Selasa, 13 Juli 2010

Voice Over Internet Protokol

TUGAS AKHIR

EVALUASI SISTEM JARINGAN KOMUNIKASI VOICE OVER INTERNET PROTOKOL (VOIP) PADA INDUSTRI PERHOTELAN
(Patra Semarang Convention Hotel)








Diajukan sebagai syarat kelulusan
Program Diploma IV


Oleh :
Muhamad Agus Nurta NIM. 4.31.06.0.16



KONSENTRASI HOTEL ENGINEERING
PRODI JARINGAN RADIO DAN KOMPUTER
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
TAHUN 2010






BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Patra Semarang Convention Hotel merupakan salah satu National Chains Hotel, berdiri diatas tanah seluas 10,6 Ha, memiliki tiga lokasi gedung yaitu : Gedung Lama (Old Wings), Gedung Baru (New Wings) dan Gedung Motel. Ketiga lokasi tersebut telah terhubung intranet melalui radio link. Bandwith intranet Gedung Baru (New Wings) dan Gedung Motel secara spesifikasi perangkat mampu mencapai 45 Mbps, namun trafik dari MRTG (Multi Routing Trafik Grapher) pemakaian rata-rata tertinggi berkisar 10 Mbps seperti gambar 1


Gambar 1 : MRTG Link Antar Kamar Motel dan Gedung Baru (New Wings).

Untuk mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur intranet yang hampir sudah mencapai semua unit kerja, maka dikembangkan aplikasi VOIP sebagai media komunikasi internal Patra Semarang Convention Hotel yang melingkupi ketiga lokasi gedung yang ada. Hal yang mendasari adalah Komunikasi inter, antar dan komunikasi keluar. Teknologi ini diharapkan dapat menekan biaya operasional hotel.
Pemakai jaringan komunikasi hotel bisa terhubung dalam koneksi VOIP. Bentuk hubungan tersebut bisa dalam bentuk pertukaran file, suara dan gambar. Penekanan utama dalam VOIP adalah hubungan keduanya dalam bentuk suara. Jika kedua lokasi terhubung dengan jarak yang cukup jauh maka bisa dilihat keuntungan dari segi biaya. Kedua pihak hanya cukup membayar biaya pulsa internet saja, yang lebih murah daripada biaya pulsa telepon sambungan langsung jarak jauh (SLJJ) atau internasional (SLI).
Voice over Internet Protocol (VOIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP sendiri adalah merupakan jaringan komunikasi data yang berbasis packet-switch, jadi dalam bertelepon menggunakan jaringan IP atau Internet. Karena VoIP dapat dipasang di sembarang ethernet dan IP address.
Standarisasi protokol komunikasi pada teknologi VOIP seperti H.323 telah memungkinkan komunikasi terintegrasi dengan jaringan komunikasi lainnya seperti PSTN. . Untuk perancangan jaringan tersebut perlu ditentukan posisi Network Operation Center (NOC) , Point Of Presence (POP) dan Router, Gateway maupun pembangunan link antar gedung-gedung yang strategis dan efisien.
Dalam perancangan jaringan VOIP, yang di tekankan kali ini adalah masalah delay dan Bandwidth. Delay didefiniskan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan data dari sumber (pengirim) ke tujuan (penerima), sedangkan bandwidth adalah kecepatan maksimum yang dapat digunakan untuk melakukan transmisi data antar komputer pada jaringan IP atau internet
Lain halnya dengan sistem komunikasi konvensional. Sistem jaringan komunikasi ini menggunakan sistem VOIP (Voice Over Internet Protocol) yang berbasis SIP (Session Initiation Protocol) signalling, dimana Pada jaringan suara konvesional pesawat telepon langsung terhubung dengan PABX (Privat Automated Branch exchange). Pada perkembangannya, jaringan data digital dengan gateway untuk VOIP memungkinkan berhubungan dengan PABX atau jaringan analog telepon yang telah ada.
Koneksi antara komputer dengan pesawat (extension) di kamar hotel dapat dilaksanakan. Koneksifitas ini legal secara hukum untuk diselenggarakan. Keterhubungan komunikasi antar pengguna VOIP yang tersebar diseluruh bagian gedung Patra Semarang Convention Hotel merupakan bentuk layanan IP Telephony. Dengan layanan VOIP, koneksifitas antara tamu dengan tamu, antara staf hotel dengan tamu, antara departemen hotel dan komunikasi keluar dapat dilaksanakan dengan komunikasi yang lebih intensif, mudah dan murah.
Berdasarkan uraian-uraian di atas maka penulis bermaksud untuk menuangkannya dalam evaluasi penelitian Tugas Akhir dengan judul “Evaluasi Sistem Jaringan Komunikasi Voice Over Internet Protokol (VOIP) Pada Industri Perhotelan” (Patra Semarang Convention Hotel).

1.2. Tujuan Penulisan
Dari uraian-uraian diatas, maka timbul tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan laporan tugas akhir ini adalah
- Menganalisa Optimalias Kerja Sistem VOIP Sebagai Sistem Jaringan Komunikasi di Gedung Bertingkat.

1.3. Identifikasi Masalah
Dari Uraian-uraian di atas penulis ingin mengemukakan suatu proses identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Apakah pengaruh sistem jaringan komunikasi berbasis internet terhadap pada industri perhotelan ?
2. Apakah sistem VoIP yang berbasis SIP (Session Initiation Protocol) signalling dapat dipergunakan pada industri perhotelan ?
3. Bagaimana aplikasi VOIP dapat menjamin keamanan sistem Komunikasai berbasis internet pada industri perhotelan ?
4. Bagaimana Melakukan pemrograman aplikasi internet pada industri perhotelan ?

1.4. Pembatasan Masalah
Agar terjadi kesinambungan antara judul dan pembahasan yang akan dilaksanakan penulis, dan tidak terjadi salah penafsiran dan meluasnya pembahasan yang mungkin akan menimbulkan masalah baru yang tidak sesuai, penulis perlu membatasi permasalahan yang ada, pembatasan tersebut adalah
- Evaluasi Terhadap Optimalisasi Sistem Jaringan Komunukasi VOIP di Patra Semarang Convention Hotel.

1.5. Metodologi
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode observasi dan evaluasi. Pola observasi dan evaluasi yang dipakai adalah ”the one short case study”, yaitu suatu kelompok diperlakukan tertentu kemudian dilakukan pengamatan dan evaluasi terhadap variable tergantung. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan jaringan komunikasi, untuk mengadakan evaluasi terhadap jaringan yang ada. Antara lain dilakukan pengamatan mengenai pengaruh terhadap penggunaan bandwidth, tenggang delay, lamanya waktu berkomunikasi, kapasitas komunikasi dan jenis transper data serta mengadakan evaluasi terhadap optimalisasi jaringan komunikasi yang sudah ada.

1.5.1 Langkah-langkah Penelitian
Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh penulis sebagai perencanaan kegiatan observasi dan evaluasi yang dilakukan selama penelitian. Dalam penelitian ini langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut :

a. Mengadakan observasi terhadap jaringan yang ada.
b. Menguji optimalisasi sarana jaringan yang ada.
c. Analisa dan pembahasan, dengan melakukan pembahasan terhadap data dari hasil pengujian untuk menemukan kesesuaian antara teori dengan praktek. Maka dapat ditentukan optimalitas dari jaringan komunikasi yang telah ada.

1.5.2 Metode Penentuan Objek Penelitian

a. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah jaringan komunikasi yang menggunakan basis internet (VOIP) untuk melaksanakan sistem komunikasi pada gedung hotel agar dapat memberikan pelayanan maksimal dan optimalitas terhadap para tamu hotel, dalam memanfaatkan jaringan komunikasi berbasis internet (VOIP) serta dapat menghemat biaya operasional.

b. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan dua variable yaitu :


1) Variabel Bebas
Variabel bebas dalam studi evaluasi ini adalah kepuasan pendengar dan pembicara disaat mengadakan komunikasi yang terhubung dengan VOIP. Nilai kepuasan ini dibuat berdasarkan subjektifitas dengan menggunakan nilai MOS (Mean Opinion Score). Hal ini diakukan untuk mengetahui optimalitas terhadap jaringan komunikasi berbasis internet (VOIP) pada patra semarang convention hotel terhadap hasil evaluasi.

Tabel 1 : Penilaian MOS (Mean Opinion Score) terhadap kualitas layanan VOIP.
Nilai MOS Opinion Score untuk tes Pembicaraan Opinion Score untuk tes pendengaran
5 Excellent Excellent (jauh lebih keras daripada yang diisyaratkan)
4 Good Good (lebih keras dari yang diisyaratkan)
3 Fair Fair (kejelasan suara yang diisyaratkan)
2 Poor Poor (lebih pelan dari yang diisyaratkan)
1 Bad Bad (jauh lebih pelan dari yan diisyaratkan)


2) Variabel Tergantung
Variabel tegantung dalam penelitian ini adalah optimalitas dan limit batas dari jaringan komunikasi berbasis internet :
a) Penggunaan Bandwitdh Saat Berkomunikasi.
b) Tenggang Waktu Delay Saat berkomunikasi.

