JENIS-JENIS PEMBANGKITAN LISTRIK
Tugas I
Mata Kuliah Sistem Pembangkit
` Disusun Oleh :
Nama : Muhamad Agus Nurta
NIM : 03111304023
Jurusan : Teknik Elektro
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
2011/2012
SUMBER-SUMBER ENERGI KONVENSIONAL
Tugas I
Mata Kuliah Sistem Pembangkit
` Disusun Oleh :
Nama : Muhamad Agus Nurta
NIM : 03111304023
Jurusan : Teknik Elektro
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
2011/2012
JENIS-JENIS PEMBANGKITAN LISTRIK
1. Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan. Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit Listrik Tenaga Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin. Secara sederhana sketsa kincir angin adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Sketsa Kincir angin
Syarat – syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Syarat dan kondisi angin untuk menghasilkan energi listrik
Sungguh ironis, disaat Indonesia menjadi tuan rumah konfrensi dunia mengenai pemanasan global di Nusa Dua, Bali pada akhir tahun 2007, pemerintah justru akan membangun pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang merupakan penyebab nomor 1 pemanasan global. Di Indonesia, negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga angin, namun sayang potensi ini nampaknya belum dilirik oleh pemerintah. Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbarukan yang paling berkembang saat ini.
Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energy Association), sampai dengan tahun 2007 perkiraan energi listrik yang dihasilkan oleh turbin angin mencapai 93.85 GigaWatts, menghasilkan lebih dari 1% dari total kelistrikan secara global. Amerika, Spanyol dan China merupakan negara terdepan dalam pemanfaatan energi angin. Diharapkan pada tahun 2010 total kapasitas pembangkit listrik tenaga angin secara glogal mencapai 170 GigaWatt.
Sumber : http://renewableenergyindonesia.wordpress.com/2008/03/05/pembangkit-listrik-tenaga-angin/
2. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Tenaga air telah berkontribusi banyak bagi pembangunan kesejahteraan manusia sejak beberapa puluh abad yang lalu. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) merupakan salah satu pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan berupa air. Salah satu keunggulan dari pembangkit ini adalah responnya yang cepat sehingga sangat sesuai untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan. Selain kapasitas daya keluarannya yang paling besar diantara energi terbarukan lainnya, pembangkit listrik tenaga air ini juga telah ada sejak dahulu kala.
Berikut ini merupakan penjelasan singkat mengenai pembangkit listrik tenaga air serta keberadaan potensi energi air yang masih belum digunakan.Beberapa catatan sejarah mengatakan bahwa penggunaan kincir air untuk pertanian, pompa dan fungsi lainnya telah ada sejak 300 SM di Yunani, meskipun peralatan-peralatan tersebut kemungkinan telah digunakan jauh sebelum masa itu.
Pada masa-masa antara jaman tersebut hingga revolusi industri, aliran air dan angin merupakan sumber energi mekanik yang dapat digunakan selain energi yang dibangkitkan dari tenaga hewan. Perkembangan penggunaan energi dari air yang mengalir kemudian berkembang secara berkelanjutan sebagaimana dicontohkan pada desain tenaga air yang menakjubkan pada tahun 1600-an untuk istana Versailles dibagian luar Paris, Prancis.
Sistem tersebut memiliki kapasitas yang sepadan dengan 56 kW energi listrik. Sistem tenaga air mengubah energi dari air yang mengalir menjadi energi mekanik dan kemudian biasanya menjadi energi listrik. Air mengalir melalui kanal (penstock) melewati kincir air atau turbin dimana air akan menabrak sudu-sudu yang menyebabkan kincir air ataupun turbin berputar. Ketika digunakan untuk membangkitkan energi listrik, perputaran turbin menyebabkan perputaran poros rotor pada generator. Energi yang dibangkitkan dapat digunakan secara langsung, disimpan dalam baterai ataupun digunakan untuk memperbaiki kualitas listrik pada jaringan.
Di Indonesia terdapat banyak sekali potensi air yang masih belum dimanfaatkan. Seperti sungai-sungai besar maupun kecil yang terdapat di berbagai daerah. Hal ini merupakan peluang yang bagus untuk pengembangan energi listrik di daerah khususnya daerah yang belum terjangkau energi listrik. Pengembangan dapat dilakukan dalam bentuk mikrohidro ataupun pikohidro yang biayanya relatif kecil. Proyek ini dapat dilakukan secara mandiri, seperti yang telah dilakukan oleh tim PALAPA – HME ITB di kampung Cilutung dan Awilega, desa Jayamukti kabupaten Garut, Jawa Barat.
Gambar 2. Pembangkit listrik tenaga air pada umumnya
Sumber : http://konversi.wordpress.com/2010/05/01/sekilas-mengenai-pembangkit-listrik-tenaga-air-plta/
3. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
PLTD merupakan suatu pembangkit yang biasanya digunakan sebagai pusat listrik untuk mengatasi adanya beban runcing yang sewaktu-waktu bisa muncul. Listrik yang dihasilkan dari pembangkit ini mengalami proses siklus energi, yaitu dari bahan bakar (minyak bumi) menjadi energi magnet, kemudian baru menghasilkan energi listrik. PLTD disebut sebagai pusat listrik beban runcing karena memiliki beberapa kelebihan-kelebihan sebagai berikut :
a. Dapat mengambil beban dengan cepat, sehingga dapat meratakan diagram beban dengan cepat.
b. Pada saat start putaran mesin dari 0 rpm sampain sinkron dengan jaringan membutuhkan waktu yang relatif lebih cepat.
c. Ongkos pembangunannya lebih rendah jika dibandingkan dengan pembangkit listrik yang lain. biasanya pembangkit listrik jenis ini menggunakan bahan bakar minyak bumi.
Sistem pengerak yang digunakan berupa generator. Energi arus panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar (minyak bumi), dapat diubah menjadi energi mekanikal yang dapat menggerakkan atau memutar generator.
Gambar 3. Skema dasar dalam pembangkit listik tenaga diesel
Sumber : http://elektrojiwaku.blogspot.com/2011/04/pembangkit-listrik-tenaga-diesel-pltd.html
4. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
PLTN termasuk dalam pembangkit daya base load, yang dapat bekerja dengan baik ketika daya keluarannya konstan (meskipun boiling water reactor dapat turun hingga setengah dayanya ketika malam hari). Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari 40 MWe hingga 1000 MWe. Unit baru yang sedang dibangun pada tahun 2005 mempunyai daya 600-1200 MWe. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. Keuntungan dari PLTN ini dibandingkan dengan pembangkit daya utama lainnya adalah :
a. Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal), gas rumah kaca hanya dikeluarkan ketika generator diesel darurat dinyalakan dan sedikit menghasilkan gas.
b. Tidak mencemari udara
c. Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal)
d. Biaya bahan bakar rendah
e. Ketersediaan bahan bakar melimpah
Selain memiliki keuntungan, PLTN juga memiliki kekurangan. Yaitu :
a. Resiko kecelakaan nuklir
b. Limbah nuklir (limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat bertahan hingga ribuan tahun)
Gambar 4. Sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Reaktor nuklir di kungkung dalam containment building silindris
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_nuklir
5. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Karena sistemnya yang kecil dan dipasang secara desentralisasi (satu rumah satupembangkit, sehingga tidak memerlukan jaringan distribusi) SHS ideal digunakan untuklistrik di pedesaan dimana jarak rumah satu dengan lainnya berjauhan, dan keperluanlistriknya relatif kecil, yakni hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar (lampu). Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Indonesia, paling populer digunakan untuk listrik pedesaan (terpencil), sistem ini populer dengan sebutan SHS (Solar Home System).
SHS umumnya berupa sistem berskala kecil dengan menggunakan modul surya 50-100 Wp (watt peak) dan menghasilkan listrik harian sebesar 150-300 Wh. Karena skalanya kecil, sistem DC (Direct Current) lebih disukai, untuk menghindari losses dan self consumption akibat digunakannya inverter.
Gambar 5. Skema/Instalasi solar home system
Meskipun secara pengertian SHS dapat saja berupa system yang besar (sejauh masih digunakan untuk listrik rumah), namun kebanyakan orang cenderung tidak menggunakan istilah SHS untuk system yang menggunakan modul lebih besar dari 100Wp (atau produksi energi harian >400Wh). Kecilnya listrik yang dapat disediakan oleh SHS (kecil menurut definisi orang kota yang sering menggunakan listrik jauh diatas produksi SHS,
Sumber : http://www.azetsurya.com/download.php?f=PLTS+Hybrid-Grid+Interractive.pdf
6. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang di hubungkan ke turbin dimana untuk memutar turbin diperlukan energi kinetik dari uap panas atau kering. Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu-bara dan minyak bakar serta MFO untuk start awal.
