan bermotor perlu terus diupayakan, yaitu untuk penyempurnaan dari segi desain maupun perlengkapan treatment emisi gas buang. Dengan masuknya produk sepeda motor dengan energi listrik dengan menggunakan aki perlu direspon dalam rangka mengurangi gas buang kendaraan. Di kota-kota di Cina yang saya ketahui seperti di Bejing, Guangzou dan Guangzi penggunaan speda ontel dan speda motor listrik jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang menggunakan BBM. Mereka diberikan jalur sendiri sehingga tidak terkesan semrawut. Disaat pagi dan sore hari para pegawai nampak berbondong-bondong untuk berangkat dan pulang bekerja, namun tidak terkesan adanya kebisingan dan polusi udara sama sekali.
Kegiatan industri merupakan sumber polusi udara yang tidak bergerak yang harus mendapatkan perhatian untuk dapat ditangani secara serius. Kegiatan industri yang menyatu dengan kegiatan rumah tangga di pemukiman, merupakan sumber polusi udara bagi masyarakat setempat. Pengaturan dan penetapan kawasan industri sering tidak diindahkan baik oleh industriawan atau masyarakat sendiri. Misalnya dalam suatu kawasan industri, karena para pekerja menginginkan dekat dimana dia bekerja, maka berkembanglah kawasan pemukiman disekitarnya. Atau sebaliknya industri didirikan didalam kawasan pemukiman dengan pertimbangan fasilitas dan aksesnya yang strategis dan jangkauan tenaga kerja mudah. Oleh karena itu penegakan hukum pelu dilakukan oleh pemerintah kota. Kita tetap harus berpedoman pada prinsip pengelolaan lingkungan hidup ”Siapa yang mengotori dialah yang bertanggung jawab membersihkan”. Kewajiban pembuatan dokumen dan pelaksanaan UKL (upaya kelola lingkungan) dan UPL (upaya pemantuan lingkungan) harus dilakukan, atau bahkan jika dalam skala besar pembuatan dokumen dan pelaksanaan AMDAL (Analisis mengenai dampak lingkungan) harus dilakukan. Upaya-upaya mengurangi polusi udara seperti pengaturan cerobang asap, pemasangan filter udara, pemilihan sumber energi yang ramah lingkungan dan penghijauan kawasan industri harus terus diupayakan. Menciptakan langit biru dilingkungan kita merupakan kewajiban bagi kita semuanya. Kesadaran akan pentingnya udara bersih perlu ditanamkan bagi segenap warga termasuk para industriawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar