Rabu, 18 November 2009

solar heater

LAPORAN PRAKTEK



PEMBUATAN UNIT INSTALASI
PEMANAS AIR ENERGI SURYA
(WATER SOLAR HEATER)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Teknik Plumbing








Oleh :
Muhamad Agus Supriyanto 4.31.06.0.03






POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
KONSENTRASI HOTEL ENGINEERING
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PLUMBING
2008
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan syukur alhamdulillah yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT atas segala karunia, rezeki dan kasih sayang yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini pada waktunya dengan baik yang berjudul :
“PEMBUATAN UNIT INSTALASI PEMANAS AIR ENERGI SURYA (WATER SOLAR HEATER)”
Dalam pelaksanaan dan pembuatan laporan ini penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Tanpa menghilangkan rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian laporan ini.
Sekali lagi penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga Semoga Allah SWT membalas atas semua kebaikan dan bantuan dari kalian semua dengan sesuatu yang lebih baik. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam perancangan dan pembuatan laporan ini. Oleh karena itu besar harapan penulis untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca. Dan semoga laporan ini dapat memberikan manfaaat bagi para mahasiswa Politeknik Negeri Semarang pada umumnya dan dapat memberikan nilai lebih untuk para pembaca pada khususnya.

Semarang, Oktober 2008

Penulis






Daftar ISI

halaman juduL
kata pengantar
daftar isi
pendahuluan























BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tiap hari di media masa dapat kita baca iklan Pemanas Air Tenaga Matahari dari berbagai merek. Hal ini merupakan indikator bahwa kesadaran masyarakat untuk menggunakan sumber energi alternatif semakin tinggi, sehingga produk pemanas air tenaga matahari begitu gencar diiklankan.
Apalagi, harga minyak dunia yang semakin mahal sehingga berpengaruh pada ongkos produksi listrik. Harga gas LPG juga semakin mahal. Dilain pihak, isu global warming juga menjadi magnet tersendiri sehingga orang lebih suka beralih pada energi alternatif untuk pemenuhan kebutuan air hangat mereka.
Tetapi, setidaknya untuk saat ini, pemanas air tenaga matahari hanya dapat dinikmati oleh kalangan berduit saja. Sebabnya, harga yang kelewat mahal. Untuk pemanas air berkapasitas sekitar 150 liter dengan luas kolektor 2 meter persegi, harga paling murah untuk produk dalam negeri dipatok Rp. 7.5 juta. Harga produk luar negeri lebih tinggi lagi. Untuk kapasitas yang sama dengan produk dalam negeri, mereka mematok setidaknya 50 sampai 100 % lebih mahal.
Apa sebab yang menjadikan produk pemanas air menjadi begitu mahal, dibandingkan dengan produk pemanas konvensional yang menggunakan bahan bakar gas atau listrik. Jawabnya, soalnya teknologinya rumit dan harus import. Kali lain, jawabnya, soalnya menggunakan bahan yang tahan karat dan harus diimport. Kali lain jawabnya karena tidak menggunakan listrik, bapak tinggal memutar kran saja dan keluar air panas.

Tapi yang jelas benar ialah, solar water heater (SWH) saat ini adalah bagian dari simbul status sosial dan kemapanan, setidaknya merupakan bagian dari kemewahan. Lihatlah, betapa megah dan mentereng rumah-rumah yang diatap gentengnya terpampang SWH.
Dilain pihak, selama produksi SWH masih dilakukan secara manual, jangan harapkan harga akan turun. Selalu ada alasan memasang harga SWH tetap tinggi. Kita tahu, di dalam kolektor pemanas terdapat pipa-pipa memanjang yang disusun secara parallel yang berguna untuk menyerap panas matahari. Konfigurasi pipa seperti pada SWH konvensional sulit untuk diproduksi massal. Pengelasan atau penyolderan antar sambungan harus dilakukan secara manual dan hati-hati, tentunya dengan kontrol kualitas yang memadai. Akibatnya, harga SWH menjadi mahal karena proses produksi tidak mungkin dilakukan secara automatis. Disamping itu, tangki air yang menggunakan bahan-bahan khusus, stainless steel marine grade, menjadikan harga produk menjadi tak terjangkau, terutama lapisan masyarakat bawah.
Pertimbangan Dalam Pemiliha SWH
Ada kesan dari iklan-iklan di media massa atau di berbagai website, seakan-akan SWH yang menghasilkan suhu air paling tinggi adalah yang paling baik. SWH yang berhasil mempertahankan suhu air panas, misalkan suhu 65 celcius sampai 48 jam adalah yang paling bagus kualitasnya. Sebagai konsequensi, harganya yang ditawarkan juga semakin tinggi.
Padahal suhu air hangat yang dibutuhkan untuk mandi sekitar 38 derajat celsius dan paling banter hanya 42 derajat celcius (untuk berendam). Artinya, meski panas yang dihasilkan dari SWH mencapai 65 derajat celcius, pada akhirnya kita harus mencampur dengan air dingin, untuk dapat memperoleh suhu air yang memadai untuk keperluan sehari-hari.
Untuk memperoleh suhu tinggi tersebut, banyak upaya yang harus dilakukan, dari sistem isolasi yang sangat tebal sampai dengan penurunan efiesiensi yang tinggi. Jika demikian, lantas untuk apa suhu yang kelewat tinggi jika air hangat yang dihasilkan hanya untuk keperluan mandi air panas?
Padahal untuk memperoleh air suhu tinggi berikut penyimpanannnya membutuhkan teknologi yang relatif rumit. Hal ini untuk menahan laju kehilangan panas yang nilainya sebanding dengan beda suhu antara sumber panas dengan lingkungan. Semakin tinggi beda suhu antara air panas dengan lingkungan, semakin tinggi pula panas yang hilang. Artinya, jika suhu air yang disimpan semakin tinggi, maka diperlukan pula sistem isolasi yang semakin tebal, dan tentunya mahal. Beberapa vendor menggunakan sistem isolasi pada tangki sampai setebal 5 cm.
Kedua, efisiensi penyerapan panas radiasi menjadi panas yang memanaskan air akan menurun seiring kenaikan suhu. Pada saat suhu air masih 25 derajat celcius, efisiensi penyerapan panas matahari bisa mencapai 85 %, dan mencapai nol pada saat suhu air mencapai 65 derajat. Hal ini karena pada suhu tinggi, terjadi kesetimbangan kalor antara energi yang diterima dengan yang dibuang dan dipancarkan kembali ke lingkungan. Artinya, diperlukan lagi lebih banyak energi matahari untuk menaikkan suhu air sehingga mencapai 65-70 derajat celcius. Beberapa vendor kemudian menggunakan kaca rangkap (double glazing) pada kolektor mereka untuk memperoleh suhu yang lebih tinggi.
Konkritnya, jika sebuah SWH dengan kolektor 2 meter persegi dapat memanaskan air sampai 150 liter sehingga suhunya mencapai 65 derajat celcius, maka jika energi yang dihasilkan SWH digunakan untuk memanaskan air 300 liter, akan diperoleh air hangat bersuhu 50-55 derajat celcius.
Yang Efektif Tidak Harus yang Bersuhu Tinggi
Dari uraian diatas, maka akan lebih menguntungkan menyimpan air pada suhu sedang, misalkan 50 derajat celsius, tetapi dalam jumlah yang melimpah, ketimbang menyimpan air pada suhu tinggi, misalkan sampai 65 atau 70 derajat celcius tetapi dalam jumlah yang sedikit. Toh dengan suhu 50 derajat celcius, pengguna sudah harus mencampur dengan air dingin agar layak digunakan untuk mandi. Kelebihan menyimpan air suhu sedang tetapi banyak, dibandingkan suhu tinggi, tetapi sedikit adalah:
1.Air suhu sedang lebih mudah disimpan dengan laju kehilangan kalor yang relatif lebih rendah ketimbang air suhu tinggi. Untuk menyimpan air suhu sedang tersebut tidak diperlukan sistem isolasi yang sangat bagus. Dengan demikian, sistem isolasi baik pada kolektor pemanas maupun tangki dapat menggunakan low cost material, misalkan plastik. Dengan menggunakan bahan plastik, harga jual produk ke konsumen akhirnya dapat ditekan. Kelebihan dari sisi produksi, penggunaan bahan plastik baik sebagai sistem isolasi pada tangki maupun pada kolektor memungkinkan produksi dilakukan secara massal dengan menggunakan sistem cor (moulding), cetak panas maupun mesin press hidrolis.
2.Konversi radiasi menjadi panas yang memanaskan air akan berjalan dengan laju tinggi pada saat suhu air belum mencapai kesetimbangan termal. Sebagai contoh, dengan luas kolektor 2 meter persegi dan curah intensitas matahari rata-rata 1000 watt/meter persegi selama dari jam 9 pagi sampai 3 sore hari, maka jumlah air hangat yang dihasilkan sampai mencapai 50 derajat celcius akan mencapai setidaknya 300 liter.
Desain Kolektor Sistem Flooding
Berangkat dari logika diatas, dikembangkan desain kolektor dan tangki yang efisien dari material berbahan murah. Desain tersebut menggunakan mekanisme kontak langsung antara penyerap sinar matahari dengan air yang dipanaskan, disebut sebagai sistem flooding. Sistem flooding sangat cocok untuk SWH suhu sedang, tetapi dengan jumlah air yang melimpah.
Kolektor yang kami desain menggunakan pipa-pipa tembaga yang disambung pararel sehingga terbentuk kolom-kolom air. Bagian bawah direkatkan dengan PVC sebagai isolator. Kolom air tersebut bagian dasarnya kemudian ditutup dengan menggunakan pelat PVC yang sekaligus berfungsi sebagai isolator air panas.
Hasil diatas menunjukkan bahwa desain flooding sangat efektif untuk pemanasan air suhu sedang. Hal ini disebabkan persentuhan langsung antara pelat kolektor dengan air. Ini berbeda dengan pada kolektor pada SWH konvensional, dimana radiasi matahari pertama memanaskan pelat datar, dan panas yang terjadi di ruangan dalam kolektor baru diserap oleh pipa-pipa tembaga untuk aliran air.















SWH Dengan Sistem Aktif
Rumah-rumah mewah yang memasang SWH umumnya menggunakan SWH yang bekerja berdasar efek termosifon. Air, jika dipanaskan massa jenisnya akan berkurang dibandingkan dengan ketika dingin. Akibatnya, air hangat akan bergerak pada lapis atas, sedang air dingin menempati bagian bawah. Efek termosifon tersebut menyebabkan air dingin dari lapis bawah tangki bergerak ke dasar kolektor sedang air yang sudah terpanaskan menuju tangki dan menempati bagian atas tangki.

Kelemahan metode termosifon, ialah diperlukan rangka atap yang kuat untuk menahan beban setidaknya sampai 300 kg, atau modifikasi rangka agar mampu menahan beban tersebut. Jelasnya, dengan sistem termosifon seperti SWH yang dijual umum di pasaran, hanya rumah-rumah yang mempunyai struktur rangka kuat yang dapat memasang SWH termosifon tersebut.
Alternatif lain adalah SWH sistem aktif. Pada sistem aktif, tangki ditempatkan di bawah posisi kolektor, misalkan dibawah genteng atau ditumpangkan diatas beton. Dengan cara demikian, berapapun air yang akan dipasankan tidak akan menjadi masalah. Untuk sirkulasi air, maka digunakan pumpa sirkulasi yang memumpa air dari tangki air panas ke kolektor.
Pertanyaan yang muncul, berapa daya pumpa yang diperlukan? Jangan-jangan besar. Kalau begitu, percuma dong menggunakan SWH matahari, tetapi tetap keluar ongkos listrik. Ok, agar jelas, marilah kita hitung berapa daya yang diperlukan oleh pumpa. Misalkan debit pumpa adalah 12 liter per menit, atau 0.2 liter per detik. Bila diasumsikan beda ketinggian antara tangki dan kolektor adalah 3 meter, maka daya yang diperlukan oleh pumpa tersebut, dengan mengasumsikan percepatan grafitasi g= 10 m/detik kuadrat adalah P=0. 2 x 10 x 3 = 6 Watt. Jika efisiensi pumpa adalah 50% (ini mah sudah pumpa yang sangat boros), maka daya yang diperlukan adalah 12 Watt. Daya sekecil ini hanya seukuran dengan daya yang diperlukan oleh lampu hemat energi, sehingga pemakaian pumpa sirkulasi praktis tidak membebani rekening listrik.
Dengan daya sekecil diatas, tidak ada alasan untuk mempermasalahkan penggunaan sistem aktif pada SWH. Dengan sistem aktif dan tangki di bawah atap, maka energi matahari dapat disimpan secara lebih efisien dalam bentuk air hangat yang melimpah (suhu 50 derajat celcius), tanpa ketakutan bahwa atap akan ambruk karena beban berat.
Prinsip Kerja Pemanas Energi Surya

Prinsip kerja pemanas air energi surya jenis thermosyphon adalah sebagai berikut, energi surya memanasi kolektor sehingga air dalam pipa kolektor menjadi panas, air yang panas ini mempunyai massa jenis yang lebih kecil dari air yamg lebih dingin disekitarnya sehingga bagian air yang panas ini merambat ke bagian atas kolektor, masuk dalam tangki penyimpan dan mendesak air yang lebih dingin kebagian bawah tangki penyimpan. Air dingin yang terdesak ini selanjutnya akan keluar dari tangki penyimpan dan melalui pipa aliran air dingin masuk kolektor dari bagian bawah kolektor.Karena sirkulasi air panas dari kolektor ke tangki penyimpan dan air dingin dari tangki penyimpan ke kolektor terjadi tanpa bantuan pompa maka sirkulasi ini disebut sirkulasi natural atau yang lebih dikenal sebagai prinsip thermosyphon.
Air dingin yang masuk kolektor akan dipanasi lagi dengan energi surya yang diterima kolektor. Karena temperatur air dalam kolektor lebih tinggi dari temperatur air yang ada dalam tangki penyimpan maka sirkulasi natural akan terus berlangsung selama kolektor menerima energi surya dan akibatnya air dalam tangki penyimpan tergantung pada energi surya yang diterima kolektor, luas kolektor, banyaknya air dan kualitas bahan isolasi tangki penyimpan ( umumnya air dalam tangki penyimpan dapat mencapai temperatur 600 – 800 C ).

Bagian – bagian Pemanas Air

Energi matahari hanya dapat diperoleh pada cuaca cerah dari pagi sampai sore hari, karenanya alat pemanas air energi surya harus mempunyai efisiensi yang baik dan ukuran yang memadai untuk melayani semua keperluan tertentu, selain itu umumnya pemanas air energi surya dilenkapi dengan tangki penyimpan air panas agar air panas tetap dapat diperoleh pada malam hari. Ada beberapa macam sistem pemanas air dan yang paling banyak dipakai adalah pemanas air tenaga surya system thermosyphon, hal ini disebabkan karena systemnya yang sederhana tetapi efisien. Bagian-bagian pemanas air thermosyphon sbagai berikut :
1.Kolektor surya, pada bagian ini air dipanaskan.
2.Tangki penyimpan, pada bagian tangki penyimpan ini air panas dari kolektor disimpan untuk digunakan pada waktunya, tangki ini diisolasi untuk mencegah agar air dalam tangki tidak cepat menjadi dingin. Posisi tangki penyimpan harus lebih tinggi dari kolektornya (umumnya berjarak 25 – 50 cm).
3.Pipa aliran air panas, pipa ini menghubungkan pipa keluaran (bagian atas) kolektor dengan saluran air panas masuk (bagian atas) tangki penyimpan. Pipa ini harus diisolasi.
4.Pipa aliran air dingin, pipa ini menghubungkan pipa masuk (bagian bawah) kolektor dengan saluran air dingin keluar (bagian bawah) tangki penyimpan. Pipa ini harus diisolasi.
5.Pipa aliran air penyuplai, pipa ini menghubungkan pipa masukan (bagian bawah) tangki penyimpan dengan saluran air penyuplai keluar (bagian bawah) tangki penyuplai.
6.Keran pengeluaran air panas,digunakan untuk mengeluarkan air panas yang akan dipakai. Keran pengeluaran air panas harus berada pada bagian atas tangki penyimpan.
7.Pipa ventilasi, untuk saluran udara keluar, saluran udara ini juga mencegah terjadinya tekanan lebih karena udara atau uap air.

Kolektor surya terdiri dari 4 bagian :
1.Absorber
Absorber terbuat dari pelat tembaga yang dicat hitam, pada pelat absorber ini pipa yang berisi air ditempelkan. Warna hitam merupakan warna yang memiliki daya serap tinggi terhadap energi surya dan air di dalam pipa menjadi panas karena energi matahari ini, temperatur dalam kolektor dapat mencapai 1500 C.
2.Kotak Kolektor
Kotak kelektor terbuat dari kayu yang di dalam terdapat glass wool 4 lapis dan diatasnya ditutup atau dilapisi seng atau plat.Absorber dimasukan dalam kotak kayu yang mempunyai tebal 10-15 cm. Pelat absorber umumnya diletakkan ditengah (5 - 7,5 cm dari dasar kotak) Pada bagian pojok kanan atas dan bagian pojok kiri bawah dilubangi untuk pipa inlet dan pipa outlet
3. Lapisan Isolasi
Lapisan isolasi yang terdiri dari material yang dapat menahan panas keluar dari kolektor diletakkan di dasar kotak dan umumnya mempunyai tebal 5 cm.
Lapisan ini menggunakan glass wool.
4.Tutup Kaca
Tutup kaca berfungsi untuk mempertahankan panas pada kolektor, tebal kaca umumnya 4 – 5 mm.Tutup kaca harus mempunyai sifat meneruskan energi surya ke pelat absorber tanpa terlalu banyak bagian energi surya yang diserap atau dipantulkan oleh tutup kaca tersebut. Selain mempertahankan panas dalam kolektor tutup kaca berfungsi menghindari hilangnya panas karena angin.




BAB 1
HEAT ABSORBER
Umum
Heat Absorber adalah suatu unit yang berfungsi sebagai menyerap panas matahari kemudian panas tersaebut digunakan untuk memanaskan air yang ada di dalam heat absorber tersebut. Heat absorber ini terbuat dari pipa – pipa tembaga yang dipasang secara pararel yang dilas menjadi satu. Penyambungan antar pipa mengunakan las brazing pipa tembaga yang lunak tidak ikut meleleh ketika pengelasan. Bentuk dari heat absorber ini berupa bentangan yang nantinya dipasang miring menghadap sinar matahari. Bentuk seperti ini membantu penyerapan panas karena sifat panas yang yang mudah diserap oleh benda yang berpenampang luas.