1.5.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dan analisis mengenai Pengembangan infrastruktur telepon berbasis VOIP dengan memanfaatkan jaringan hotel, dalam upaya efisiensi biaya telekomunikasi di Patra Semarang Convention Hotel, dilakukan di lokasi hotel dengan memusatkan tempat penelitian dan penempatan server di Gedung Baru (New Wings).
Penelitian dan evaluasi dilakukan di Patra Semarang Covention Hotel pada bulan mei sampai juni tahun 2010. pengambilan data dilakukan dengan bimbingan chief engineering yang bersangkutan.

1.6. Sistematika Tugas Akhir
Agar informasi yang diuraikan sistematis, akurat dan terstruktur, sehingga dapat dengan mudah dipahami, maka penulisan laporan tugas akhir ini disusun sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, indentifikasi masalah, pembatasan masalah, metodologi penulisan dan sistematika tugas akhir.

BAB II LANDASAN TEORI
Berisi tentang teori-teori dasar yang mendukung penulisan tugas akhir.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang penjabaran, analisa serta perhitungan-perhitungan dari permasalahan dan penyelesaiannya.

BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari keseluruhan dari hasil pembahasan tugas akhir.










BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Jaringan Komunikasi Voice Over Internet Protokol
Voice over Internet Protocol (VOIP) dikenal juga dengan sebutan IP Telephony didefinisikan sebagai suatu sistem yang menggunakan jaringan internet untuk mengirimkan data paket suara dari suatu tempat ke tempat yang lain menggunakan perantara protokol jaringan IP (Tharom, 2002). Sehingga teknologi ini mampu menyediakan komunikasi suara real-time dengan berbasiskan Internet Protocol dan dapat memanfaatkan infrastruktur internet yang sudah ada untuk berkomunikasi.

Gambar 2 : Diagram VoIP

Jaringan IP sendiri adalah merupakan jaringan komunikasi data yang berbasis packet-switch. Suara yang masuk diubah dalam bentuk format digital dalam bentuk bit (binary digital). Dengan menggunakan teknologi DSP Board (Digital Signal Processing Board) atau soundcard, merupakan perangkat yang mampu mengolah sinyal analog (misalnya sinyal audio) sebagai sinyal input dan diolah menjadi sinyal digital dan menghasilkan sinyal keluaran dalam bentuk sinyal analog kembali.
Dalam melakukan proses komunikasi, terdapat beberapa jenis panggilan data dan pengendalian Packet Loss dan Delay. Data dalam format digital akan dikirimkan dalam jaringan internet, akan dibagi dalam paket-paket kecil. Hal ini dapat memudahkan dan mempercepat transportasi. Kini VOIP memungkinkan komunikasi antar PC ke telepon dan komunikasi antar telepon dengan kualitas layak. Oleh karena itu jaringan IP harus didesain agar memenuhi persyaratan delay dan packet loss (kehilangan paket data pada proses transmisi). Hal-hal yang diperhatikan dalam jaringan VOIP, sebagai berikut :
2.1.2 Jaringan Komunikasi
Jaringan komunikasi merupakan sekumpulan analog phone pada masing-masing kamar hotel yang dihubungkan melalui media fisik (kabel) yang berfungsi sebagai media transper data. Karena komunikasi yang dilakukan merupakan petukaran data, maka komunikasi ini dinamakan pula sebagai jaringan komunikasi data. Analog phone yang ada pada setiap kamar dapat dirangkai kembali dengan komputer, voicemail system, auto attendant (Interactive voice response-IVR), conference bridging dan music on hold.

2.1.2 Protokol TCP/IP
Proses pertukaran data yang terjadi diatur oleh protocol TCP (Transmission Control Protocol) merupakan sebuah protokol yang digunakan pada jaringan internet. Ilustrasi pemrosesan data untuk dikirimkan dengan menggunakan protokol TCP diberikan pada gambar di bawah ini :








Gambar 4 : Lapisan Protokol TCP/IP

TCP merupakan protokol yang connection-oriented yang artinya menjaga reliabilitas hubungan komunikasi end-to-end. Konsep dasar cara kerja TCP adalah mengirim dan menerima segmen-segmen informasi dengan panjang data bervariasi pada suatu datagram internet.

2.1.3 Application Layer
Merupakan gambaran dari suatu proses penyampaian informasi dalam berkomunikasi berbasis VOIP dengan kata lain Lapisan (konsep) dalam networking. Berbagai model komunikasi TCP/IP terdiri atas beberapa layer yang menyusun protokol tersebut.
Fungsi Utama lapisan ini adalah pemindahan file. Perpindahan file dari sebuah sistem ke sistem lainnya yang berbeda memerlukan suatu sistem pengendalian untuk mengatasi adanya ketidakcocokan sistem file yang berbeda-beda. Protokol ini berhubungan dengan aplikasi. Salah satu contoh aplikasi yang telah dikenal misalnya Hypertext Transfer Protocol (HTTP) untuk web.

2.1.4 Codec (Coder Decoder)
Codec bisa diartikan sebagai alat dengan seperangkat aturan yang mengatur bagaimana sinyal suara analog diubah menjadi data digital dengan kata lain merupakan sistem pengkodean untuk transmisi digital.
Codec mempengaruhi kebutuhan bandwidth untuk VOIP, semakin kecil bit rate sinyal digital yang dihasilkan codec, maka semakin baik codec tersebut. Namun perhitungan matematis yang dilakukannya menjadi semakin rumit dan ini mempengaruhi kualitas suara setelah di-decode. Kualitas suara biasanya dihitung dengan metode Most Opinion Score (MOS). Metode ini memberi nilai rat-rata kualitas suara antara 1 sampai 5 dimana 1 artinya buruk dan 5 artinya baik.

2.1.5 Session Initiation Protocol (SIP)
Merupakan salah satu protokol yang dapat digunakan pada softswitch asterisk. Yang dapat berfungsi sebagai call initiation, yaitu membangun sebuah sesi komunikasi, negosiasi media transper protokol, mengundang user agent lain untuk bergabung di dalam sesi komunikasi. Call modification yang dapat memodifikasi sesi komunikasi, call termination atau menutup sesi komunikasi, presence yang dapat mengumumkan status user pada user lain, online atau offline, away atau busy.
SIP merupakan signalling protocol dan bukanlah media transper protokol, sehingga SIP tidak membawa paket data voice atau video. Dalam implementasi VoIP berbasis protokol SIP, Real Time Protocol (RTP) digunakan sebagai media transper protokol. SIP menggunakan protokol UDP port 5060, sedangkan RTP menggunakan protokol UDP pada port dinamis (port antara 8000-20000).
a. Alasan mengapa dipilihnya Session Initiation Protocol (SIP)
1) Mudah diimplementasikan.
2) Membangun jaringan VOIP berbasiskan komponen-komponen SIP relative lebih mudah.
3) Software mudah diperoleh dan status produksinya setara dengan komersil.
4) Terbukti bekerja cukup baik untuk beberapa VOIP Service Provider Software berlisensi opensource.
5) Mudah untuk mengimplementasikan fitur-fitur baru dan digabungkan dengan layanan lainnya seperti Free Mail.
6) Mampu bekerja untuk user agent yang berada dibelakang NAT atau common firewall dengan relatif mudah.
7) Kualitas suara dan sebagian besar penggunaan bandwidth diserahkan pada peer to peer.

b. Komponen SIP
1) Proxy Server
Merupakan komponen penengah antar user agent, bertindak sebagai server dan client yang menerima request message dari user agent dan menyampaikan pada user agent lainnya. selain itu proxy server dapat menerjemahkan dan atau menulis ulang request message sebelum menyampaikan pada user agent tujuan atau proxy lain dan mampu menyimpan seluruh state sesi komunikasi antara UAC dan UAS. Asterik merupakan salah satu software open source IP PBX jenis SIP proxy, yang terbaik untuk digunakan pada VOIP server
2) Redirect Server
Merupakan komponen yang menerima request message dari user agent, memetakan alamat SIP user agent atau proxy server tujuan kemudian menyampaikan hasil pemetaan kembali pada user agent pengirim (UAC).

2.1.6 Bandwidth
Lebar Pita (bandwidth) dalam teknologi komunikasi adalah perbedaan antara frekuensi terendah dan frekuensi tertinggi dalam rentang tertentu. Sebagai contoh, line telepon memiliki bandwidth 3000Hz, yang merupakan rentang antara frekuensi tertinggi (3300Hz) dan frekuensi terendah (300Hz) yang dapat dilewati oleh line telepon ini. Pada jaringan komputer, bandwidth mengacu pada kecepatan transper data, umumnya dalam satuan Kbps (Kilobit per second).
FEC (Forward Error Correction) tidak hanya digunakan untuk mengoptimasi link budget dan memaksimalkan efisiensi bandwidth, tetapi juga dapat me mbuat tradeoff antara BER dengan bandwidth yang digunakan menjadi lebih fleksibel (Pratt. 1986).




Gamabar : Hubungan Bandwidth dan Performansi

Untuk suatu carrier yang membawa suatu Bit Rate informasi Rb, menggunakan FEC r (modulasi) dengan efisiensi spektral m (rasio antara bit rate dengan bandwidth)

B = Rb/

Oleh karena itu, suatu bandwidth yang lebih lebar diperlukan nilai code rate yang rendah. Misalkan suatu VSAT (very small aperture terminal) memancar pada bit rate informasi
Rb = 64 kbps,
Modulasi BPSK menggunakan efisiensi spektral 0,7 b/s/Hz
Nilai BER (probabilitas error)yang diperlukan adalah 10E-7
Nilai Eb/No yang diperlukan bergantung pada code rate.

2.1.2 Panggilan Data
Panggilan data yang terjadi pada jaringan VOIP memiliki dua jenis komunikasi yang menempati penerapan teknologi VOIP jaringan IP antara pemanggil (calling party) dan pihak yang dipanggil (called party), yaitu aliran informasi pembicaraan dan message-message signaling yang mengontrol hubungan dan karakteristik aliran media. Untuk membawa informasi digunakan Realtime Transport Protocol (RTP). Sedangkan untuk pensinyalan terdapat dua standar yang dikeluarkan oleh dua badan dunia, yaitu :
a. H.323 yang dikembangkan oleh ITU-T
b. Session Initiation Protocol (SIP) oleh IETF (Internet Engineering Task Force).
..
2.1.3 Format Paket VoIP
Tiap paket VoIP terdiri atas dua bagian, yakni header dan payload (beban). Header terdiri atas IP header, Real-time Transport Protocol, User Datagram Protocol (UDP) header, dan link header. Format paket VoIP dapat dilihat pada gambar berikut (Tharom, 2002) :

Gambar 3 : Format Paket VoIP

IP header bertugas menyimpan informasi routing untuk mengirimkan paket-paket ke tujuan. Pada tiap header IP disertakan tipe layanan atau Type of Service (ToS) yang memungkinkan paket tertentu seperti paket suara yang non real time. UDP header memiliki ciri tertentu yaitu tidak menjamin paket akan mencapai tujuan sehingga UDP cocok digunakan pada aplikasi voice real time yang sangat peka terhadap delay dan latency. RTP header adalah header yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan framing dan segmentasi data real time. Seperti UDP, RTP juga tidak mendukung reabilitas paket untuk sampai ke tujuan. RTP menggunakan protokol kendali yang disebut RTCP (Real-time Transport Control Protocol) yang mengendalikan QoS dan sinkronisasi media stream yang berbeda. Untuk link header, besarnya sangat bergantung pada media yang digunakan. Tabel berikut menunjukkan perbedaan ukuran header untuk media yang berbeda dengan metode kompresi G.729.

Tabel 2 : Link Layer Header Size
Media Link Layer Header Size Bit Rate
Ethernet 14 byte 29.6 kbps
PPP 6 byte 26.4 kbps
Frame Relay 4 byte 25.6 kbps
ATM 5 byte tiap cell 42.4 kbps

2.2. Kualitas Layanan VoIP
Quality of Service (QoS) adalah kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik data tertentu pada berbagai jenis platform teknologi. QoS tidak diperoleh langsung dari infrastruktur yang ada, melainkan diperoleh langsung dengan mengimplementasikannya pada jaringan bersangkutan (Onno, Tharom. 2001). Aplikasi VOIP merupakan aplikasi real time, sehingga tidak dapat mentolerir delay (dalam batasan tertentu) dan packet loss. Delay dapat diminimalkan dengan menggunakan teknologi packet switching sebagai pengganti data switching. Cara lain yang dapat ditempuh adalah mengoptimalkan penggunaan bandwidth, mengatur metode antrian yang dipakai dan menggunakan protokol-protokol managemen untuk mengatur paket data yang dilewatkan.
Packet Loss dan Delay merupakan masalah yang berhubungan dengan kebutuhan bandwidth dan lebih dipengaruhi oleh stabilitas rute yang dilewati data pada jaringan, metode antrian yang efisien, pengaturan pada router (penguat sinyal), dan penggunaan kontrol terhadap kongesti (kelebihan beban data) pada jaringan Packet loss terjadi ketika terdapat penumpukan data pada jalur yang dilewati. Biasanya tidak ada perubahan yang terjadi pada sinyal, kecuali amplifikasi untuk mengatasi packet loss yang besar serta konversi antar frekuensi uplink dan downlink (T.Ha. 1986). Hal ini mendorong agar arsitektur VOIP menyediakan infrastruktur yang memiliki kemampuan dan fitur seperti halnya SS7 (Signaling System no 7) di PSTN.
QoS pada IP Telephony adalah parameter-parameter yang menunjukkan kualitas paket data jaringan, agar didapatkan hasil suara sama dengan menggunakan telepon tradisional (PSTN). Beberapa parameter yang mempengaruhi QoS antara lain
a. latency (keterlambatan data)
b. delay,
c. jitter,
d. packet loss
e. sequence error
Pada jaringan internet. Selain itu QoS juga dipengaruhi oleh pemenuhan kebutuhan bandwidth, jenis kompresi data, interoperabilitasperalatan (vendor yang berbeda) dan jenis standar multimedia yang digunakan (H.323/SIP/MGCP).

2.2.1 Latency
Latency adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu perangkat dari meminta hak akses ke jaringan sampai mendapatkan hak akses itu. Ada dua jenis latency, yaitu real dan induced.
Real latency berhubungan dengan fisikal jaringan dan karakteristik penyambungan dari media pengangkutannya, seperti pensinyalan elektriknya dan clocked speed, juga berhubungan dengan RTT (Round Trip-time) selama ditransmisikan dari sumber ke tujuan melalui berbagai perubahan kecepatan transmisi.
Induced latency adalah delay yang terjadi akibat delay antrian pada peralatan jaringan (misalnya Ethernet card router), delay proses pada end-systems, dan kongesti lain jaringan antara sumber dan tujuan. Pada jaringan yang cukup besar delay antrian tidak dapat ditangani secara baik (misalnya penggunaan metode antrian yang berbeda pada tiap router). Ada satu lagi latency yang tidak terlalu signifikan namun dapat berpengaruh pada perspektif pengguna yaitu remembered latency. Latency ini adalah latency yang terjadi akibat daya ingatmanusia. Manusia dapat menyerap begitu banyak informasi dan cenderung sensitif pada delay saat pengiriman dan penyampaian informasi.

2.2.2 Delay
Dalam jaringan VoIP, delay merupakan suatu permasalahan yang harus diperhitungkan karena bagus tidaknya suara tergantung dari waktu delay. Besarnya delay maksimum yang direkomendasikan oleh ITU untuk aplikasi suara adalah 150 ms, sedangkan delay maksimum dengan kualitas suara yang masih dapat diterima pengguna adalah 250 ms. Delay end to end adalah jumlah delay konversi suara analog-digital, delay waktu paketisasi atau bisa disebut juga delay panjang paket dan delay jaringan pada saat t (waktu). Ada beberapa penyebab terjadinya delay antara lain :
a Kongesti (kelebihan beban data)
b. Kekurangan pada metode traffic shaping
c. Penggunaan paket-paket data yang besar pada jaringan berkecepatan rendah
d. Adanya paket-paket data dengan ukuran berbedabeda
e. Perubahan kecepatan antar jaringan WAN
f. Pemadatan bandwidth secara tiba-tiba

Trafik suara merupakan trafik realtime sehingga jika delay dalam pengiriman paket suara terlalu besar, ucapan yang disampaikan tidak dapat dikenali. Delay maksimum yang ditolerir pada transmisi sinyal suara sesuai dengan standar ITU G.114 yang direkomendasikan bahwa delay kumulatif harus ≤ 150 mdetik (1-way delay). Delay kumulatif terdiri atas dua jenis yaitu (Tharom, 2001) :
a. Fixed delay
Fixed delay terbagi atas :
1) Delay propagasi (propagation delay)
Delay yang ditentukan oleh karakteristik jarak antara sumber dan tujuan, serta media transmisi yang digunakan untuk pengiriman sinyal suara. Delay jaringan untuk standar IEEE 802.3i (10BaseT) dapat dihitung dengan rumus berikut (Blanchard, 2001) :
Kecepatan sinyal yang melalui kabel adalah 0.59c, dimana c merupakan kecepatan cahaya = 3.108 m/s (Blanchard, 2001).
2) Processing delay
merupakan delay yang diakibatkan oleh coding, kompresi, dekompresi dan decoding yang ditentukan oleh algoritma standar codec.
3) Packetization delay
adalah delay yang terjadi saat proses paketisasi sampel suara digital yang dibawa untuk ditempatkan pada payload sampai paket terisi penuh. Untuk mengurangi terlalu banyak delay paketisasi, biasanya digunakan beberapa skema kompresi seperti pembagian yang dapat dikirim.
b. Variabel delay
Delay variable dibagi menjadi :
1) Delay antrian (Queuing delay) adalah
delay akibat waktu tunggu paket yang dilayani pada sebuah trunk.
2) Delay Jitter buffer adalah
delay akibat adanya buffer untuk mengatasi jitter.

2.2.3 Jitter
Jitter merupakan variasi delay yang terjadi akibat adanya selisih waktu atau interval antar kedatangan paket di penerima. Parameter ini dapat ditangani dengan mengatur metode antrian pada router saat terjadi kongesti atau saat perubahan kecepatan. Paket data yang datang dikumpulkan dulu dalam jitter buffer selama waktu yang telah ditentukan sampai paket dapat diterima pada sisi penerima dengan urutan yang benar. Hanya saja jitter tidak mungkin dihilangkan sebab metode antrian yang paling baik tetap saja tidak dapat mengatasi semua kasus antrian.
Untuk meminimalisasi jitter ini, diusahakan agar pengiriman tiap-tiap paket data melalui jalur yang sama dan jangan sampai terjadi packet loss atau kongesti jaringan. Selain jitter QoS juga dipengaruhi oleh echo. Echo disebabkan perbedaan impedansi dari jaringan yang menggunakan four-wire dengan two-wire.
Efek echo adalah suatu efek yang dialami mendengar suara sendiri ketika sedang melakukan percakapan. Mendengar suara sendiri pada waktu lebih dari 25 ms dapat menyebabkan terhentinya pembicaraan.


2.2.4 Packet Loss
Loss packet (kehilangan paket data pada proses transmisi) terjadi ketika terdapat penumpukan data pada jalur yang dilewati pada saat beban puncak (peak load) yang menyebabkan kemacetan transmisi paket akibat padatnya trafik yang harus dilayani dalam batas waktu tertentu. Sehingga frame (gabungan data payload dan header yang di transmisikan) akan dibuang sebagaimana perlakuan terhadap frame data lainnya pada jaringan berbasis IP.
Paket akan di drop di bawah beban puncak dan selama periode kongesti yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti kegagalan link transmisi atau kapasitas yang tidak mencukupi. Salah satu alternatif solusi permasalahan di atas adalah membangun link antar node pada jaringan VoIP dengan spesifikasi dan dimensi dengan QoS yang baik dan dapat mengantisipasi perubahan lonjakan trafik hingga pada suatu batas tertentu.
Packet loss pada jaringan untuk IP telephony sangat besar pengaruhnya, dimana bila terjadi packet loss dalam jumlah tertentu, akan menyebabkan terjadi interkoneksi TCP melambat cable length velocity of propagation propagation delay cable length 0.59 (terlalu banyak pengulangan proses handshake). Biasanya packet loss sebesar 10% tidak bisa ditolerir (Onno, Tharom. 2001).

2.3. Penilaian MOS Dengan Software Manage Engine VQManager
Untuk penilaian subjektif kualitas layanan VOIP adalah MOS (Mean Opinion Score), nilai-nilai subjektifnya diambil berdasarkan kepuasan pendengar dan pembicara disaat mengadakan hubungan VOIP. Untuk MOS, secara garis besar dapat dilihat tabel 1.
Data kuantitatif yang digunakan untuk menentukan MOS adalah dari sisi metode kompresi, yaitu bandwidth yang dihasilkan dan delay kompresi yang dihasilkan. Tabel penilaian MOS yang didapat dari sisi metode kompresi terdapat dalam tabel 3.


Tabel 3. Hubungan metode kompresi dan penilaian MOS
Metode Kompresi Bandwidth (kbps) Delay Kompresi (ms) Score MOS
G 711 PCM 62 0.75 4.1
G 726 ADPCM 32 1 3.85
G 728 LD – CELP 16 3 - 5 3.61
G 729 CS – ACELP 8 10 3.92
G 729 CS – ACELP 8 10 3.7
G 723.1 MPMLQ 6.3 30 3.9
G 723.1 ACELP 5.3 30 3.65


2.2.1 Software Manage Engine VQManager
Manage Engine VQManager merupakan Software Monitoring Jaringan dimana software ini adalah produk dari manageengine.com. Software ini bisa memonitor semua perangkat atau user-agen yang mendukung protokol SIP (RFC 3261) dan RTP/RTCP (RFC 3550). VQManager memonitor secara real-time VOIP QoS (Quality of Service) dan dapat dikonfigurasi sendiri karena merupakan software yang berbasis web interface
VQManager merupakan cara memonitor trafik pada jaringan dengan menggunakan Windows sama seperti fungsi dari memory dan CPU yaitu Kegunaan yang paling umum adalah adalah memonitor bandwidth dari leased lines, router dan firewalls melalui SNMP, packet sniffing atau netflow. Akan tetapi juga bisa digunakan untuk memonitor server, pengaturan switch, printer, dan komponen jaringan lainnya dalam keadaan SNMP bekerja. PRTG dapat diatur untuk bekerja pada Windows selama 24 jam setiap harinya dan secara konstan mencatat semua parameter jaringan.

2.3.2 Pengumpulan Data VQManager
Data yang tercatat disimpan dalam database internal untuk dilihat kemudian. Data statistik yang telah tercatat dapat dilihat pada Windows GUI dari PRTG. Juga keseluruhan konfigurasi dari setiap sensor dapat dikerjakan dengan meggunakan Windows GUI. Untuk memonitor hasilnya., PRTG menggunakan web server untuk mempermudah menggambar grafik dan tabel dengan meggunakan Web browser. Untuk mengakuisisi data, secara umum ada tiga metode untuk memonitor bandwidth yaitu :
a. Dengan menggunakan SNMP (Simple Network Management Protocol) untuk mengakses counter trafik atau peralatan SNMP lainnya.
b. Membaca masuk atau keluarnya sistem jaringan yang melewati Ethernet card pada komputer yang dikenal dengan packet sniffing.
c. Menganalisa cisco netflow oleh cisco routers.





BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengembangan infrastruktur telepon berbasis VOIP dengan memanfaatkan jaringan komunikasi Patra Semarang Convention Hotel, diawali dengan melakukan survey kebutuhan telepon di semua department, kamar hotel dan komunikasi lainnya pada Patra Semarang Convention Hotel yang meliputi tiga lokasi gedung. Hasil survey dilanjutkan dengan melakukan mapping penomoran telepon meliputi kebutuhan prefix untuk masing-masing lokasi gedung.
Untuk memudahkan dalam manajemen dan maintenance nantinya ditentukan motel menggunakan prefix 1, Gedung Lama (Old Wings) menggunakan prefix 2 dan Gedung Baru (New Wings) menggunakan prefix 3.

Gambar 5 : Intranet Patra Semarang Convention Hotel

Sedangkan untuk melayani kebutuhan telepon bagi karyawan dan pimpinan department menggunakan prefix 5 dan 6. Dari hasil mapping ditentukan kebutuhan perangkat meliputi server, converter, maupun pesawat telepon yang ditempatkan di masing-masing lokasi.
Tahap implementasi dimulai
a. Instalasi server dan pengujian server.
b. Pemrograman aplikasi komunikasi internet VOIP.
c. Pemasangan perangkat analog phone (Ehternet) di masing-masing lokasi.
d. Pengujian fasilitas-fasilitas server meliputi pemanggilan telepon end to end, conference, voice message, ring group, dll.
e. Evaluasi terhadap sistem jaringan komunukasi VOIP di Patra Semarang Convention Hotel.

Skenario rancangan konfigurasi jaringan VOIP Patra Semarang Convention Hotel ditunjukkan pada gambar 4.

Gambar 6 : Skenario jaringan VOIP Patra Semarang Convention Center

Setelah proses implementasi dilanjutkan dengan melakukan sosialisasi staff meliputi cara instalasi, penggunaan dan troubleshooting. Sosialisasi ke pimpinan juga dilakukan melalui rapat pimpinan.

3.1. Pemrograman Jaringan Komunikasi VOIP
3.1.1 Konfigurasi Unjuk Kerja VOIP menggunakan protokol SIP
Asterisk menawarkan fitur yang lengkap untuk mendukung VoIP. Asterisk mendukung 3 protokol yang dapat berinterkoneksi. Secara default Asterisk sudah mendukung protokol signaling SIP dan IAX, dan untuk mendukung protokol H.323 harus kita tambahkan ke dalam sistem Asterisk (Addon). Masing-masing protokol mempunyai konfigurasi yang berbeda-beda dalam sistem Asterisk dan menawarkan kualitas konfigurasi yang berbeda-beda. Tujuannya adalah memberikan pilihan kepada developer dan melihat jaringan existing yang telah terbangun, apakah internet atau cukup jaringan intranet saja.
Dalam Kerja Praktek ini penulis mensimulasikan unjuk kerja aplikasi VOIP seperti aplikasi conference, music on hold, voicemail dan autoattendant (IVR-Interactive Voice Response) dengan koneksi 3 (tiga) client yaitu 2(dua) client menggunakan softphone dan 1 (satu) client menggunakan analog phone.
Konfigurasi file asterisk difokuskan pada sip.conf, extensions.conf, meetme.conf, dan voicemail.conf. Komponen yang diperlukan dalam jaringan ini berupa 2 (dua) PC untuk client yang menggunakan softphone, 1 (satu) PC sebagai SIP server (Asterisk server), 1 (satu) analog phone, 1 (satu) phone adaptor Linksys PAP2-NA, dan sebuah switch untuk kedua koneksi tersebut. Jaringan dibuat hanya pada tingkatan LAN (Local Area Network). Konfigurasi untuk koneksi 3 (tiga) client pada jaringan VoIP adalah sebagai berikut


Gambar 7 : Konfigurasi jaringan koneksi 3 client pada jaringan VOIP

Dari gambar diatas 3 (tiga) client dan SIP server mempunyai IP address masing-masing dari 172.16.40.98 adalah IP address yang dimiliki SIP server, client 1 (satu) dengan IP address 172.16.40.90 dengan menggunakan softphone, client 2 (dua) 172.16.40.91 juga menggunakan softphone dan client 3 (tiga) yang menggunakan analog phone dan mendapatkan IP address dari phone adaptor 172.16.40.92. Dapat dilihat pada gambar antara SIP server dan 3 clientnya dihubungkan ke switch untuk koneksi server-client. Artinya dalam jaringan ini agar client-client dapat memanggil satu sama lain harus melakukan registrasi dahulu ke server-SIP. Proses registrasi dilakukan oleh pengguna dengan cara mengirimkan request yang disebut REGISTER kepada proxy-server. Proxy-server ini disebut registrar. Sebuah registrar bertugas menerima dan menyimpan data yang berisi alamat pengguna. Registrar dan proxy-server biasanya merupakan satu kesatuan. Setelah teregistrasi maka client-client tersebut dapat melakukan panggilan dan dapat menggunakan aplikasi-aplikasi Asterisk SIP server seperti conference, music on hold, voicemail dan autoattendant (IVR-Interactive Voice Response).

Suatu REGISTER request mempunyai header-field sebagai berikut :
a. Request URI berisi nama domain dari registrar. Header ini tidak boleh mengandung karakter ‘@’ dan nama pengguna. Pada gambar di atas sip: 172.16.40.98.
b. To berisi alamat sip dari seorang pengguna yang akan disimpan pada registrar. Pada contoh ini sip:1001@172.16.40.98.
c. From berisi alamat seseorang yang melakukan proses regisrasi. Biasanya sama dengan alamat pada To, kecuali registrasi dilakukan oleh pihak ketiga.
d. Contact biasanya berisi SIP-URI yang menunjukkan suatu SIP endpoint. Pada contoh ini sip:172.16.40.91/1002.

3.1.2 Instalasi dan Konfigurasi
a. Instalasi dan Konfigurasi Asterisk
Asterisk merupakan software Proxy SIP Server yang berbasis Linux. Pada kerja praktek ini yang dipakai adalah Asterisk-1.4.23, Zaptel-1.4.12, Libpri-1.4.7, Asterisk-addons-1.4.7, Asterisk-sounds-1.2.1 serta mpg123-1.4.3 yang bisa didapat dari www.asterisk.org atau www.asteriskguru.com atau website lainnya karena sudah banyak open source tersedia di internet seperti paket-paket yang digunakan untuk instalasi asterisk. File installer yang didapat masih dalam bentuk file.tar.gz, sehingga langkah awal adalah mengkompres file tersebut.
1) Memindahkan paket-paket yang akan diinstal ke folder yang telah dibuat yakni /usr/src/asterisk. Dengan perintah pada terminal :

[root@localhost root] # mkdir /usr/src/asterisk

2) Masuk ke dalam folder tersebut melalui terminal konsole dan kemudian me-unkompres file tersebut dan menginstalnya dengan urutan paket pertama adalah Libpri-1.4.7 dengan perintah :

[root@localhost asterisk] # tar zxvf Libpri-1.4.7.tar.gz
[root@localhost asterisk] # cd Libpri-1.4.7
[root@localhost Libpri-1.4.7] # make clean
[root@localhost Libpri-1.4.7] # make
[root@localhost Libpri-1.4.7] # make install

3) Menginstal secara berturut-turut yakni zaptel, asterisk, asterisk-addons, asterisk-sounds dan mpg123 sebagai berikut :

[root@localhost asterisk] # tar zxvf Zaptel-1.4.12.tar.gz
[root@localhost asterisk] # cd Zaptel-1.4.12
[root@localhost Zaptel-1.4.12] # make clean
[root@localhost Zaptel-1.4.12] # ./configure
[root@localhost Zaptel-1.4.12] # make
[root@localhost Zaptel-1.4.12] # make install
[root@localhost Zaptel-1.4.12] # cd ..
[root@localhost asterisk] # tar zxvf asterisk-1.4.23.tar.gz
[root@localhost asterisk-1.4.23] # make clean
[root@localhost asterisk-1.4.23] # ./configure
[root@localhost asterisk-1.4.23] # make
[root@localhost asterisk-1.4.23] # make install
[root@localhost asterisk-1.4.23] # make samples
[root@localhost asterisk-1.4.23] # make menuconfig

4) Make mpg123 merupakan langkah untuk mengaktifkan mp3.file pada music on hold.

5) Menginstal asterisk addons serta sounds sebagai berikut :

[root@localhost asterisk] # tar zxvf mpg123-1.4.3.tar.gz
[root@localhost asterisk] # cd mpg123-1.4.3
[root@localhost mpg123-1.4.3] # make clean
[root@localhost mpg123-1.4.3] # make
[root@localhost mpg123-1.4.3] # make install
[root@localhost mpg123-1.4.3] # cd ..
[root@localhost asterisk] # tar zxvf asterisk-addons1.4.7.tar.gz
[root@localhost asterisk] #cd asterisk-addons-1.4.7
[root@localhost asterisk-addons-1.4.7] # make clean
[root@localhost asterisk-addons-1.4.7] # make
[root@localhost asterisk-addons-1.4.7] # make install
[root@localhost asterisk-addons-1.4.7] # cd ..
[root@localhost asterisk] # tar zxvf asterisk-sounds-1.2.1.tar.gz
[root@localhost asterisk] # cd asterisk-sounds-1.2.1
[root@localhost asterisk-sounds-1.2.1] # make install

Untuk asterisk-sounds langsung di make install, sehingga asterisk server telah komplit terinstal beserta komponen pendukungnya.

6) Menjalankan pada terminal dengan perintah

[root@localhost root] # asterisk
[root@localhost root] # asterisk –r


Gambar 8 : Running asterik menggunakan “ asterisk –r ”

atau

[root@localhost root] # asterisk –vvvc

Gambar 9 : Running asterik menggunakan “ asterisk -vvvc ”

Sehingga Asterisk sudah dapat dipergunakan, dimana file konfigurasinya terdapat pada direktori /etc/asterisk. File konfigurasi yang difokuskan dalam penyettingan atau pengkonfigurasian untuk file sip.conf, extensions.conf, voicemail.conf, dan meetme.conf untuk konfigurasi aplikasi-aplikasi Asterisk SIP-Server sedangkan http.conf dan manager.conf digunakan untuk membangun Asterisk-Gui. Berikut konfigurasi dan proses edit pada file-file tersebut :

1) sip.conf
Sip.conf file konfigurasi yang berisi parameter yang berkaitan dengan konfigurasi client-client SIP untuk mengakses server Asterisk. Client dikonfigurasi dahulu di file ini, sebelum mereka menempatkan atau menerima panggilan dengan menggunakan server Asterisk. Langkah pertama buka terminal konsole dan ketik :

[root@localhost root] # cd /etc/asterisk
[root@localhost asterisk] # ls
[root@localhost asterisk] # vi sip.conf

Berikut settingan yang dibutuhkan pada sip.conf dan penambahan isi file untuk client-clientnya :

[general]
context=default
bindport=5060
bindaddr=0.0.0.0
srvlookup=yes

register => 1000:1001@172.16.40.98
register => 1001:1002@172.16.40.98
register => 1002:1003@172.16.40.98

[1000]
type=friend
context=default
host=dynamic
username=1000
secret=1234
nat=no
allow=all
mailbox=1000@default

[1001]
type=friend
context=default
host=dynamic
username=1001
secret=1234
nat=no
allow=all
mailbox=1001@default

[1002]
type=friend
context=default
host=dynamic
username=1002
secret=1234
nat=no
allow=all
mailbox=1002@default

Setelah masuk pada file sip.conf ketik huruf “a” atau klik “insert“ pad keyboard untuk melakukan pengeditan. Selesai dikonfigurasi dan diedit pada sip.conf maka harus di save dengan tekan “esc” kemudian mengetikkan “:wq“. Hal ini berlaku sama untuk proses konfigurasi dan edit pada file extension.conf, voicemail.conf, manager.conf, http.conf, meetme.conf, dan moh.conf.

2) Extensions.conf
File extensions.conf menampilkan dialpan, menggunakan channel dengan aplikasi dan layanan. Extensions.conf juga mempunyai keunggulan extension matching logic dan intelligent call routing logic. Pada extensions.conf ini juga termasuk konfigurasi extension untuk aplikasi meetme, music on hold dan auto attendant (IVR). Adapun settingan file extensions.conf sebagai berikut :

[root@localhost asterisk] # vi extensions.conf
[general]
static=yes
writeprotect=no
autofallthrough=yes
clearglobalvars=no
priorityjumping=no

[default]
exten => 1000,1,Dial(SIP/1000, 20)
exten => 1000,2, Voicemail(1000)
exten => 1000,3, Hangup()
exten => 1000,102, Voicemail(1000)

exten => 1001,1,Dial(SIP/1001, 20)
exten => 1001,2, Voicemail(1001)
exten => 1001,3,HangUp
exten => 1001,102, Voicemail(1001)

exten => 1002,1,Dial(SIP/1002, 20)
exten => 1002,2, Voicemail(1002)
exten => 1002,3,Hangup
exten => 1002,102, Voicemail(1002)

; untuk aplikasi voicemail
exten => 1010, 1, VoiceMailMain()

; untuk aplikasi meetme
[default]
exten => 1501,1,Goto (conf,1)

exten => conf,1,Set(MEETME_RECORDINGFILE=/Tutorial-${TIMESTAMP})
exten => conf,2,Meetme(1501/sr)
exten => conf,3,Hangup

untuk aplikasi music on hold secara otomatis aktif karena telah ter-instal mpg123

untuk aplikasi auto attendant atau IVR
IVR 1
[mainmenu-1]
exten => 1551,1,Answer()
exten => 1551,2,Playback(thank-you-for-calling)
exten => 1551,3,Playback(if-u–know-ext-dial)
exten => 1551,4,Playback(otherwise)
exten => 1551,5,Playback(pls-hold-while-try)
exten => 1551,6,Playback(pls-ent-num-transfer)
exten => 1551,7,WaitExten(5)
exten => 0,1,Goto(default,1000,1)
exten => 1,1,Goto(default,1001,1)
exten => t,1,Goto(default,1000,1)
exten => i,1,Goto(default,1000,1)


3) Meetme.conf
Meetme.conf merupakan file konfigurasi untuk conference baik untuk voice conference maupun video conference. Berikut adalah konfigurasinya

[general]
audiobuffers=32

[rooms]
Conf => opened
Conf => 1501,1234

4) Voicemail.conf
File voicemail.conf digunakan untuk mengkonfigurasi aplikasi voicemail dengan konfigurasi sebagai berikut :

[general]
format = wav

[default]
1000 => 1234,1000,juniarto_arisandi@yahoo.com
1001 => 1234,1001,juniarto_arisandi@yahoo.com
1002 => 1234,1002,juniarto_arisandi@yahoo.com

b. Instalasi dan konfigurasi X-lite softphone
X-lite merupakan perangkat lunak yang dikembangkan oleh CounterPath Solutions Inc., yang diaplikasikan untuk komunikasi VoIP berbasis protokol SIP. Perangkat lunak ini diibaratkan dapat mentransformasikan PC menjadi telepon. X-lite memberikan manfaat yang sama seperti telepon biasa untuk melakukan dan menerima panggilan PC. Dengan menggunakan koneksi broadband internet dan teknik audio kompresi (codec), Quality of Service (QoS) yang dihasilkan hampir sama dengan telepon tradisional.
X-lite dapat diinstal pada sembarang komputer pada suatu jaringan komputer. Perangkat lunak ini dapat berjalan di sistem Windows maupun Linux. Proses registrasi dilakukan dengan memasukkan IP SIP Server yakni 172.16.40.98 pada sistem setting yang dapat dilihat pada menu X-lite. Pada saat mengaktifkan X-lite, sistem setting pada X-lite secara otomatis akan mencari SIP Proxy dimana X-lite ini terdaftar untuk melapor bahwa SIP softphone pada komputer tersebut telah aktif. Port yang digunakan pada saat komunikasi berlangsung adalah port 8000. Sedangkan untuk register port digunakan port 5060.
Berikut ini cara menginstal dan mengkonfigurasi X-lite :
1) Install X-Lite 3.0
a) Klik X-Lite 3.0 yang sudah di download.

Gambar 10 : X-lite instaler

Maka akan muncul seperti gambar di bawah ini, klik Next untuk melanjutkan proses installasi.

Gambar 11 : Instalasi X-lite tahap pertama
b) Pilih I accept theagreement, untuk menyetujui proses installasi.
c) Klik Next untuk melanjutkan proses installasi.


Gambar 12 : Instalasi X-lite tahap kedua

d) Pilih letak folder X-Lite 3.0 akan di install, klik Browse.. untuk memilih letak folder
e) Klik Next, unruk melanjutkan proses installasi


Gambar 13 : Instalasi X-lite tahap ketiga




f) Klik Next, untuk melanjutkan proses installasi

Gambar 14 : Instalasi X-lite tahap empat

g) Tunggu proses installasi sampai selesai, dan mucul tombol Finish sepeti gambar di bawah ini

Gambar 15 : Instalasi X-lite tahap kelima

h) Tampilan X-Lilte Setelah Installasi selesai

Gambar 16 : Tampilan X-lite

2) Setting SIP Account
a) Klik tombol segi tiga kebawah, pilih SIP Account Setting... untuk memasukan user account

Gambar 17 : Langkah pertama setting SIP account




b) Klik Add... untuk menambah user account dan password

Gambar 18 : Langkah untuk menambah user account dan password

c) Isi Account seperti contoh di bawah ini
Display Name : voip1
User Name : 1001
Password : 1234
Authorization : 1001
Domain : 172.16.40.98
Proxy : 172.16.40.98

d) Klik OK

Gambar 19 : Konfigurasi SIP account
e) klik tombol Close

Gambar 20: Account yang telah terdaftar

f) Tampilan setelah SIP Account di konfigurasi

Gambar 21: Tampilan X-lite yang sedang registering ke server Asterisk SIP


g) Tampilan Register SIP Account telah berhasil register

Gambar 22 : Tampilan X-lite yang telah teregister pada SIP server

X-lite softphone diatas telah diinstal dan dikonfigurasi dengan extension 1001 yang sudah teregister pada Domain dan Proxy 172.16.40.98. Konfigurasi yang sama untuk extension 1002 yang juga menggunakan X-lite softphone.
Setelah keduanya teregister maka dapat dicoba dilakukan panggilan dari extension 1001 ke extension 1002. Jika konfigurasi softphone dan koneksinya benar, maka kedua client tersebut dapat terhubung dan saling berbicara. Untuk lebih baik dan lebih maksimal dari softphone X-lite ini maka bisa dikonfigurasi pada “ Options ”.
Sehingga aplikasi-aplikasi SIP Asterisk-Server pada softphone X-lite seperti music on hold, audio dsn video conference, voicemail, Do not disturb dan lain-lainnya dapat digunakan secara maksimal.

Gambar 23 : Menu Options general



Gambar 24 Menu Options Advanced




3.1.3 Konfigurasi Analog Telephone Adaptor/ ATA Linksys PAP2-NA
VOIP yang biasa dikenal adalah bicara dua sisi masing-masing melalui komputer yang digunakan untuk menghubungkan PABX di antara dua ruangan atau tempat sehingga dapat dilakukan dengan pesawat telephone biasa. Perkembangan ini kemudian muncul handset yang berbentuk telephone tetapi dihubungkan dengan usb ke komputer. Patra Semarang Convention Center Menggunakan teknologi VOIP untuk pengabungan dengan PABX. Penggabungan ini membutuhkan perangkat VOIP box. Perangakat ini dikenal sebagai VOIP gateway, kadang ada juga yang menyebut ITG (Internet Telephony Gateway). Keluaran dari VOIP ini secara umum ada 3 macam, yaitu FXO, FXS, dan EM. FXS port dihubungkan langsung dengan pesawat telephone. Dalam VoIP semua port mempunyai nomor. Dalam hal ini FXS port sama dengan nomor telephone dan analog telephone adaptor Linksys PAP2-NA merupakan perangkat dengan menggunakan port FXS yang dihubungkan langsung ke telepon analog.

Gambar 25 : Struktur koneksi FXS

Berikut ini adalah bentuk gambaran koneksi fisik dari Analog Telephone Adaptor Linksys PAP2-NA :

Gambar 26 : Fisik Linksys PAP2-NA
Sumber : VOIPLINK (2008)


Gambar 27 : Phone adaptor dihubungkan dengan telepon analog dengan RJ-11


Gambar 28 : Phone adaptor dihubungkan dengan sumber internet yaitu komputer atau Ethernet dengan kabel RJ-45


Gambar 29 : Phone adaptor dihubungkan dengan sumber tenaga

Berikut ini adalah konfigurasi dari phone adaptor Linksys PAP2-NA :
1. Untuk melihat IP addressnya tekan **** (bintang) empat kali pada telepon.
2. Tunggu sampai mendengar “ configuration menu Configuration menu. Please enter option followed by the # (pound) key or hang up to exit.”
3. Berikut ini adalah tabel perintah untuk menekan tombol pada telepon untuk melakukan konfigurasi Analog Phone Adaptor Linksys PAP2-NA secara manual.

Tabel 4 : Setting menggunakan tombol untuk IVR menu
No Fungsi Perintah Perintah Pilihan Keterangan
1. Masuk menu Interactive Voice Respones **** Perintah inisial untuk login.
Perlu diingat setelah memasukkan perintah, akhiri dengan tombol ”#”
2. Mengecek DHCP 100 Mengecek DHCP disable atau enable. Jika DHCP enable maka otomatis setting stattic IP address, Gateway dan Subnet mask akan disable.
3. Mengubah DHCP menjadi enable dan disable 101 1-Enable
0-Disable Deafultnya enable. Dan untuk static IP set disable.
4. Cek IP address 110 Cek IP address dari DHCP atau settingan sebelumnya.
5. Set static IP address 111 IP address Set IP address secara manual. DHCP harus disable.
6. Cek Subnet mask 120 Subnet Mask Cek subnet mask yang terakhir dipakai.
7. Set static subnet mask 121 Set subnet mask secara manual dan DHCP harus disable.
8. Cek Gateway IP address 130 Gateway Cek Gateway IP address yang dipakai terakhir.
9. Set static Gateway 131 Set Gateway IP address secara manual. DHCP harus disable.
10. Enable/disable Web untuk phone adaptor 7932 1-enable
2-disable Defaultnya enable. Jika disable maka tidak bisa login ke webnya.
11. Manual Reboot 732668 Setelah mendengar “option successful” tutup teleponnya. Maka secara otomatis reboot.

4. Kemudian tekan 110#
5. Maka akan diketahui IP address dari telepon tersebut.
6. Pada laporan ini Analog Telephone Adaptor Line 1 yang dipakai dengan memakai IP address 172.16.40.92, oleh karena itu perlu diset IP address sesuai yang diinginkan
7. Setelah itu buka browser Internet Explorer dan ketikkan IP address dari telepon.
8. Kemudian pilih menu ” Admin Login ” seperti gambar dibawah ini :

Gambar 30 Tampilan user login Linksys phone adaptor

a) Klik pada pilihan System.

Gambar 31 : Tampilan menu System pada Linksys PAP2-NA

b. Jika memakai IP static maka :
Enable Web Server : yes
DHCP : no
Static IP : 172.16.40.92
Netmask : 255.255.255.0
Gateway : 172.16.40.98
Primary DNS : 172.16.40.98
DNS Query Mode : paralel
c. Save yang telah dikonfigurasi
d. Setelah System klik menu SIP

Gambar 32 : Tampilan menu SIP pada Linksys PAP2-NA
Konfigurasi yang diubah :
RTP Port min : 8000
RTP Port max : 10000
2) Save jika semua telah diubah.
3) Pilih lagi menu Line 1

Gambar 33 : Tampilan menu Line 1 pada Linksys PAP2-NA

• Hal penting yang akan diubah adalah :
Line Enable : yes
Proxy : 172.16.40.98
Display Name : 1003
Password : 1234
Register : yes
Register Expires : 3600
User Auth id : yes
Auth ID : 1003
• Setelah disetting maka save konfigurasinya.

Konfigurasi Analog Telephone Adaptor Linksys PAP2-NA semuanya adalah konfigurasi minimal, jadi bisa dtambahkan lagi konfigurasinya untuk mendapatkan hasil aplikasi yang lebih baik dan sesuai yang diinginkan. Kemudian telepon analog tersebut dengan extension 1003 dicoba melakukan panggilan baik ke extension 1001 dan 1002. Jika tidak ada kesalahan dalam konfigurasinya maka panggilan langsung terhubung ke extension lain dan bisa berbicara.
Setelah dilakukan instalasi dan konfigurasi Asterisk, X-lite dan phone adaptor Linksys PAP2-NA maka aplikasi-aplikasi pada Asterisk server seperti conference dengan extension 1501, music on hold yang terjadi jika meng-hold telepon yang sedang berlangsung, mengecek voicemail dengan memanggil extension 1010 dan auto attendant atau IVR (Interactive Voice Response) dengan extension 1551 dengan client-clientnya menggunakan softphone dan phone analog pada jaringan LAN (Local Area Network).

3.2. Hasil Evaluasi Terhadap Sistem Jaringan
3.2.1 Hasil Evaluasi Pengujian Dengan Server Asterisk
Evaluasi juga dilakukan terhadap masing-masing voice codec yang tersedia dan diusahakan menggunakan voice codec yang tidak berbayar. Untuk lokasi-lokasi yang sudah mempergunakan PABX akan di-interface-kan antara PABX dengan perangkat VoIP sehingga telepon yang dilayani dapat lebih banyak sesuai dengan kapasitas PABX yang terpasang.
Hasil capture bandwidth VoIP menggunakan PRTG dan software VQ_manager untuk mengamati kualitas layanan VoIP seperti delay, loss dan MOS. Hasil pengujian terlihat pada gambar 5.

Gambar 5 : Hasil capture PRTG Dengan Codec G.711 Ulaw

Gambar di atas adalah hasil capture bandwidth traffic percakapan yang diukur dengan menggunakan software PRTG (Paessler Router Traffic Grapher). Percakapan dilakukan selama ± 1 menit dan codec yang digunakan adalah G.711 ulaw pada server Asterisk yaitu percakapan antar client pada server Asterisk. Dari data hasil capturing, terlihat bahwa transfer ratenya adalah sebesar 85 kbps.
Nilai tersebut merupakan nilai akumulasi dari data suara yaitu sebesar 64 kbps ditambah header-header lainnya pada proses pengiriman data. Selain menggunakan software PRTG, pengujian codec juga dilakukan dengan meggunakan VQManager dimana terdapat beberapa parameter QoS (Quality of Service) yang ditampilkan. Hasil pengujian codec G.711 ulaw menggunakan VQmanager dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 34 : hasil capture QOS VQmanager dengan codec G.711 ulaw

Beberapa parameter QoS yang dapat dilihat pada pengujian ini antara lain :
a. Delay
Delay adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan data dari terminal sumber sampai terminal tujuan. Kualitas suara akan sangat tergantung dari waktu delay. ITU merekomendasikan untuk aplikasi suara, delay maksimum adalah 150 ms, sedangkan delay maksimum dengan kualitas suara yang masih dapat diterima oleh pengguna adalah 250 ms. Dari pengujian ini delay yang dihasilkan sangatlah kecil yaitu 1 ms, yang menandakan bahwa kualitas suara pada VoIP sangat baik menggunakan codec G.711 ulaw antar client server Asterisk.

b. Loss packet
Loss packet timbul ketika terjadi peak load dan congestion dalam batas waktu tertentu, maka frame (gabungan data payload dan header yang di transmisikan) suara akan dibuang sebagaimana perlakuan terhadap frame data lainnya pada jaringan berbasis IP. Salah satu alternatif solusi permasalahan di atas adalah membangun link antar node pada jaringan. Pada pengujian ini, codec G.711 ulaw tidak terdapat loss packet sama sekali.
c. MOS ( Mean Opinion Score )
MOS (Mean Opinion Score) merupakan opini pendengar di sisi penerima. Nilai yang diberikan mulai dari 1 sampai 5. Nilai MOS dihasilkan dengan cara merata-ratakan hasil penilaian sejumlah pendengar terhadap audio yang dihasilkan oleh Teknik voice coding. Setiap pendengar diminta untuk menilai kualitas suara menggunakan skema rating sebagai berikut :
1 = bad (Very annoying)
2 = Poor (Annoying)
3 = Fair (Slightly annoying)
4 = Good (Perceptible but not annoying)
5 = Exellent (Imperceptible).

Untuk nilai MOS nya didapat sebesar 4.4. Artinya pada saat proses komunikasi berlangsung terdapat gangguan kecil namun tidak sampai mengganggu user.

Tabel 5 : Perbandingan Hasil Pengujian Codec pada Server Asterik
No. Codec Transfer Rate (kbps) Delay (ms) Packet Loss MOS
1 G.711 ulaw 85 1 0 4,4
2 G.711 alaw 85 1 0 4,4
3 G.726-16 - - - -
4 G.726-24 - - - -
5 G.726-32 54 0 0 4,2
6 G.726-40 - - - -
7 G.729a 30 0 0 4,1
8 G.723 - - - -

Tabel 4 menunjukkan bahwa, kualitas dan jenis codec apa saja yang dapat dipakai untuk VoIP dengan client asterisk to asterisk. Nilai delay masih tergolong baik jika digunakan untuk berkomunikasi karena batas maksimum delay yang diijinkan yaitu 150 ms, besar packet loss selalu bernilai nol dikarenakan pada pengujian ini hanya digunakan dua line telepon sehingga traffik yang harus dilayani tidak terlalu padat. Dan nilai MOS juga bervariasi yaitu diatas 4, nilai 4 dalam penilaian MOS berarti gangguan yang terjadi saat komunikasi berlangsung terasa tapi tidak mengganggu proses komunikasi. Besarnya nilai delay, jitter, dan packet loss pada masing-masing jenis codec menunjukkan kualitas dari codec itu sendiri. Dalam penelitian ini selanjutnya pengujian dilakukan untuk codec G.711 ulaw dan G.711 alaw.Mengingat, kedua codec tersebut compatible untuk aplikasi faximile, auto attendance dan voicemile.

4.2.2 Instalasi dan konfigurasi Asterisk-Gui
Asterisk merupakan software open source IP PBX yang paling populer yang dikeluarkan Digium Inc., sekarang dapat mudah diatur dengan suatu interface grafis (GUI - Graphic User Interface). Asterisk-Gui meliputi semua komponen Linux yang diperlukan untuk menjalankannya, melakukan debug dan membangun Asterisk, dan hanya dengan Asterisk-Gui maka instalasi dan konfigurasi Asterisk server menjadi mudah. Mulai dari menambahkan user atau client dan konfigurasi untuk aplikasi-aplikasi Asterisk SIP-server seperti voicemail, conference bridging, auto attendant (IVR), music on hold dan aplikasi lainnya dapat dilakukan secara grafis di Asterisk-Gui tanpa harus masuk ke konfigurasi asterisk di etc/asterisk/. Asterisk-Gui ini juga dapat dkendalikan jarak jauh atau remote karena merupakan software yang berfungsi sebagai Web-server.
Untuk dapat menginstal Asterisk-Gui maka yang diperlukan adalah minimal asterisk versi 1.4. Jadi hanya mulai asterisk versi 1.4 sampai versi terbarunya yaitu asterisk versi 1.6.
Berikut ini adalah cara penginstalan Asterisk-Gui :
• Langkah adalah masuk kedalam direktori yang disediakan untuk menyimpan dan menginstal Asterisk-Gui tersebut dengan membuka terminal konsole, dengan perintah :

[root@localhost root] # cd usr/local/src

• Kemudian ketik perintah ”svn checkout http://svn.digium.com/svn/asterisk-gui/branches/2.0” untuk mendownload paket Asterisk-Gui dan menyimpannya. Setelah selesai didownload maka dapat dilakukan penginstalan. Pada terminal konsole :

[root@localhost src]# svn checkout http://svn.digium.com/svn/asterisk-gui/branches/2.0
[root@localhost src]# cd asterisk/2.0
[root@localhost asterisk/2.0]# ./configure
[root@localhost asterisk
/2.0]# make
[root@localhost asterisk/2.0]# make install
[root@localhost asterisk/2.0]# make samples

• Sebelum melakukan perintah “make checkconfig” perlu dilakukan konfigurasi pada etc/asterisk yaitu http.conf dan manager.conf. Setelah masuk pada konfigurasi http.conf dan manager.conf dengan mengetik perintah pada terminal konsole :

[root@localhost root] # vim /etc/asterisk/http.conf

Konfigurasinya sebagai berikut :

[general]
Enabled = yes
Enablestatic = yes
Bindaddr = 0.0.0.0
Bindport = 8088

dan

[root@localhost root] # vim /etc/asterisk/manager.conf

Konfigurasi keduanya sebagai berikut :

[general]
displaysystemname = yes
enabled = yes
webenabled = yes
port = 5038
bindaddr = 0.0.0.0

[admin]
Secret = junior
read = system,call,log,verbose,command,agent,user,config
write = system,call,log,verbose,command,agent,user,config

• Setelah dilakukan konfigurasi pada http.conf dan manager.conf, eksekusi perintah “make checkconfig” pada terminal konsole :

[root@localhost asterisk/2.0]# make checkconfig

• Jika semua benar pada konfigurasinya maka didapat informasi pada terminal konsole sebagai berikut :

Gambar 35 : Eksekusi perintah “make checkconfig”

• Langkah selanjutnya buka terminal konsole lagi dan jalankan Asterisk servernya dengan perintah :

[root@localhost root] # asterisk
[root@localhost root] # asterisk -r


Gambar 36 : Hasil running Asterisk server
• Setelah Asterisk server berjalan maka restart Asterisk server tersebut pada terminal konsole dengan perintah “restart now”.
• Kemudian buka browser untuk memverifikasi asterisk dengan alamat sebagai berikut :
http://localhost.junior:8088/asterisk/static/config/cfgbasic.html
atau
http://172.16.40.98:8088/asterisk/static/config/cfgbasic.html

• Maka didapat pada browser dengan tampilan seperti dibawah ini :


Gambar 37 : Tampilan awal Asterisk-Gui untuk login

• Untuk login masukkan :
Username : admin
Password : junior


Gambar 4.31 Tampilan untuk login sebagai admin

• Setelah login dengan benar maka akan masuk kedalam Asterisk-Gui menu dengan tampilan sebagai berikut :

Gambar 4.32 Tampilan awal Asterisk-Gui menu

• Langkah awal dari konfigurasi Asterisk-Gui adalah dengan mensetting nomer-nomer extension yang akan digunakan nanti pada aplikasi-aplikasi Asterisk-server dengan memilih menu ”Options”.


Gambar 4.33 Menu “Options” pada Asterisk-Gui

• Kemudian menu yang diperlukan untuk disetting adalah menu ”Dialplan”


Gambar 4.34 Menu ”Dialplan”




• Setelah itu perlu disetting untuk menu ”Trunks”


Gambar 4.35 Konfigurasi menu “Trunks”

• Langkah selanjutnya adalah menkonfigurasi menu “Outgoing Calling Rules”


Gambar 4.36 Konfigurasi menu “Outgoing Calling Rules”

• Konfigurasi menu “Incoming Calling Rules ”


Gambar 4.37 Konfigurasi menu “Incoming Calling Rules”

• Konfigurasi menu “Users”


Gambar 4.38 Konfigurasi menu “Users”



• Dalam simulasi ini menggunakan tiga user atau client yaitu extension 1001, 1002 dan 1003.


Gambar 4.39 Tampilan setelah konfigurasi tiga user

• Konfigurasi menu “VoiceMail”


Gambar 4.40 Konfigurasi menu “VoiceMail”
• Konfigurasi menu “Conference”


Gambar 4.41 Konfigurasi menu “Conference”

• Konfigurasi menu “Voice Menus”



Gambar 4.42 Konfigurasi menu “Voice Menus”

Dari menu-menu pada asterisk-Gui diatas telah dikonfigurasi untuk aplikasi voicemail, music on hold, conference dan IVR (Interaktif Voice Response) sehingga aplikasi-aplikasi tersebut dapat dipakai oleh client-client yang menggunakan softphone dan ATA (Analog Telephony Adaptor). Konfigurasi diatas masih konfigurasi minimal atau sederhana karena masih dapat dikembangkan lebih luas dan lebih banyak aplikasi dan clientnya.

3.2.2 Hasil Pengujian Pada Server Ondo
Pengujian dengan beberapa codec juga dilakukan antar client pada server Ondo juga dilakukan. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Perbandingan Hasil Pengujian Codec pada Server
No. Codec Tranfer Rate (kbps) Delay (ms) Loss Packet MOS
1 G.711 ulaw 85 7 0 4,4
2 G.711 alaw 85 7 0 4,4


3.2.3 Hasil pengujian panggilan dari server Asterisk ke server Ondo
Pengujian dengan beberapa codec untuk panggilan dari server Asterik ke server Ondo juga dilakukan. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil pengujian panggilan dari server Asterisk ke server Ondo
No. Codec Tranfer Rate (kbps) Delay (ms) Loss Packet MOS
1 G.711 ulaw 85 1 0 4,4
2 G.711 alaw 85 1 0 4,4

Terlihat dua codec G.711 ulaw dan G.711 alaw memeberikan performance yang sama, baik untuk komunikasi internal sever ondo maupun untuk panggilan dari server Asterik ke server Ondo. Dari data hasil capturing, terlihat bahwa transfer ratenya adalah sebesar 85 kbps. Nilai tersebut merupakan nilai akumulasi dari data suara yaitu sebesar 64 kbps ditambah header-header lainnya pada proses pengiriman data. Delay yang dihasilkan sebesar 1 ms. Nilai ini jauh lebih kecil dari maksimum delay yang diijinkan yaitu 150 ms. Packet loss terlihat tidak ada, hal ini kemungkinan karena trafik yang dilewatkan saat pengujian sangat kecil.




DAFTAR PUSTAKA

1. Blanchard, E. 2001. Introduction to Networking and Data Communication : IEEE 802.3 Protocol. Diambil dari www.thelinuxreview.com
2. Davidson, J. Peters, J. 2000. Voice Over IP Fundamentals. Indianapolis : Cisco Press
3. Iskandarsyah, HM. 2003. Dasar-dasar Jaringan VoIP. Diambil dari http://ikc.kawanua.net.id/beseri/iskandar-voip
4. Minoli, D. Minoli, E, 1998. Delivering Voice Over IP Network. New York : John Wiley & Sons, Inc
5. Purbo, Onno W. 2004. Bandwidth Requirement For Internet Telephony. Diambil dari http://sandbox.bellanet.org/~onno/
6. Purbo, Onno W. 2004. Panduan Singkat Untuk Pembangunan VoIP Perjuangan. Diambil dari http://www.prasetyo.net/voip/guidel1.htm
7. Sudiarta, Pande Ketut 2007, Unjuk Kerja voice conference pada jaringan VoIP menggunakan protocol SIP. Universitas Udayana
8. Sudiarta, Pande Ketut. 2007. Pengaruh VPN terhadap keamanan dan kualitas voip,Transmisi Jilid 9.
9. Supardi, I Wayan. 2005. Unjuk Kerja Internet Telephony Gateway (ITG) Pada Jaringan VoIP. Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro Universitas Udayana
10. Tanemnaum, A,S. 2000. Jaringan Komputer Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Prenhallindo
11. Telkom, 2000. Tutorial VoIP. Bandung : PT. Telkom Indonesia
12. Tharom, Tabratas. 2002. Teknis dan Bisnis VoIP. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
13. Tharom, Tabratas. Onno W. Purbo. 2001. Teknologi VoIP (Voice Over Internet Protocol). Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

DAFTAR PUSTAKA


ASHRAE. 1986. Hand Book and Fundamental. New York : ASHRAE.
Bambang, Erawan, Drs. 1987. Elektronika Dasar. Bandung : Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi.
Dinas Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indnesia. Jakarta : Balai Pustaka).
Fachrurozi, Msc. 2000. Rangkaian dan Jarinagn Komunikasi. Jakarta : Erlangga.
Gatmyr, S. 2002. Manual on Communication System. London : Cassell Ltd.
Harahap, Filino, William C. Reynold. Henry C. Perkins. 1982. Termodinamika Teknik. Jakarta : PT. Erlangga.
Ian R. Sinclair. 1980. Elektronics For The Service Engineer. Oxford : Technical Press.
Pakpahan, S. 1987. Teori dan Penerapan Kontrol Otomatik. Ciracas, Jakarta : PT. Erlangga.
Sumadi, Suryabrata. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Syarifuddin, 2008. Dasar Teknik Jaringan Komunikasi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar