Selasa, 13 Juli 2010

Pengelolahan Limbah Domestik

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
I.1.1 Latar Belakang Magang
Alasan kami dalam pembuatan laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah sebagai syarat kenaikan tingkat ke semester selanjutnya dan untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh Bapak Adi Warsono, B Eng. Tentang pelaksaan praktek kerja lapangan dimana hal ini digunakan sebagai syarat kelulusan. Agar dapat lulus dari Poli Teknik Negeri Semarang, serta sebagai bekal kami dalam menghadapi dunia kerja yang sebenarnya dan dapat berperan aktif dan mampu bersaing didalamnya.
Pendidikan Poli Teknik diarahkan untuk menunjang perkembangan dunia industri di Indonesia, baik pengembangan industri dalam arti menumbuhkan industri-industri baru, maupun perbaikan mutu industri yang sudah ada. maka mahasiswa sebagai calon tenaga kerja, perlu dibekali dengan pengetahuan dan pengalaman kerja yang sebenarnya, Mencermati perkembangan zaman dewasa ini dalam bidang Teknik, terutama bidang Teknik Perhotelan (Hotel Engineering), menuntut para karyawan untuk lebih dapat profesional dalam bidangnya, untuk mencapai maksud tersebut maka di pilihlah salah satu kegiatan yang dapat membantu mahasiswa untuk lansung terjun kedalam dunia kerja yaitu berupa program praktek kerja lapangan (PKL) atau sering disebut dengan mahasiswa magang.
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) sebagai perwujudan kebijaksanaan dari “link and match” dalam proses pelaksanaannya ada dua tempat yaitu di bangku kuliah dan dunia industri / hotel. Upaya ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu tamatan Politeknik khususnya Politeknik Negeri Semarang dalam mencapai tujuan relevansi pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja.
Maka Poli Teknik Negeri Semarang mengadakan progarm Praktek Kerja Lapang. Hal ini didasarkan pada Peraturan Akademi Poli Teknik Negeri Semarang Nomor 456/N11/SK/2001 pada :
1. Pasal 10 Ayat 2, yang berisi tentang pelaksanaan pendidikan yang terdiri dari kuliah teori dan pratek sesuai dengan kurikulum, serta Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
2. Pasal 12 Ayat 7, yang berisi tentang syarat untuk dapat mengikuti ujian akhir harus sudah melaksanakan KKL dan PKL.
Dengan diadakan program ini diharapkan mahasiswa mendapatkan gambaran yang jelas dan nyata tentang bagaimana itu sebenarnya tentang dunia kerja tersebut, khususnya tentang pelaksanaan praktek kerja lapangan bagi mahasiswa itu sendiri. Sehingga mahasiswa dapat melihat dan membandingkan secara langsung semua ilmu-ilmu yang telah didapat dibangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan.
Juga berusaha menciptakan lulusan-lulusan yang siap bertanding atau bersaing dengan mahasiswa-mahasiswa lain dari universitas maupun poli teknik yang ada di seluruh Indonesia. Sebagaimana pada perguruan tinggi lainnya, Poli Teknik Negeri Semarang Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Teknik Listrik, Konsentrasi Hotel Engineering. Harapan utama dari penyelenggaraan praktik di dunia industri / hotel ini disamping keahlian profesional mahasiswa meningkat sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia industri / hotel, juga mahasiswa akan memiliki etos kerja yang meliputi : kemampuan kerja, motivasi kerja, inisiatif, kreativitas, hasil pekerjaan yang berkualitas, disiplin waktu dan kerajinan dalam bekerja.




I.2. Ruang Lingkup
Adapun hal-hal yang akan kami bahas dalam laporan ini adalah bidang kerja Engineering of Departement yang meliputi tentang :
1. Tujuan Pengolahan limbah domestik pada Hotel Horison Palembang.
2. Proses kerja Swage Treatment Plant.
3. Pengoperasian Swage Treatment Plant.
4. Perawatan dan perbaikkan Swage Treatment Plant.

I..3 Tujuan dan Kegunaan PKL
Tujuan dari praktik kerja lapangan ini adalah :.
1. Menjalin hubungan kemitraan antara dunia pendidikan dengan dunia industri atau hotel.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di industri atau hotel.
Sedangkan kegunaan Praktik Kerja Lapangan ini adalah :
a. Bagi mahasiswa
1. Memperoleh pengalaman praktis tentang sistem operasi peralatan yang diterapkan di Hotel Horison
2. Mengetahui terapan-terapan teori dan relevansinya.
3. Mengenal dan merasakan sikap profesional yang dibutuhkan di hotel.
4. Menambah Pengetahuan serta wawasan mahasiswa dalam dunia elektronika khususnya dalam bidang yang dijadikan pokok permasalahan
5. Sebagai studi perbandingan antara teori dan praktik yang didapatkan mahasiswa di bangku perkuliahan dengan kenyataan yang sebenarnya di lapangan (dunia kerja)
6. Mengetahui secara lebih jelas mengenai kegiatan perusahaan khususnya yang berkaitan dengan dunia engineering dan bisa mendapatkan pengalaman kerja serta dapat berinteraksi dalam suatu team work
7. Dapat mengukur kemampuan atau ketrampilan yang dimiliki serta mendapatkan pengalaman atau ketrampilan baru