Tujuan
Tujuan dari pembuatan heat absorber ini adalah agar mahasiswa dapat :
melaksanakan pembuatan heat absorber itu sendiri secara baik dan benar
melakukan pengelasan terhadap pipa – pipa tembaga secara baik dan benar
merancang pemasangan heat absorber
mengetahui cara mengelas pipa tembaga dengan sistem brazing secara baik dan benar

Alat dan Bahan yang Digunakan
Alat :
Obeng ( - dan + ) - Las bruzing
Tang - Mistar
Palu besi - Siku
Palu karet - Ragum
Palu kayu - Kuas
Kikir - Burring reamer
Pensil - Gunting seng
Pipe cutter - Mesin penekuk seng
Jointer - Barel union
Mesin bor - Kunci inggris
Kunci pipa

Bahan :
Pipa tembaga Ø ¼” - Seal tape
Pipa tembaga Ø ½” - Kaca
Pipa galvanis - Glass wool
Klem - Karet
Fitting elbow - Penyiku
Cat warna hitam - Selang plastik
Thinner - Skrup
Kayu - Drum
Lem - Seng
Paku - Zak / pembungkus
Amplas - Kawat bendrat
Kran - Dempul
Frame

LANGKAH KERJA
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Mengukur pipa sesuai ukuran yang diperlukan
Memotong pipa yang sudah ukur
Sebelum dilas, rangkai dahulu komponen yang sudah dipotong supaya mudah saat dilas
Pipa tembaga dengan diameter ¼ “ dengan panjang masing – masing 60 cm dan jumlah 6 buah pipa dan 2 buah pipa berukuran ½ ” ukuran masing – masing 72 cm .
Selanjutnya lubangi pipa yang berukuran ½ “ dengan jarak yang sama antar lubang, lubang ini berfungsi untuk memasang pipa berukuran ¼“ yang akan disambung berjajar satu sama lain dengan di las.
Setelah pipa ukuran ½ “ semuanya telah dilubangi dengan jarak yang sama antar lubang , pipa – pipa di sambung tersebut di las sehingga membentuk persegi panjang berjeruji jajar.
Untuk proses finishing pada pipa absorber , lakukan pengecatan dengan menggunakan warna hitam,selain warna hitam yang bersifat menyerap panas juga agar pipa absorber tampak rapi dan bagus.
Lakukan pengelasan dahulu pada bagian bingkai ,setelah itu dilanjutkan pada ram-ramnya sehingga komponen tersebut menjadi rangkaian yang kuat dan bisa digunakan.
Cek sambungan rangkaian dengan menggunakan air yang diberi tekanan antara 3 – 5 bar dalam posisi tertutup.
Langkah Selanjutnya adalah membuat box instalasi air panas dengan menggunakan papan kayu dengan ukuran 2 x 15 x 70 (2 buah) dan 2 x 15 x 55 (2buah). Berilah lubang di kedua samping bok tersebut dan kasih alur di atas dan bawahnya untuk tempat kaca dan penutup bawah, serta menyiapkan dudukan untuk instalasi ini
Tutuplah bagian bawah dengan menggunakan glass wool yang dilapisi dengan menggunakan seng yang diperkuat dengan paku agar tidak berubah posisi semula
Pasang penyiku untuk penyangga instalasi pemanas
Pasanglah rangkaian pipa kedalam bok.di atas penyiku dan diikat dengan kawat bendrat. Catlah komponen dengan cat warna hitam, pasang karet ban di alur bagian agar udara panas yang bada didalam box tidak cepat hilang
Tutuplah bagian atas dengan kaca dan agar kaca tidak lepas maka diberi frame yang terbuat dari aluminium yang diperkuat dengan paku, dan pada sela – sela pada kaca dan frame diberi silent, agar air tidak meresap kedalamnya
Pasang stop kran di kedua ujung pipa dan untuk ujung pertama di sambung dengan tangki atap, sedangkan ujung kedua dihubungkan dengan tangki distribusi dengan menggunakan penyambung fitting
Kemudian rangkailah semua bagian instalasi tersebut dengan kuat
Rangkaian siap dilakukan pengujian






















Gambar Kerja


























































Pembahasan Hasil Praktek
Pemotongan pipa dibutuhkan waktu (30 menit), karena pemotongan pipa ini menggunakan pipe cutter 2 buah dan tenaga yang cukup kompeten sehingga waktu (30 menit) itu dinilai cukup untuk mengerjakannya
Membersihkan bram dan mengikir (30 menit), pembersihan ini dilakukan pada pipa yang telah selesai dipotong agar ujung pada pipa tidak tajam dan aman dalam pemakaiannya serta untuk meratakan hasil pemotongannya
Mengelas (120 menit), dalam mengerjakan pengelasan ini harus teliti, karena keunggulan suatu dari instalasi adalah tergantung pada pengelasannya. Jarak benda kerja dengan alat lasnya adalah 3 cm dengan <30º dan sebelum dilas harus diberi dengan bahan tambah yaitu pasta, untuk mempermudah dalam pengelasannya
Membuat box dan dudukan (300 menit), untuk membuat ini diperlukan kayu yang kuat yang beban yang ditanggung cukup besar, dalam pembuatannya juga harus diperhatikan langkah dan keamanannya karena langsung berhubungan langsung dengan mesin, serta dalam pembuatan ini cukup diperlukan waktu 300 menit dengan tanaga yang cukup ahli
Memberi glass wool (10 menit), glass wool adalah suatu bahan yang berbentuk serabut dan berfungsi sebagai peredam suara, penyimpan panas. Bahan ini sangat cocok digunakan untuk bahan tambah penyimpan panas karena bahan mudah menyerap panas dan juga tahan lama
Memasang plat pada bok (30 menit) seng adalah bahan stainlis yang mudah untuk dibentuk sesuai dengan keinginan. Bahan ini sering digunakan sebagai pembungkus glass wool untuk penyimpan air panas
Memasang penyangga untuk instalasi air panas (15 menit), pemasang penyangga ini harus kuat, agar keseimbangan dari instalasi tersebut tetap terjaga serta tidak goyah jika terjadi goncangan dari luar
Memasang rangkaian pipa instalasi kedalam bok (20 menit), pemasangan pipa instalasi harus hati – hati dan sejajar dengan lubang inlet dan out let
Mengecat (15 menit), untuk pengecatan ini dilakukan ditempat yang cukup, agar hasil catnya tidak kotor dan cepat kering, pengecatan dilakukan secara berulang –ulang agar catnya mengkilap dan tebel sehingga cepat menyerap panas
Memasang kaca dan frame serta memberi sillen (30 menit), dalam pemasanngan kaca ini, kaca yang harus dipakai adalah kaca 5mm, karena lebih aman, dan sebelum kaca diberi karet untuk mencegah air yang masuk dari luar yang dilengkapi dengan frame dari plat alumunium, sehingga kaca yang dipasang menjadi kokoh
Memasang stop kran (60 menit)
Memasang pipa galvanis ( menyambung dengan rangkaian pada bok ) (90 menit)
Membuat lubang pada tangki air dingin dan tangki air panas (60 menit)
Mengelas tangki untuk air dingin (20 menit)
Mengelas tangki penyimpan air panas (45 menit)