Kemudian turbinnya bisa melakukan pemanasan ulang dan arus ganda dan pendingin generatornya masih menggunakan hidrogen. PLTU yang pertama kali beroperasi di Indonesia yaitu pada tahun 1962 dengan kapasitas 25 MW, suhu 500 ¼C, tekanan 65 Kg/cm2, boiler masih menggunakan pipa biasa dan pendingin generator dilakukan dengan udara. Kemajuan pada PLTU yang pertama adalah boiler sudah dilengkapi pipa dinding dan pendingin generator dilakukan dengan hidrogen, namun kapasitasnya masih 25 MW.
Bila dayanya ditingkatkan dari 100 - 200 MW, maka boilernya harus dilengkapi super hiter, ekonomizer dan tungku tekanan. Hanya saja untuk kapasitas 200 MW uap yang dihasilkan mempunyai tekanan 131,5 Kg/cm2 dan suhu 540 ¼C dan bahan bakarnya masih menggunakan minyak bumi. Ketika kapasitas PLTU sudah mencapai 400 MW maka bahan bakarnya sudah tidak menggunakan minyak bumi lagi melainkan batu bara.
Batu bara yang dipakai secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yaitu batu bara berkualitas tinggi dan batu bara berkualitas rendah. Bila batu bara yang dipakai kualitasnya baik maka akan sedikit sekali menghasilkan unsur berbahaya, sehingga tidak begitu mencemari lingkungan. Sedang bila batu bara yang dipakai mutunya rendah maka akan banyak menghasilkan unsur berbahaya seperti Sulfur, Nitrogen dan Sodium. Apalagi bila pembakarannya tidak sempurna maka akan dihasilkan pula unsur beracun seperti CO, akibatnya daya guna menjadi rendah.
PLTU batu bara di Indonesia yang pertama kali dibangun adalah di Suryalaya pada tahun1984 dengan kapasitas terpasang 4 x 400 MW. Kemudian PLTU Bukit Asam dengan kapasitas 2 x 65 MW pada tahun 1987. Dan pada tahun 1993-an beroperasi pula PLTU Paiton 1 dan 2 masing-masing dengan kapasitas 400 MW. Kemudian PLTU Suryalaya akan dikembangkan dari unit 5 - 7 dengan kapasitas 600 MW/unit. PLTU batu bara pada tahun 1994 kapasitasnya sudah mencapai 2.130 MW (16% dari total daya terpasang). Pada tahun 2003 kapasitasnya diperkirakan sekitar 12.100 MW (37%), tahun 2008/09 mencapai 24.570 MW (48%) dan pada tahun 2020 sekitar 46.000 MW. Sementara itu pemakaian batu bara pada tahun 1995 tercatat bahwa untuk menghasilkan energi listrik sebsar 17,3 Twh dibutuhkan batu bara sebanyak 7,5 juta ton. Dan pada tahun 2005 pemakaian batu bara diperkirakan mencapai 45,2 juta ton dengan energi listrik yang dihasilkan mencapai 104 Twh.
Gambar 6. Skema PLTU batu bara
Sumber : http://ezkhelenergy.blogspot.com/2011/07/pembangkit-listrik-tenaga-uap-adalah.html
7. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PTGU)
Dalam keadaan simple cycle turbin gas atau biasa dikenal Gas Turbin Generator (GTG) bekerja sendiri sehingga tidak ada pemanfaatan kembali sisa energi dari gas panas yang terbuang. PLTG merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga gas dan uap. jadi disini sudah jelas ada dua mode pembangkitan. yaitu pembangkitan dengan turbin gas dan pembangkitan dengan turbin uap. turbin gas lebih dikenal dengan istilah GTG (Gas Turbin Generator) sedangkan turbin uap dikenal dengan STG(Steam Turbin Generator), tidak hanya itu saja, terdapat juga bagian yang namanya HRSG (Heat Recovery Steam Generator).Untuk GTG, Gas yang digunakan bukanlah gas alam , melainkan gas hasil pembakaran bahan bakar High Speed Diesel (HSD) dan Marine Fuel Oil (MFO) sehingga menghasilkan emisi sisa pembakaran. Emisi ini diolah sedemikian rupa sehingga kadar zat berbahayanya tidak melebihi standar yang ditetapkan pemerintah.
Bahan bakar ini disuplai ke tangki-tangki penampungan bahan bakar melalui pipa bawah laut. Turbin gas ini dapat dioperasikan dalam dua mode, yaitu konfigurasi simple cyle dan konfigurasi combined cycle. Gas buang langsung di alirkan ke atmosfir. Pada keadaan combined cycle pada umumnya terdiri dari beberapa turbin gas dimana energi sisa pada gas buangnya akan dimanfaatkan kembali untuk pemanasan air di Heat Recovery Steam Generator (HRSG) untuk menghasilkan uap yang akan digunakan untuk pembangkitan turbin uap atau Steam Turbin Generator (STG).
Pada dasarnya sistem pengoperasian simple cycle bukanlah sebuah sistem yang hanya terdiri dari compressor, combustor, turbin dan generator. Semua sistem pembangkitan sudah didesain untuk keadaan combined cycle. Hanya saja terdapat diverter damper box untuk mengatur apakah gas sisa hasil pembangkitan di STG akan dikirim ke HRSG untuk digunakan kembali atau langsung dibuang ke atmosfir melalui cerobong asap (stack). Dalam keadaan symple cycle , hubungan ke HRSG ditutup sehingga gas langsung dibuang.
Gambar 7. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
Gas dan Uap Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) merupakan kombinasi antara PLTG dan PLTU. Gas buang PLTG bersuhu tinggi akan dimanfaatkan kembali sebagai pemanas uap di ketel penghasil uap bertekanan tinggi. Ketel uap PLTU yang memanfaatkan gas buang PLTG dikenal dengan sebutan Heat Recovery Steam Generator (HRSG). Umumnya 1 blok PLTGU terdiri dari 3 unit PLTG, 3 unit HRSG dan 1 unit PLTU. Daya listrik yang dihasilkan unit PLTU sebesar 50% dari daya unit PLTG, karena daya turbin uap unit PLTU tergantung dari banyaknya gas buang unit PLTG. Dalam pengoperasian PLTGU, daya PLTG yang diatur dan daya PLTU akan mengikuti saja. PLTGU merupakan pembangkit yang paling efisien dalam penggunaan bahan bakarnya.Secara umum HRSG tersebut adalah pengganti boiler pada PLTU, yang bekerja untuk menghasilkan uap. Setelah uap dalam ketel cukup banyak, uap tersebut akan dialirkan ke turbin uap dan memutar generator untuk menghasilkan daya listrik. Dan efisiensi PLTGU lebih baik dari pusat listrik termal lainnya mengingat listrik yang dihasilkan merupakan penjumlahan yang dihasilkan PLTG ditambah PLTU tanpa bahan bakar.
Sumber :
- http://deelectrical.wordpress.com/category/pembangkit-listrik/
- http://taksekedarmenulis.wordpress.com/2011/07/19/pltgu-pembangkit-listrik-tenaga-gas-dan-uap/
8. Pembangkit Listrik Panas Bumi (Gheothermal)
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat di permukaan menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panas bumi. Apabila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generatorsehingga dihasilkan energi listrik. Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian dialirkan ke turbin.
Banyak sistem pembangkitan listrik dari fluida panas bumi yang telah diterapkan di lapangan, diantaranya :
a. Direct dry steam
b. Separated Steam
c. Single Flash Steam
d. Double Flash Steam
e. Multi Flash Steam
f. Binary Cycle
g. Combined Cycle
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi cukup menjanjikan. Apalagi kalau diingat bahwa pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber penyedia tenaga listrik adalah termasuk teknologi yang tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan, suatu hal yang dewasa ini sangat diperhatikan dalam setiap pembangunan dan pemanfaatan teknologi, agar alam masih dapat memberikan daya dukungnya bagi kehidupan umat manusia.
Bila pemanfaatan energi panas bumi dapat berkembang dengan baik, maka kota-kota di sekitar daerah sumber energi panas bumi yang pada umumnya terletak di daerah pegunungan, kebutuhan tenaga listriknya dapat dipenuhi dari pusat listrik tenaga panas bumi.
Apabila masih terdapat sisa daya tenaga listrik dari pemanfaatan energi panas bumi, dapat disalurkan ke daerah lain sehingga ikut mengurangi beban yang harus dibangkitkan oleh pusat listrik tenaga uap, baik yang dibangkitkan oleh batubara maupun oleh tenaga diesel yang keduanya menimbulkan pencemaran udara.
Gambar 8. Skema pembangkit listrik tenaga panas bumi
Sumber : http://ezkhelenergy.blogspot.com/2011/07/pembangkit-listrik-tenaga-panas-bumi.html
9. Pembangkit Listrik Tenaga Arus Pasang-Surut (PLTPS)
Energi gelombang atau energi arus pasang-surut adalah cara pembangkitan tenaga listrik dengan tenaga air yang mengubah energi arus gelombang menjadi tenaga listrik atau bentuk energi yang berguna lainnya. Cara seperti itu memanfaatkan perubahan ketinggian permukaan laut dua kali sehari.
Teknologi yang diterapkan sebenarnya adalah teknik hidroelektrik tradisional, yakni membangun bendungan (dam) yang melewati suatu teluk atau muara. Kemudian dilengkapi pintu-pintu air dan turbin yang dipasang di sepanjang dam yang memisahkannya dengan laut. Teluk yang ujungnya sempit sangat cocok untuk dimanfaatkan. Ketika air pasang menghasilkan level air (elevasi) yang berbeda di dalam dan di luar dam, maka pintu-pintu air akan terbuka, dan air yang mengalir melewati turbin akan menjalankan generator untuk menghasilkan tenaga listrik.
Energi pasang-surut barangkali kurang begitu dikenal dibandingkan dengan energi samudera yang lain seperti energi gelombang. Jika dibandingkan dengan energi angin dan surya, maka energi gelombang memiliki sejumlah keunggulan, antara lain: memiliki aliran energi yang lebih mudah diprediksi, lebih hemat ruang dan tidak membutuhkan teknologi konversi yang rumit.
Namun kelemahan energi ini diantaranya adalah cara itu hanya bisa diterapkan di wilayah dimana terdapat perbedaan arus antara pasang dan surut yang amat besar dan konsisten. Cara itu tidak akan bisa memproduksi tenaga listrik pada saat level air tidak berubah. Walaupun demikian, energi gelombang bersifat bersih dan tidak terbatas. Meskipun belum digunakan secara luas, energi arus pasang-surut itu memiliki potensi untuk pembangkitan listrik masa depan. Salah satu stasiun pembangkit tenaga listrik yang mewakili pemanfaatan energi arus pasang-surut adalah stasiun pembangkit listik “La Rance” di Perancis dengan kapasitas 240 ribu Kw.
Energi pasang surut diperkirakan sekitar 500 sampai 1000 m kWh pertahun. Pembangkit listrik tenaga pasang surut (PLTPS) terbesar di dunia terdapat di muara sungai Rance di sebelah utara Perancis. Pembangkit listrik ini dibangun pada tahun 1966 dan berkapasitas 240 MW. PLTPs yang terbesar nanti akan dibangun di Korea Selatan dengan kapasitas 300 MV yang mampu untuk mengaliri listrik untuk 200.000 rumah. Proyek ini akan selesai tahun 2015.
Gambar 9. Pembangkit listrik tenaga arus pasang-surut
Sumber :
- http://palu.net46.net/?p=16
- http://gemariptek.blogspot.com/2011/05/pembangkit-listrik-energi-pasang-surut.html
10. Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hydro
Beberapa kelebihan dari PLTMH antara lain :
a. Potensi energi air yang melimpah
b. Teknologi yang handal dan kokoh sehingga mampu beroperasi lebih dari 15 tahun
c. Teknologi PLTMH merupakan teknologi ramah lingkungan dan terbarukan
d. Effisiensi tinggi (70-85 persen)
Potensi tenaga air tersebar hampir di seluruh Indonesia dan diperkirakan mencapai 75.000 MW, sementara pemanfaatanya baru sekitar 2,5 persen dari potensi yang ada. Turbin air sebagai alat pengubah energi potensial air menjadi energi torsi / putar yang dapat dimanfaatkan sebagai penggerak generator, pompa dan peralatan lain. Untuk daerah / lokasi yang mempunyai sumber energi air sangatlah menguntungkan apabila memanfaatkan teknologi turbin air.
Gambar 10. Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hydro
Sumber : http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1131245366
Tidak ada komentar:
Posting Komentar