b. Bagi Hotel Horison Palembang
Hotel Horison Palembang dapat menilai kualitas pendidikan Politeknik Negeri Semarang, memberi masukan kompetensi yang sesuai, sehingga akan membantu meningkatkan kemampuan lulusan yang dibutuhkan dunia kerja dan meningkatkan peran terhadap dunia pendidikan.

c. Bagi Politeknik Negeri Semarang
Memperoleh masukan kompetensi yang diperlukan Hotel Novotel terhadap tenaga mekanik khususnya mahasiswa D4 konsentrasi Hotel Engineering program studi Teknik Listrik jurusan Teknik Elektro. Dari masukan ini Politeknik Negeri Semarang dapat memperbaiki kurikulum dan silabus agar menghasilkan lulusan yang sesuai, sehingga terjadi "Link and Match".











BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 SEJARAH SINGKAT HOTEL HORISON PALEMBANG
Hotel Horison Palembang dibuka secara resmi pada tanggal 8 Januari 2006, dengan pemiliknya Bapak Chandra Koerniawan dengan General Manager Bapak Ir. Ramlan Harahap kemudian pada tanggal 12 Desember 2006 digantikan oleh Bapak Drs. Choki Soesilo, SH sebagai General Manager yang baru. Hotel Horison Palembang adalah salah satu hotel dikota Palembang yang merupakan Buisness Hotel. Untuk itu Hotel Horison Palembang memiliki 6 Convonetion hall, dimana dua diantaranya ruang VIP, 3 meeting room dan jaringan internet 24 jam.
Semua ini terjadi dikarenakan sudah berjalannya otonomi daerah sejak tahn 2000, yang berdampak terhadap semua bidang diderah yang bersangkutan untuk mengatur rumah tangganya sendiri, sehingga perkembangan pun terjadi. Mengingat bertambah pesatnya perkembangan kota dalam hal ini Kota Palembang. Terutama masyarakatnya dalam bidang bisnis.


Hotel Horison Ancol Jakarta 1972

33 tahun perjalanan Hotel Horison, Berawal dari Hotel Horison Ancol, Kami tumbuh dan berkembang di kota besar di Indonesia menjadi hotel yang berorientasi pada bisnis hotel. Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan bisnis hotel ……








HORISON : adalah wawasan yang sejatinya seperti cakrawala, sebuah nuansa tanpa batas.

Warna abu-abu : melambangkan warna bisnis

Lengkungan : merupakan simbolisasi dari Cakrawala
Warna gold : mencerminkan nilai-nilai yang tinggi.

Spot Merah : menggambarkan matahari terbit yang merupakan harapan dan
spirit kehidupan. Spot merah juga melambangkan kehangatan
dan ketulusan.

Penempatan nama daerah/ kota didalam Cakrawala memberi makna menyesuaikan budaya setempat Logo sebagai satu kesatuan yang memberi arti adanya kerjasama yang seimbang, berkesinambungan dan memberikan keuntungan bagi semua pihak.

2.2 STRUKTUR ORGANISASI
Sebagai badan usaha yang berbadan hukum memiliki suatu tujuan. Tujuan tersebut memerlukan suatu pengaturan yang sesuai dengan bidang usaha yang dijalankan. Pengaturan tersebut berupa struktur organisasi perusahaan.
Sturktur organisasi yaitu suatu susunan yang sistematis dan saling berhubungan antara departemen atau antar individu serta atasan dan bawahan, pembagian tugas dan wewenang yang jelas sehingga terjadi kesinambungan didalamnya.
Perlunya dibentuk struktur oerganisasi serta pembagian tugasnya dari setiap bagian dalam organisasi yang saling berhubungan dimaksudkan agar aktifitas dalam perusahaan berjalan dengan lancar. Organisasi memiliki dua (2) arti, yaitu :
1. Organisasi dalam arti stasti, bahwa organisasi merupakan suatu wadah atau tempat dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2. Organisasi dalam arti dinamis, bahwa organisasi merupakan tempat dimana orang-orang yang ada dalam organisasi mengadakan interaksi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Tujuan dari struktur organisasi adalah untuk mencapai efisiensi dan efektifitas kerjasama dalam organisasi dan untuk merealisasikan keputusan kelompok dan perseorangan itu sendiri. Struktur organisasi itu sendiri menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Dari struktur organisasi Hotel Horison Palembang yang berbentuk garis sebagai berikut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada struktur organisasi dibawah ini :

Struktur organisasi tahun 2007
Hotel Horison palembang












Bidang Kerja masing-masing departemen :

1. Sales Marketing and Publik Relation Departement
Merupakan departemen yang bertugas mempromosikan hotel kepada hak layak atau dengan kata lain menangani konsumen yang ini melaksanakan penyewaan convention hall, meeting room dan lainnya. Dan bertindak sebagai penghubung hotel dengan masyarakat sekitar dan pemerintah.
2. Front Office Departement
Inilah departement yang berhadapan dengan tamu selain Engineering departement, mencakup Bell Boy, Receptionist, Front Desk Man, House keeping, laundry and linen. Manajer Front office bertanggung jawab langsung kepada General manager.
3. Human Resoucers Departement
Departement ini bertugas dalam penerimaan dan peyaringan terhadap karyawan baru hotel tersebut. Juga menangani masalah kepegawaian. Kemudian didalamnya juga termasuk secrurity departement.
4. Accounting department :
Departemen bertugas membuat pembukuan mengenai tentang pengeluaran dan pemasukan atau dengan kata lain mencatat semua transaksi yang terjadi, serta melaksanakan segala pembelian yang dilaksanakan oleh hotel. Manajer accounting yang bertanggung jawab langsung kepada general manager
5. Engineering departement
Bertugas menangani semua gangguan teknis yang terjadi didalam hotel. Mencakup perawatan dan perbaikan terhadap semua peralatan elektrik, mekanik dan sipil yang ada di hotel.

Untuk lebih jelasnya mengenai tingkatan jabatan dan jumlah masing-masing karyawan maka hal ini dapat dilihat pada skema struktur organisasi dibawah ini sebagai berikut :
BAB III
HASIL PELAKSANAAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1. Diskripsi Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
Dalam pelaksanan Praktek Kaerja Lapangan (PKL) pada Hotel Horison Palembang penulis ditempatkan pada Engineering Departemen. Sebelum melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) penulis diberikan pengarakan atau aturan-aturan mengenai pelaksanaan kegiatan operasional yang bersifat Fleksibel dan dinamis. Dalam melaksanakan kegiatan operasional tersebut penulis dibimbing oleh salah satu staf karyawan. Dimana staf tersebut menguasai bidangnya masing-masing dengan baik, dikarenakan pengalaman dan dasar pendidikan yang dimiliki oleh masing-masing staff tersebut. Pembimbingan yang diadakan oleh staf karyawan dilakukan secara bergiliran sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Untuk mempertegas dan memporposikannya secara maksimal, maka penulis dengan ini membuat suatu jurnal kegiatan operasional yang dilaksanakan dan telah mendapat pembimbingan secara akurat dan tepat guna. kemudian dapat dijabarkan sebagai berikut :










3.2. Hasil Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
Swage Treatmant Plant atau yang lebih dikenal dengan STP merupakan bangunan instalasi sistem pengolah limbah cair domestik yaitu limbah rumah tangga termasuk limbah dari dapur, air bekas dan air kotor. Limbah yang mengandung logam berat akan mendapat perlakuan khusus bukan termasuk dalam limbah domestik.
Tujuan dari sistem pengolahan limbah cair domestik (STP) adalah agar limbah tidak mengandung zat pencermar lingkungan, sehingga layak buang sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Sistem pengolah limbah yang terpasang pada Hotel Horison adalah sistem lumpur aktif (activated sludge) atau disebut juga dengan extended aeration.


















1. Skema Diagram System STP




























2. Proses kerja Swage Treatment Plant
Dasar perhitungan Desain :
Kapasitas STP : 125 meter kubik/hari

Mutu Air Masuk :
- BOD : 300 ppm (part per million)
- Suspended solid : 300 ppm

Mutu Air Keluar :
- BOD (biology oxigen demand) : < 75 ppm
- Suspended solid (padatan) : < 100 ppm

Limbah yang berasal dari kitchen ditampung di Greaset Trap, didalam Grease Trap limbah dipisahkan oleh massa jenis masing-masing unsur yang ada dalam limbah itu sendiri. Grease Trap memiliki 3 ruangan : bak pertama menampung minyak yang terpisah dari limbah karena massa jenisnya lebih kecil dari air dan kotoran padat, bak kedua menampung kotoran padat limbah tersebut, bak ketiga menampung air yang terpisah dari kotoran padat karena massa jenisnya lebih kecil dari kotoran padat dan kotoran padat yang massa jenisnya lebih kecil dari air dan bersifat mengapung. Didalam bak ketiga inilah air yang berlebihan dan yang tak mengandung lemak akan di keluarkan menuju saluran kota dan mengalirkan kotoran yang mengapung ke Grit Chamber.

Minyak dan Lemak Air dan Kotoran ringan
Inlet

Kitchen ke Grit Chamber
Air
kotoran
Beda halnya dengan inlet dari Toilet semua limbah di tampung tanpa kecuali, inlet dari toilet (air kotor maupun air bekas) dan dari Grease Trap ditampung di dalam Grit Chamber, di tank ini diadakanlah saringan rangkap tiga, dengan tujuan untuk mengefektifkan penyaringan. Kotoran yang ada di Grit Chamber diangkat secara manual setiap hari. Grit ChamberLimbah yang telah disaring merupakan limbah dengan kotoran yang lebih kecil (inlet Grease Chamber) dan kotoran yang telah larut (tinja) di lanjutkan ke Equalizing Tank.








Oleh karena debit air yang fluktuaktif. Banyak sekali saat jam sibuk atau puncknya (peak) dan sangat sedikit saat tidak jam sibuk. Maka diperlukan penyeimbang yang akan menampung sementara sebelum proses berikutnya. Bak inilah yang dinamakan bak Equalizing. Didalam bak ini terpasang mesin penghasil udara (blower) untuk mengaduk dan meratakan kualitas air baku (limbah). Selanjutnya limbah dipompa ke bak aerasi melalui flow kontrol box untuk mengatur debit aliran sesuai dengan perencanaan.
Didalam bak aerasi bakteri aerob mendapatkan oksigen untuk kelangsungan hidupnya. Proses penguraian zat organik oleh bakteri pengurai terjadi didalam bak aerasi. Oksigen yang diperlukan tersebut berasal dari blower yang didistrikan melalui diffuser (pipa yang berfungsi mengalirkan udara). Untuk menjaga jumlah bakteri agar sebanding dengan limbah yang datang. Bakteri ditambahkan secara terus- menerus melalui proses “pengembalian lumpur aktif” yang dimaksud dengan lumpur aktif adalah lumpur yang merupakan hasil proses pengendapan di bak sedimentasi yang banyak sekali mengandung bakteri pengurai yang telah aktif. Jumlah lumpur yang di kembalikan keawal bak Aerasi dapat di atur di “sludge distributor box”
Bak ini berfungsi sebagai bak pengendap yaitu memisahkan bagian yang padat atau (patikel tersuspensi) dengan air yang relatif bersih. Pada bak ini waktu tinggal air limbah dan ketenangan menjadi syarat utama. Lumpur yang mengendap diangkat oleh air lift menggunakan tekanan udara dari blower menuju installasi pembagi lumpur “Sludge distributor box” untuk didistribusikan kebak aerasi dan bak sludge storage sesuai kebutuhan sistem. Lumpur yang mengapung “ditangkap” oleh scum skimmer untuk ditampung di bak sludge storage. Lumpur yang diangkat dari bak sedimentasi dengan air lift sistem, tidak semuanya dikembalikan kebak aerasi sebagian akan ditampung dalam bak sludge. Hasil pengendapan di sludge storage tersebut di angkut secara manual menggunakan mobil tinja dari dinas kebersihan.
Air yang sudah mengalami pengendapan di distribusikan ke bak Chlorinasi. Bak ini berfungsi sebagai tempat untuk kontak antara air dan limbah yang telah di olah dengan zat desinfektan (kaporit) agar bakteri patogen yang ada dalam limbah mati. Sehingga air yang di buang ke saluran kota sudah bebas dari bakteri yang berbahaya. Selanjutnya air yang telah steril disalurkan ke bak penampungan air hasil olahan (effluent tank)
Air hasil olahan yang telah tercampur rata ditampung hingga level tertentu lalu dibuang menuju saluran kota menggunakan pompa effluent.
a. Pembersihan area STP dari sampah, termasuk sampah yang baru datang (inlet) secara harian.
Pengurangan kadar unsur-unsur pencemar diantaranya dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
a. Pemisahan (segregation) air limbah
b. Equalisasi air limbah
c. Memanfaatkan kembali hasil-hasil sampingan
Dan ketiga cara pengurangan kadar unsur-unsur pencemar cara dengan jalan equalisasi sering dilakukan dalam praktek. Karakteristik air limbah dari suatu kegiatan seringkali tidak konstan misalnya unsur-unsur pH, warna, kekeruhan, alkalinitas, BOD, dan sebagainya. Hal ini akan menyulitkan dalam pengoperasian suatu instalasi pengolahan air limbah sehingga dalam pengolahan air limbah seringkali dibuat suatu sistem equalisasi sebelum air limbah tersebut diolah.
Equalisasi adalah suatu cara dimana air limbah ditahan/dialirkan ke dalam suatu bak sedemikian rupa sehingga konsentrasi unsur-unsur dalam effluent air limbah menjadi uniform. Selain untuk menguniformkan unsur-unsur air limbah dengan metode ini unsur-unsur tersebut akan turun kadarnya karena terjadi proses fisik, kimia dan biologis selama air limbah ditahan dalam bak tersebut. Dalam beberapa hal, dengan penerapan sistem equalisasi, air limbah tersebut tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut karena effluent dan bak equalisasi telah memenuhi standar kualitas air limbah. Dimensi bak equalisasi tergantung dari siklus waktu suatu operasi proses kegiatan. Apabila siklus operasi suatu proses dilakukan setiap 8 jam maka dimensi bak equalisasi harus mampu menahan air selama 8 jam. Debit air limbah juga tidak konstan (berfluktuasi) misalnya waktu pencucian alat-alat, debit air limbah akan menjadi besar. Hal inipun akan dapat menggangu proses pengolahan air limbah terutama apabila pengolahan tersebut digabungkan dengan air limbah domestik. Untuk mengatasi hal ini maka perlu dilakukan suatu cara yang disebut Proporsi yaitu debit air limbah kegiatan diproporsikan terhadap debit air limbah domestik di dalam jaringan pengumpul (riol). Pada umumnya proporsi disatukan dengan equalisasi dalam satu bak yang sama yaitu effluent dan bak equalisasi debit air limbahnya diatur (misalnya dengan meteran air) menurut schedul yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi maksud proporsi adalah menjaga prosentase yang konstan antara air limbah kegiatan dan air limbah domestik dalam suatu jaringan pengumpul.
Air limbah kegiatan yang akan digabung dengan air limbah domestik, bebannya harus diequivalensikan dengan air limbah domestik tersebut yaitu dengan menggunakan parameter yang disebut equivalensi penduduk dan diberi notasi PE.
PE =
dimana :
PE = equivalensi penduduk (orang)
A = debit air limbah kegiatan (m3 /hari)
B = BOD air limbah kegiatan (mg/l)
45 = besarnya BOD yang dihasilkan oleh setiap orang per hari (gr/orang/hari)

3. Pengoperasian Swage Treatment Plant
Semua peralatan yang digerakkan oleh tenaga listrik, di kontrol oleh panel dimana didalam panel inilah tempat segala sistem berlangsung. Adapun yang dikendali kan adalah Pompa-pompa. Sebenarnya semua peralatan listrik yang ada pada Swage Treatment Plant bekerja secara otomatis. Pengoperasian secara manual dilaksanakan jika ingin melakukan perawatan dan perbaikkan saja.
1. Cara pengoperasian Manual.
Putar selektor switch kearah kiri menuju huruf (M), kemudian buka lah panel dan turunkan CB (Ciurcuit Breaker) Motor mana yang ingin diadakan perbaikkan.
2. Cara pengoperasian Otomatis.
Putar selektor switch kearah kiri menuju huruf (A), kemudian tekan tombol ON, maka semua sistem, yang ada pada Swage Treatment Plant akan bekerja secara otomatis.
4. Perawatan dan Perbaikan Swage Treatment Plant
Supaya system berfungsi dengan baik maka harus dijaga terus-menerus agar peralatan dan sistem berfungsi dengan baik dan bekerja secara normal. Buatlah cek list yang lengkap dan secara rutin.

1. Pada sistem yang perlu di perhatikan :
a. Pembersihan area STP dari sampah, termasuk sampah yang baru datang (inlet) secara harian.
b. Untuk membersihkan sampah pada bak aerasi, matikan mesin blower agar sampahnya mengapung, kemudian dilaksanakan pengambilan sampah secara manual.
c. Mengecek warna air pada bak aerasi secara harian.
d. Kwalitas air yang keluar (outlet) secara harian.
e. Mengatur flow kontrol menuju bak proses aerasi (secara harian)
f. Menjaga kerataan aerasi dan pembagian udara blower secara harian
g. Mengatur udara untuk scum skimmer secukupnya saja, agar udara di bak aerasi maksimal.
h. Memeriksa pengambilan dan pembagian lumpur
i. Memeriksa dan pemberian tablet chlor secara rutin.

2. Pada peralatan
- Pada Blower
a. Periksa level oli setiap hari.
b. Isi dan gantilah oli gear box dengan oli SAE 90 sebulan sekali.
c. Isi grease dengan kwalitas grease high temperatur seminggu sekali.
d. Bersihkan filter silencer setiap minggu.
e. Periksa baut pengait, termasuk baut tanam sebulan sekali.
f. Periksa kelurusan (aligment) pulley motor dan blower.
g. Periksa Voltase, Ampere motor blower setiap hari.

- Pada Submersible
a. Periksa voltase dan ampere
b. Bersihkan dari sampah yang melilit setiap hari
c. Periksa elektroda dan pelampung pompa termasuk elevasinya setiap minggu.
d. Lakukan pengecatan agar tidak korosi
e. Gantilah oli turbin pompa menggunakan oli SAE 10 setiap tahun.
- Masalah yang umumnya terjadi pada peralatan STP
Untuk kelangsungan treatment, seluruh peralatan di STP sama pentingnya sehingga bilamana salah satu tidak berfungsi maka sistem teratment akan terganggu. Untuk itu operator dituntut untuk mengetahui masalah yang sering terjadi pada peralatan STP.

1. Motor dan mesin blower
Bilamana blower tidak berfungsi maka proses suplay oksigen ke bak aerasi, pembersihan permukaan air sedimentasi (scum skimmer) dan sludge return (air lift) akan terhenti. Bakteri akan mati dan zat organik pada limbah tidak terolah menyebabkan timbulnya bau.
Masalah yang sering terjadi pada blower antara lain :
- Pulley motor dan blower tidak lurus.
- Bout tanam (L) pulley kendor sehingga pulley bergeser.
- Terlambat mengisi pelumas.
- Memakai grease yang tidak tahan panas.
- Filter jarang dibersihkan
- Impeller kotor.
- Terjadi kebocoran pada penutup lubang drain.


2. Kontrol panel
Kontrol panel berfungsi sebagai pengendali atau pengatur peralatan yang mutlak dituntut untuk selalu siap (tidak bermasalah). Bilamana panel bermasalah otomatis fungsi peralatan menjadi terganggu. Panel kontrol berisi perangkat elektronik yang sangat peka terhadap suhu. Upayakan suhu dalam panel tidak terlalu panas. Pengecekan terminal dan kekencangan posisi komponen perlu dilakukan untuk menjamin arus sistem control pada komponen lancar. Periksalah panel setiap hari agar dapat menanggulangi semua resiko yang terjadi.

3. Pompa-pompa
Pompa sebagai alat pemindah air peranannya sangat penting. Jika terjadi masalah pada pompa tentu akan terjadi banjir pada bak equalizing dam effluent. Maka air yang menuju ke bak aerasi dan saluran kota menjadi tdak berfungsi. Demikianlah
sehingga akan mengakibatkan banjir pada area STP.
- Masalah yang sering terjadi pada pompa antara lain :
a. Impeller terlilit kotoran.
b. Stator terbakar.
c. Sistem WLC tidak berfungsi
d. Mechanikal seal rusak.
e. Salah satu phase hilang.

4. Peralatan Sedimentasi
Masalah yang sering terjadi di bak sedimentasi ialah air lift mampat sehingga lumpur akan menumpuk pada dasar bak sedimentasi dan bila terlalu lama maka akan terjadi fermentasi kemudian mengapung. Pada kondisi seperti ini scum skimmer tidak mampu mengatasi lumpur mengapung sehingga permukaan bak sedimentasi akan penuh dengan lumpur yang lama kelamaan akan mengeras. Peralatan sedimentasi dan sistem pengembalian lumpur yang perlu di perhatikan.
- Air lift tersumbat.
- Pipa pengembalian lumpur tersumbat.
- Pembagian lumpur pada sludge distributor box tidak seimbang.

5. Water Level Control (WLC) dan elektroda
Pada sistem pelampung (float switch, pompa flow kontrol) akan tidak berfungsi ON (kontak) pada control listriknya ketika posisinya terbalik (karena terapung). Pengangkatan pelampung untuk memastikan bisa berfungsinya alat tersebut. Kegitan ini dilakasanakan 2 kali seminggu.
Pada elektroda masalah yang sering terjadi disebabkan kotornya elektroda. Untuk mengatasi hal ini elektroda perlu dibersihkan setiap hari dan dilakukan simulasi dengan air dalam ember.















BAB IV
PENUTUP

Pada bab IV ini penulis akan mencoba untuk menyimpulkan dari bab-bab terdahulu berdasarkan Hasil Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau berdasarkan pembahasannya, selanjutnya menguraikan beberapa saran-saran yang nantinya diharapkan akan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Hotel Horison Palembang, sehingga akan tercipta suatu keamanan baik itu keselamatan kerja maupun kondisi peralatan yang tetap baik dan maksimal.

4.1. Kesimpulan
Struktur organisasi dan pembagian tugas pada Hotel Horison Palembang telah terlihat tingkatan yang selaras dengan kegiatan yang dilakukan, dimana pada pelaksanaan pekerjaan tiap bagian sudah mencerminkan sepenuhnya dari struktur dan pembagian tugas yang telah di tetapkan.
Laporan yang penulis buat ini hanyalah suatu panduan dasar. Untuk memberikan gambaran secara sederhana mengenai sistem, pengoperasi dan perawatan Swage Treatment Plant pada Hotel Horison Palembang. Intruksi manual ini hanya bersifat sebagai pengetahuan tentang bagi operator saat training.
Selain sistem yang benar pengeoprasian dan perawatan juga sangat menentukan hasil akhir yang maksimal. Dengan kata lain STP sudah di desain sebaik mungkin dan mempergunakan peralatan dengan kualitas yang baik. Tetapi jika pengoperasian dan perawatan tidak benar maka sistem tersebut tidak mencapai hasil yang maksimal seperti yang di harapkan.
Sistem pegolahan limbah pada Hotel Horison Palembang telah dioperasikan dan dilaksanakan perawatan dengan baik dan jelas. Sehingga hasil dari proses pengolahan limbah oleh Swage Treatment Plant pada Hotel Horison Palembang telah sesuai dengan peraturan pemerintah daerah mengenai pengolahan dan hasil pengolahan limbah domestik.
Demikianlah laporan ini penulis susun, agar dapat memberikan gambaran dan petunjuk bagi pengoperasian dan perawatan STP di Hotel Horison Palembang.
4.2. Saran-saran
Dalam pelaksanaan aktifitasnya pada Hotel Horison Palembang, khususnya pelaksanaan kegiatan operasional harus sesuai dengan struktur organisasi yang ada, agar dalam struktur oerganisasi tersebut merasa bertanggug jawab penuh terhadap bidang kerja dan hal ini dapat mempermudah pimpinan perusahaan dalam melaksanakan monitoring atau pengawasan.
Hotel Horison Palembang harus memperhatikan kesejahteraan dan keselamatan para karyawannya khususnya keselamatan kerja. Hal ini dapat terjadi dengan memaksimalkan asuransi kesehatan dan mempermudah dalam pengurusannya. Memberikan fasilitas keamanan yang terbaik kepada karyawannya agar dapat menjalankan pekerjaannya secara maksimum. Untuk pengoperasian STP dan perawatannya harus di berikan perlakuan khusus atau perlengkapan terbaik yang ter-mordern. Perusahaan haruslah memperhatikan perihal tersebut sesuai dengan amanat pemerintah dalam peraturan pemerintah mengenai masalah ketenaga kerjaan.
Pihak perusahaan harus dapat meningkatkan kualitas para karyawannya baik secara religius dan intelektualnya. Mengenai masalah peningkatan kadar kerohanian para karyawan setiap sebulan sekali diadakan pencerahan rohani pada setiap departemen, tetapi sebaiknya tidak dilakukan secara bersamaan yang berakibat terganggunya kegiatan operasional perusahaan. Untuk itu perlu diadakan pergiliran departemen. Sedangkan peningkatan intelektual dilaksanakan dengan pemberian kursus, diklat dan studi banding ke hotel-hotel di kota lainnya. Sesuai dengan amanat REPELITA VII mengenai pencapaian kemakmuran rakyat Indonesia se-utuhnya.
DAFTAR PUSAKA

Bekker, Jason.1990.Manual Book of Swage Treatment Plant.Michigan : Stanford University, Soceity Progress Corp.
Jefry, Syahrul.1998.Tingkat Pencemaran Lingkungan.Bandung : Gilland Ganesha.
Murod, Amir.1988.Pengolahan Limbah Secara Biologis.Jogyakarta : PT.Alam Bestari.
Palmer, John D.1990.Principles of Hospitality Engineering.New York : James Madison University, Van Nostrand Reinhold.

























I.1.2 Latar belakang penulisan
Pelaksanaan program Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau magang ini diharapkan mahasiswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman-pengalaman baru dalam aplikasi aktifitas-aktifitas perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa perdagangan ataupun di bidang industri. Disamping itu program ini juga menjadikan saluran informasi tentang kebutuhan lapangan kerja yang harus dipenuhi olah lembaga-lembaga pelaksan pendidikan. Alasan kami dalam pembuatan laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah sebagai syarat kenaikan tingkat ke semester selanjutnya dan untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh Bapak Adi Warsono, B Eng. Tentang pelaksaan praktek kerja lapangan dimana hal ini digunakan sebagai syarat kelulusan. Agar dapat lulus dari Poli Teknik Negeri Semarang, serta sebagai bekal kami dalam menghadapi dunia kerja yang sebenarnya dan dapat berperan aktif dan mampu bersaing didalamnya.
Objek Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah Hotel Horison Palembang, merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa, khususnya jasa perhotelan yang memberikan pelayanaan kepada masyarakat dalam bentuk penyewaan kamar dan tempat pertemuan (Convention Hall). Agar berjalan sebagaimana mestinya. Alasan kami memilih Hotel Horison Palembang sebagai tempat PKL adalah Hotel ini merupakan hotel bintang Empat (4), sehingga disana akan ada keselarasan bidang kerja yang dapat membuat karyawan-karyawanya lebih profesional dibidangnya.
Hotel Horison Palembang bertujuan turut aktif dalam menjalankan dan menunjang kebijaksanan dan program pemerintah di bidang penciptaan lapangan kerja, pendayaan sumber daya manusia yang berkompetensi dan sebagai sumber pemasukan daerah dalam bentuk pajak. Agar tujuan ini tercapai maka pimpinan perusahaan harus mengetahui gambaran tetang perkembangan usaha dan posisi keuangan perusahaan yang mana semuanya tercermin dalam laporan keuangan.
Selain hal-hal diatas Perusahaan ini juga bertujuan mencari laba yang sebesar-besarnya gunanya untuk memperlancar usahanya dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Alasan memilih judul Chiller dan AC dikarenakan program hotel engineering yang diadakan oleh Poli Tenik Negeri Semarang merupakan program perdana, sehingga agar terjadi suatu kesusaian, maka kami harus terlebih dahulu mengetahui tentang apa itu Engineering Of Departemen
Disamping hal tersebut kami selaku mahasiswa Hotel Engeineering berperan aktif agar semuanya berjalan dengan baik. Oleh karena itu departemen engineering harus dapat mengatasi segala ganguan-ganguan yang ada, ganguan tersebut bersifat teknis yang dapat menganggu kelancaran semua kegiatan.

3 komentar:

  1. gan...menarik juga hasil PKL anda..
    tolong dong di upload foto2 ato gambar. biar lebih jelas semua...

    tolong ya gan...

    BalasHapus
  2. Perkenalkan kami dari PT Poly Stamino Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan air limbah domestik dan limbah industri. Kami menyediakan enzim pengurai limbah pada WWTP, STP, Grease Trap, Danau/Kolam dan Septic Tank dengan merek BioWasteTM.
    BioWasteTM adalah Enzim Pengurai Limbah Cair (termasuk lemak dan minyak) berbentuk tepung (powder) dengan keunggulan antara lain sebagai berikut:
    Merupakan konsentrat dan mengandung jumlah CFU (Colony Forming Units) yang sangat tinggi (2-5 miliar bakteri/gram) dengan reactivation rate 95-98%
    Mampu bekerja di pH 5-9, optimal di pH 7-8
    Mengandung bakteri strein fakultatif (dapat bekerja di kondisi aerob dan anaerob), kecuali jenis produk khusus bakteri anaerob
    Tahan terhadap suhu panas sampai 500C
    Mampu bekerja di kondisi COD dan TDS yang tinggi
    Mampu mengurai COD dan BOD sampai 95%
    Tahan terhadap deterjen dan beban limbah yang berlebih (shockloading)
    Cepat stabil dan mengurai limbah dengan sangat cepat dan efektif
    Mampu dengan cepat menghilangkan bau busuk yang disebabkan oleh lemak, sewage maupun limbah organik lainnya
    Mengurai lemak sehingga manjadi cair dan tidak lengket dalam waktu singkat
    Mencegah pipa tersumbat dan kerusakan pompa
    Mengurangi endapan lumpur
    Dll.
    Varian Produk BioWasteTM adalah sbb:
    BioWasteTM WWTP (untuk limbah industri di WWTP)
    BioWasteTM STP (untuk limbah domestik di STP
    BioWasteTM FOG (untuk limbah minyak dan lemak)
    BioWasteTM Septic Tank (untuk limbah septic tank)
    BioWasteTM Pond Clarifier (untuk penjernih danau/kolam)
    BioWasteTM Anaerob (untuk limbah di tank anaerob)
    Untuk mengetahui lebih detail mengenai produk BioWaste, bersama ini kami lampirkan presentasi BioWaste.
    Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi kami
    M.Rizal
    Hp/Wa. +62 815 1911 7239
    Tlp. 021 29430770
    Email. rizal@polystamino.co.id
    marketing@polystamino.co.id
    www.polystamino.co.id

    BalasHapus
  3. Waste Water Treatment Plant
    Waste Treatment Chemical adalah salah satu jenis pengolahan air limbah dari berbagai macam jenis water treatment lainnya untuk pengolahan air baku dan air limbah. Program ini didesain khusus untuk membantu pelanggan melindungi sistem dan lingkungan mereka, serta mematuhi peraturan pemerintah tentang pengolahan limbah.
    Ada beberapa metode untuk pemisahan padatan dan cairan di perairan influen dan effluent. Metode mekanis meliputi sedimentasi, tegang, flotasi, dan penyaringan. Bahan kimia koagulasi dan flokulasi digunakan dalam proses pengobatan untuk klarifikasi air, pelunakan kapur, penebalan lumpur, dan penguraian dan pengeringan padatan. Selain itu, kami memiliki Waste Treatment Chemical khusus untuk kebutuhan air limbah dari berbagai industri, seperti: penghilangan logam berat, emulsi minyak / air, detokifikasi cat, pengendalian bau, dan penghancuran.
    Harga Waste Water Treatment Plant
    : CALL
    TOMMY.K
    (081310849918)

    BalasHapus