BAB 2
KOTAK KOLEKTOR
Umum
Kotak kelektor terbuat dari kayu yang di dalam terdapat glass wool 4 lapis dan diatasnya ditutup atau dilapisi seng atau plat.Absorber dimasukan dalam kotak kayu yang mempunyai tebal 10-15 cm. Pelat absorber umumnya diletakkan ditengah (5 - 7,5 cm dari dasar kotak) Pada bagian pojok kanan atas dan bagian pojok kiri bawah dilubangi untuk pipa inlet dan pipa outlet. Kotak kolektor berbentuk prsegi panjang dengan ukuran 90 cm x 75 cm x15 cm tebal kayu 1cm. Pada keliling kotak kolektor dipasang seal karet untuk pemasangan kaca agar kaca tidak goyang dan kontruksi pemasangannya lebih kuat. Dan pada keliling bagian luar kotak kolektor dipasang plat siku untuk menahan kaca dan juga mencegah air hujan masuk pada bagian kotak kolektor .

Tujuan :
Mahasiswa mengetahui cara pembuatan kotak kolektor
Mahasiswa mengetahui bagian – bagian dan fungsi dari kotak kolektor pada pemanas air solar heater
Mahasiswa dapat melaksanakan pembuatan kotak kolektor dengan benar
Mahasiswa dapat merangkai atau memasang kotak kolektor dengan kelengkapan solar heater yang lain

Alat dan Bahan :
Gergaji kayu - Papan kayu tebal 1 cm
Palu besi - Karet ban
Kikir - Kaca tebal 4mm
Amplas - Lem alteco
Mistar - Paku kecil
Plat atau seng - Kawat bendrat
Besi siku - Cat hitam
Siku allumunium - Baut kayu
Bor listrik - Mata bor

Langkah Kerja
Siapkan alat dan bahan
Potong papan sesuai ukuran pada gambar kerja
Berilah coakan pada salah satu sisi pada tiap papan
Buatlah kotak terbuka dengan salah satu sisi ditutup dengan triplek sebagai alas
Setelah kotak jadi isilah kotak tersebut dengan glass wool dengan ketebalan sekitar 7 cm
Pasanglah plat seng yang sudah ditekuk sesuai bentuk kotak sebagai penutup glass wool dengan kedalaman setengah dari tinggi kotak dengan cara dipaku dengan paku ukuran kecil
Buatlah dua lubang pada sisi samping yang berdekatan dengan sudut secara beseberangan (lebar lubang sesuai dengan pipa ukuran ½ inchi)
Catlah kotak tersebut dengan cat warna hitam
Setelah kering berilah lapisan karet pada coakan yang telah dibuat, gunakan lem sebagai perekat
Pasanglah rangkaian pipa tembaga yang sudah dicat kedalam kotak, tempatkan inlet dan outlet sesuai dengan lubang yang dibuat
Gunakan besi siku untuk menahan pipa agar tidak goyah
Ikat pipa dengan siku menggunakan kawat bendrat
Pasanglah kaca sebagai penutup terakhir
Sebagai penahan kaca agar tidak jatuh gunakan siku allumuiun mengelilingi kaca
Bersihkan kotak dan lanjutkan membuat tangki
Gambar Kerja





























































































Kesimpulan

Dalam pembuatan kotak kolektor ini yang perlu diperhatikan adalah masalah ukuran satu komponen dengan yang lain. Misal dalam pemotongan seng penutup glasswool. Agar bisa masuk dengan pas maka ukurannya dikurangi 2 – 4 mm. Jika tidak hati – hati dalam mengukur maka yang akan terjadi adalah seng tidak dapat masuk sehingga perlu diganti lagi. Penggantian dilakukan karena sifat seng yang sudah ditekuk susah untuk dikembalikan seperti semula. Kalaupun bisa hasilnya akan jelek sehingga nilai keindahannya jadi berkurang.

Hal lain yaitu cara mamasukka pipa kedalam kotak. Agar pipa bisa masuk maka lubang dibuat perlu dipotong pada bagian tengahnya. Setelah pipa masuk potongan kayu tadi dipasang lagi menggunakan lem.

Agar tidak terlalu makan banyak waktu berhati – hatilah bekerja pada benda kerja yang sudah dicat. Karena bila catnya mengelupas kita harus mengecat ulang, hal ini menjadikan pekerjaan tidak efisien karena banyak waktu terbuang untuk mengecat hingga cat menjadi kering.

BAB 2
MEMBUAT TADON AIR DINGIN
Umum
Tangkai penyuplai dapat dibuat dari tangki drum besi atau plastic tapi pipa penghubung ke tangki penyimpanan sebaiknya dan seharusnya menggunakan pipa yang bersifat tahan panas (pipa besi atau tembaga ), pada tangki penyuplai terdapat inlet dan outlet jadi harus dipasang sambungan ( nepel ) inlet dari tandon air ( sumur ) ouolet menuju tangki penyimpanan air panas. Kapasitasnya boleh lebih besar atau sama dengan tangki penyimpanan agar pengisian tangki penyuplai tidak terlalu sering.
Tangki penyuplai tidak prlu diisolasi tapi harus tahan terhadap cuaca luar, bagian atas tangki harus ditutup agar tidak kemasukkan kotoran dan air hujan.posisi tangki pnyuplai harus lebih tinggi dari tangki penyimpanan atau dapat juga diletakkan diatas tangki penyimpanan air panas.

Tujuan :
1.Mahasiswa dapat merancang pembuatan tandon air dingin untuk instalasi air panas solar heater
2.Mahasiswa dapat mempraktekan pembuatan tandon air dingin pada instalasi pemanas air solar heater
3.Mahasiswa dapat memasang tandon air dingin pada instalasi solar heater


Alat dan Bahan
Obeng ( - dan + ) - Tang
Kunci pipa - Palu besi
Palu karet - Kunci inggris
Palu kayu - Barel union
Kikir - Mesin bor
Pensil - Jointer
Pipe cutter - Mesin penekuk seng
Las bruzing - Gunting seng
Mistar - Burring reamer
Siku - Kuas
Ragum - Kran
Pipa tembaga Ø ¼” - Frame
Pipa tembaga Ø ½” - Kawat bendrat
Pipa galvanis - Seng
Klem - Drum
Fitting elbow - Skrup
Cat warna hitam - Selang plastik
Thinner - Penyiku
Kayu - Glass wool
Lem - Kaca
Paku - Seal tape
Amplas

Langkah Kerja
1.Siapkan alat dan bahan : tangki, las brazing, nipple.
2. Tangki dilubangi 2 lubang untuk :
a.Pipa dari inlet dari sumber
b.Pipa dari outlet ke kolektor.
3.Pasang nipple pada lubang kemudian dilas brazing
4.Agar tangki penyimpanan terlindung dari hujan pada bagian atas dipasang pelindung (atap) agar air hujan dapat langsung turun ke bawah tidak menggenang di tangki tersebut.
Setelah tangki penyuplai dan semua bagian solar water heater selesai bagian-bagian tersebut siap dirangkai/diinstalasi.
Gambar Kerja










































Kesimpulan

Dalam sistem pipa ganda tekanan air pada peralatan plambung tidak banyak berubah, karena hanya terpengaruh oleh tinggi rendahnya muka air dalam tangki atas. Sedangkan dalam sistem pipa tunggal, tekanan air pada peralatan plambing akan bertambah pada waktu pompa bekerja mengisi tangki. Dalam sistem ini ukuran pipa ditentukan berdasarkan pengalioran air dari tangki atas ke peralatan plambing. Dan bukan didasarkan pada waktu pengisian tangki dengan pompa.
Beberapa hal yang prlu diperhatikan dalam perancangan sistem pipa:
1.Sistem manapun yang dipilh , pipa harus dirancang dan dipasang sedemikian rupa sehingga udara manapun air kalau perlu dapat dibuang/ dikeluarkan dengan mudah.
2.Pipa mendatar pada sistem pengaliran ke atas sebaliknya dibuat agak miring ke atas (searah aliran), sedang pada sistem pengaliran kebawah dibuat agak miring kebawah. Kemiringannya sekitar 1/300
3.Perpipaan yang tidak merata, melengkung keatas atau melengkung kebawah, harus dihindarkan. Kalau akibat sesuatu hal tidak dapat dihindarkan (misalnya ada perombakan gedung) hendaknya dipasang katub pelepas udara.
4.Harus dihindarkan membalik arah aliran. Misalnya, pipa cabang tegak akan melayani daerah di atasnya pipa utama mendatar, tetapi penyambungannya diarahkan ke bawah lebih dahulu.










BAB 3
MEMBUAT TANDON AIR PANAS

Umum
Karena volume air akan berubah dengan berubahnya temperatur air tersebut, maka diperlukan suatu bagian peralatan yang dapat menampung perubahan yang dapat menampung perubahan volume tersebut. Biasanya dipasang pipa ekspansi atau tangki ekspansi pada tangki penyimpanan/pemanas atau ketel pemanas.

1. Jenis terbuka
Jenis ini dapat berupa suatu pipa yang dipasang khusus dari pemanas keatas sampai kesuatu tangki diatap yang terbuka( tekanan muka air sama dengan tekanan udara sekelilingnya).cara ini juga dapat “melepaskan” udara yang terpisah dari air dalam pemanas ,menggelembung melalui pipa tersebut ke dalam tangki di atap tadi. Pipa ekspansi tersebut diatas harus dipasang khusus dan terpisah dari pipa-pipa lainnya dan tidak ada katup yang dipasang pada pipa tersebut.

Ketinggian pipa ekspansi tersebut harus cukup agar tidak terjadi air panas meluap dari pipa atau tangki diatap tadi,apabila dipasang suatu tangki ekspansi maka pada tangki tersebut perlu dilengkapi dengan pipa pengisi (air dingin), pipa peluap, pipa penguras, dan pipa ven.pada dasarnya kapasitas tangki ekspansi dihitung berdasarkan volume seluruh air panas yang berada dalam sistem termasuk tangki penyimpanan, dan berdasarekan pemuaian air akibat perubahan temperatur dari air dingin menjadi air panas. Secara kasar dapat diperkitakan volume tangki ekspansi sebesar 10% dari tangki penyimpanan atau pemanas.
Dalam beberapa kasus tangki ekspansi merangkap pula sebagai tangki pengisi alat pemanas, sehingga volumenya harus diperhitungkan sebagai volume tangki pengisi sesuai kebutuhan air panas.

1.Tangki ekpansi jenis tertutup dan katup pengaman
Pipa ekpansi sulit dipasang dalam keadaan – keadaan berikut :
Dalam sistem pemyediaan air sambungan langsung
Dalam sistem dengan tangki tekan
Dalam sistem penyediaan air setelah melewatikatup reduser tekanan
Alat pemanas dipasang sangat jauh dari sumber air dingin seperti tangki atap yang cukup tinggi
Dalam keadaan tersebut di atas dipasang tangki ekspansi tertutup dan udara dalam tangki tersebut akan menyerap perubahan volume air akibat perubahan temperatur. Perlu pula dilenkapi dengan katup pengaman pada alat pemanas.

Konstruksi dan Kapasitas Alat dalam Sistem
Jenis Alat
1. Alat pemanas
Alat pemanas sesaat
Alat pemanas jenis ini tidak mennyimpan air panas, dan biasanya menggunakan gas atau listrik sebagai sumber panas. Laju aliran air dingin yang masuk kedalam pemanas sama dengan kebuuan puncak air panas.
Ketel air panas satu jalan
Dalam ketel semacam ini, air masuk kedalam suatu rangkaian pipa dalam ruangan ketel dan keluar sebagai air panas. Hanya ada sejumlah kecil air yang tersimpan, didalam rangkaian pipa itu sendiri. Sebagai sumber air panas digunakan gas atau minyak bakar. Banyak digunakan untuk pemanas dalam pabrik – pabrik, tetapi jarang untuk gedung biasa.
Tangki pemanas untuk air minum
Biasanya jenis ini dipasang dalam kantor untuk penyediaan air panas untuk membuat minuman, pada tempertur 80° sampai 90°C.
Tangki air panas
Pemanas air jenis ini berfungsi pula sebagai tangki penyimpan dan sebagai sumber panas ada yang menggunakan gas, minyak bakar atau listrik.
Pemanas lainnya
Disamping pemanas dari jenis – jenis yang telah dibahas di atas, ada babarapa jenis lagi yang khusus :
Pemanas air bak mandi kombinasi
Pemanas listrik yamg direndam langsung dalam bak mandi
Pemanas dengan menyemprotkan dengan uapuntuk meredam suaragemuruh akibat terbentuknya gelembung-gelembung

Tangki penyimpan air panas
Penggunaan air panas dalam sehari berubah ubah, denagn perbedaan yang cukup besar aqntara laju aliran maksimum dan minimum. Agar supaya perlu disediakan pemanas dengan kapasitas pemanas yang terlalu besar, maka proses pemanasan dilakukan untuk jangka waktu yang lebih lama dan jumlah air yang dibutuhkan selama kebutuhan jam puncak disediakan dalam tangki penyimpan.

4. Tangki penukar kalor
Pemansas jenis ini disebut juga penukar kalor tidak langsung. Dimana air dipanaskan oleh uap panas atau air sangat panas.

PERALATAN YANG DIGUNAKAN
Obeng ( - dan + ) - Burring reamer
Tang - Kunci pipa
Palu besi - Barel union
Palu karet - Kunci inggris
Palu kayu - Mesin bor
Kikir - Jointer
Pensil - Mesin penekuk seng
Pipe cutter - Gunting seng
Las bruzing - Kuas
Mistar - Ragum
Siku - Seal tape
Pipa tembaga Ø ¼” - Frame
Pipa tembaga Ø ½” - Kawat bendrat
Pipa galvanis - Zak / pembungkus
Klem - Seng
Fitting elbow - Drum
Cat warna hitam - Skrup
Thinner - Selang plastik
Kayu - Penyiku
Lem - Karet
Paku - Glass wool
Amplas - Kaca
Kran


















BAB 4
MENENTUKAN LOKASI DAN POSISI SOLAR WATERHEATER

5.1 TUJUAN
Diharapkan mahasiswa dapat :
1.Mengetahui urutan pemasangan instalasi solar water heater
2.Mengetahui bagian-bagian instalasi solar water heater
3.Memasang instalasi solar water heater
4.Membuat instalasi solar water heater


5.2 TEORI DASAR
Energi matahari hanya dapat diperoleh pada cuaca cerah dari pagi sampai sore hari, karenanya alat pemanas air energi surya harus mempunyai efisiensi yang baik dan ukuran yang memadai untuk melayani semua keperluan tertentu, selain itu umumnya pemanas air energi surya dilenkapi dengan tangki penyimpan air panas agar air panas tetap dapat diperoleh pada malam hari. Ada beberapa macam sistem pemanas air dan yang paling banyak dipakai adalah pemanas air tenaga surya system thermosyphon, hal ini disebabkan karena systemnya yang sederhana tetapi efisien. Bagian-bagian pemanas air thermosyphon sebagai berikut :
1.Kolektor surya, pada bagian ini air dipanaskan.
2.Tangki penyimpan, pada bagian tangki penyimpan ini air panas dari kolektor disimpan untuk digunakan pada waktunya, tangki ini diisolasi untuk mencegah agar air dalam tangki tidak cepat menjadi dingin. Posisi tangki penyimpan harus lebih tinggi dari kolektornya (umumnya berjarak 25 – 50 cm).
3.Pipa aliran air panas, pipa ini menghubungkan pipa keluaran (bagian atas) kolektor dengan saluran air panas masuk (bagian atas) tangki penyimpan. Pipa ini harus diisolasi.
4.Pipa aliran air dingin, pipa ini menghubungkan pipa masuk (bagian bawah) kolektor dengan saluran air dingin keluar (bagian bawah) tangki penyimpan. Pipa ini harus diisolasi.
5.Pipa aliran air penyuplai, pipa ini menghubungkan pipa masukan (bagian bawah) tangki penyimpan dengan saluran air penyuplai keluar (bagian bawah) tangki penyuplai.
6.Keran pengeluaran air panas,digunakan untuk mengeluarkan air panas yang akan dipakai. Keran pengeluaran air panas harus berada pada bagian atas tangki penyimpan.

Prinsip kerja pemanas air energi surya jenis thermosyphon adalah sebagai berikut, energi surya memanasi kolektor sehingga air dalam pipa kolektor menjadi panas, air yang panas ini mempunyai massa jenis yang lebih kecil dari air yamg lebih dingin disekitarnya sehingga bagian air yang panas ini merambat ke bagian atas kolektor, masuk dalam tangki penyimpan dan mendesak air yang lebih dingin kebagian bawah tangki penyimpan. Air dingin yang terdesak ini selanjutnya akan keluar dari tangki penyimpan dan melalui pipa aliran air dingin masuk kolektor dari bagian bawah kolektor.Karena sirkulasi air panas dari kolektor ke tangki penyimpan dan air dingin dari tangki penyimpan ke kolektor terjadi tanpa bantuan pompa maka sirkulasi ini disebut sirkulasi natural atau yang lebih dikenal sebagai prinsip thermosyphon.
Air dingin yang masuk kolektor akan dipanasi lagi dengan energi surya yang diterima kolektor. Karena temperatur air dalam kolektor lebih tinggi dari temperatur air yang ada dalam tangki penyimpan maka sirkulasi natural akan terus berlangsung selama kolektor menerima energi surya dan akibatnya air dalam tangki penyimpan tergantung pada energi surya yang diterima kolektor, luas kolektor, banyaknya air dan kualitas bahan isolasi tangki penyimpan ( umumnya air dalam tangki penyimpan dapat mencapai temperatur 600 – 800 C ).

Setelah komponen – komponen sistem solar water heater ( kolektor, tangki penyimpan air panas , tangki air dingin ( penyuplai ) selesai dibuat maka untuk mengintalasi komponn – komponen tersebut beberapa hal yang prlu diperhatikan adalah :
1.Sistem pemanas air sebaiknya diletakkan didekat tempat yang memrlukan air panas ( tempat cuci, dapur , kamar mandi , dll)
2.Sistem pemanas air sebaiknya dletakkan di dekat sumber air untuk mempermudah pngisian tangki penyuplai.
3.Sistem pemanas air sebaiknya diletakkan di tempat terbuka sehingga enrgi surya tidak terhalang oleh pohon dan bangunan tinggi.
4.Arah kolektor harus memperhatikan jalur matahari dari terbit sampai terbenam . Untuk daerah yang terletak di selatan katulistiwa arah kolektor diarahkan ke utara , sementara untuk daerah yang terletak diutara katulistiwa arah kolektor di arahkan ke selatan,sedangkan kemiringan kolektor dibuat antara 300 - 750 trhadap permukaan tanah.

Setelah mempertimbangkan hal tersebut maka system solar water heater siap dipasang dan digunakan.


5.3 ALAT DAN BAHAN
- Pipe cutter - Tabung las dan bender
- Palu + Paku - Tang kombinasi
- gutting platkikir - Penggaris
- Ragum - Penggores
- Pemotong kaca - spidol
- Gergaji - Cat hitam
- Alteco - Kuas
- Dempol - Seal karet
- Nipple - Pipa tembaga
- Knee - Korek
- Selotip - Elektroda + Borak
- Glass wool - seng
- Kayu - Wrench
- Kunci pipa - podium
- selang - kawat


5.6 KESELAMATAN KERJA
1.Berdoa sebelum bekerja
2.Memakai wearpack.
3.Gunakan alat sesuai dengan fungsi
4.Tanyakan instruktur jika mengalami kesulitan.
5.Jangan bergurau saat bekerja.
6.Kembalikan alat pada tempatnya setelah selesai bekerja .

5.7 LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan
2. Membuat absorber
3. Membuat kotak kolektor
4. Memasang absorber ke kotak kolektor.
5. Membuat tangki penyimpan
6. Membuat tangki penyuplai
7. Menginstalasi bagian-bagian solar water heater
8. Menguji instalasi solar water heater
9. Menentukan lokasi solar water heater


Gambar Kerja


























Penempatan kolektor yang tepat dengan sudut kemiringan 30 – 37 o menghadap matahari

BAB 5
DAFTAR PEMERIKSAAN

Pengendalian Kualitas Air

Air di dalam tangki penyimpanan air panas biasanya dijaga pada temperatur 55 sampai 60˚C sehingga sebagian dalam tangki atau pipa air panas akan cenderung mudah berkjarat. Jelaslah, bahwa pada waktu pemeriksaaan, peril perhatian khusus untuk mengerahui apakah ada gejala berkarat pada bahan tangki dan pipa air panas.
Dalam pipa penyimpoanan air poanas kecil kemungkinan adanya pencemaran oleh bakteri patogen, karena temperatur air yang cukup tinggi. Hal lain yang perlu diperiksa adalah temperatur air,ph,kekeruhan, kromantisan, rasa dan bau.

Peralatan dan perlengkapan instalasi yang berhubungan dengan air panas dan dibuat dari timah hitam,tembaga,besi atau baja,mangan dan seng,perlu diberi perhatian khusus pada waktu pemeriksaan,bahkan baja yang dikatakan sebagai “tahan karat” (stainlist steel), yang pada masa belakangan ini banyak igunakan terutama untuk instalasi air panas, perlu diperiksa mengenai gejala berkarat sebagaiakibat tegangan yang timbul (gejala ini sering dinamakan stress corrosion).











Kadar sisa klorin sering menunjukan nilai yang lebih rendah, kalau dilakukan poemeriksaan dengan kondisi yang samaseperti pada kondisi air dingin.penilaian harus dilakukan untuk keseluruhan sistem, yaitu air dingin dan air panas.
Kalau ada salah satu aspek pemeriksaan menunjukan hasil yang tidak normal, maka seluruh sistem air panas perlu diperiksa untuk menyimpulkan penyebabnya, dan kemudian segera diambil langkah perbaikan seperlunya. Hasil perbaikan selalu harus dicacat/direkam dalam buku pemeliharaan, untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan pada kegiatan pemeriksaaan berikutnya.

Pengatur temperatur panas air
Pemanas air biasanya diatur agar dapat menyediakan air panas masuk pipa pada temperatur sekitar 55˚ sampai 60˚ C. Secara umum dapat dikatakan kalau temperatur air panas terlalu tinggi, kerugian yang timbul akibat kehilangan kalor melalui dinding – dinding pipa dan tangki akan bertambah besar. Di samping itu bertambah pula bahaya terhadap pemakai air panas.
Pertimbangan inilah yang menyebabkan mengapa pengatur temperatur air panas perlu diperiksa baik – baik.

Pemeriksaan Atas Pipa
Mencegah Celah Udara
Seperti halnya dalam instalasi air dingin, maka pada beberapa peralatan dalam instalasi air panas perlu pula dijaga adanya celah udara untuk mencega masuknya air kotor kedalam sistem air panas akibat aliran balik. Ukuran celah udara ini sama dengan yang di syaratkan bagi instalasi air dingin
3.3.2 pemeriksaan kebocoran dan karat
Pemeriksaan berkala perlu dilakukan untuk mengetahui lebih dini kemungkinan gejala karat dan kebocoran dalam sistem air panas. Hala ini untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang berbahaya karena menyangkut air panas. Kebocoran air biasanya terjadi pada sambungan pipa dengan pipa, pipa dengan peralatan plambing, bagian pipa yang semakin tipis karena termakan karat. Juga bisa timbul pada bagian pipa atau sambungan yang rusak yang berlebihan.
Korosi juga timbul, tidak hanya disebabkan oleh bahannya, tapi oleh factor kimiawi dari sifat airnya (misalnya pH dan karbon bebas) dan factor fisik (misalnya temperatur dan laju aliran air)
Pada umumnya pipa dari baja-karbon dan tembaga banyak digunakan untuk air panas. Gejala korosi akan meningkat dengan makin tingginya temperatur air, sehingga perlu perhatian khusus pada pH air, kadar oksigen ,serta kecepatan aliran.

Pemeriksaan Laju Aliran dan Tekanan Air
Dibandingkan sistem penyediaan air dingin, maka pada sistem penyediaan air panas adanya penyimpangan pada laju aliran dan tekanannya lebih mudah menimbulkan kecelakaa. Oleh karena itu,pemeriksaan berkala atau laju aliran dan tekananair panas mutlak perlu.

Pemeriksaan Atas katup
salah satu syarat yang diinginkan dalam instalasi air panas adalah agar temperaturnya dapat dijaga seragam dalam seluruh sistem. Dalam pemeliharaannya perlu ditinjau sistem pipa secara keseluruhan. Karena pemeriksaan dari luar saja sulit, maka pada sistem pipa tegak pipa penyediaan air panas dipasang katup pemisah dan pada setiap ujung akhir pipa

Pemeriksaan Atas Penggantung/Penumpu Pipa
Seperti halnya pada sistem pipa air dingin, penggantug dan penumpu pipa air panas perlu mendapat pemeriksaan yang teratur, terlebih lagi adanya tumpuan – tumpuan khusus untuk pipa air panas karena pipa tersebut harus dibungkus dengan bahan isolasi.

Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar